21. On Tears

5.8K 364 28
                                    

Kalian bebas mengumpat di Chapter ini
Kata mami kalian 25 chapter cukup??
Tapi kalau saya, belum bisa menebak.

Song Recommended : Adele - Love in the dark



Tiada hentinya Jeno mengumpat setelah, —melihat sebuah brankar di tempati oleh suami kesayangannya. Jaemin, terbaring lemah dengan katup oksigen yang menutup hidungnya.

Hanya embun pernafasan pada katup yang bisa Jeno lihat, serta perut Jaemin yang kembang kempis dan tampak di lekatkan beberapa peralatan medis di sana.

Jeno menunggu kehadiran seorang dokter untuk memberinya penjelasan. Karena Jeno tidak percaya dengan tutur kalimat yang di lontarkan oleh Winwin melalui teleponnya.

Pintu ruang kamar Jaemin terbuka, menampilkan sosok yang di tunggu-tunggu olehnya.

"Tuan Jeno Antonio, ikut saya ke ruangan"

Langkah dokter itu sangat lebar, Jeno membuntutinya dengan perasaan tidak karu-karuan. Meninggalkan Winwin yang tidak ada hentinya menangis du temani olwh Renjun dan Haechan.

Karena mereka berdua lah yang membawa Jaemin ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis terkait sakit perutnya yang nyaris membuat Jaemin pingsan di tempat.

Dengan sorot mata sayu nya, lidah Jeno terasa kelu untuk bertanya. Indera pendengaran nya yang tajam sangat sensitive dengan hal-hal yang bisa menggores hati kecilnya.

"Saya Dokter Haruto, dokter kepercayaan keluarga Na sejak lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya Dokter Haruto, dokter kepercayaan keluarga Na sejak lama. Perlu saya tanyakan, apakah sebelumnya Nana pernah jatuh??"

Jeno menggeleng. "Tidak, hanya saja saya mengangkat tubuhnya pagi ini"

"Baiklah,," dokter Haruto menggigit pipi dalamnya beberapa saat seraya menata bait kata yang akan ia loloskan.

"Di usia kandungannya yang masih muda, abortus bisa terjadi kapan saja. Entah itu seorang male pregnant atau wanita pada umumnya. Menurut hasil tes yang saya amati siang ini,—saya menemukan sebuah luka lebam pada lutut dan juga dada yang seperti nya ia gunakan untuk menahan gravitasi yang gagal"

Sangat sulit bagi Jeno menyaring perkataan dokter, bulir air sudah menggenang memenuhi pelupuk matanya

"Saya tau, ini sangat berat di terima. Karena bayi di dalam perutnya tidak bisa berkembang lagi, atau abortus telah menimpa si pengandung. Saya harap, operasi pengangkatan janin bisa di lakukan setelah ini"

"Apakah tidak ada jalan lain?? Saya menginginkan suami dan bayi saya selamat  !!" Jeno menyela cepat dengan nada parau nya.

Haruto tersenyum pasrah. "Hanya itu yang bisa saya lakukan demi kebaikan Nana dan rahimnya"

I am Binal 2 || NOMIN ( Beda Versi ) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang