21. Memulai proyek

247 18 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






  Setelah melakukan ujian kelulusan terlebih dahulu Kenzo resmi lulus duluan dari SMA Telaga Biru dan sehari setelah kelulusannya pemuda itu langsung terbang ke negeri Kincir Angin karena urusan perushaan cabang nya yang akan  berdiri di sana. Berakhir untuk beberapa hari kedepan Arlo akan kehilangan sosok Abang di hari-hari nya. Meskipun masih ada Ezio namun bagi Arlo Ezio adalah sosok asing yang tinggal satu atap dengan nya.

Arlo menghela nafas pelan sambil menyendok sereal nya tak minat di meja makan pada pagi hari. Bunda yang melihat putra bungsu cantik nya yang terlihat lesu mengelus kepalanya dan bertanya dengan lembut.

"Sayang nya bunda kenapa? Kok mukanya kelihatan sedih"-tanya Bunda khawatir

"Arlo kangen bang Kenzo bunda~"-jawab Arlo yang benar-benar sedih dan tak mood melakukan apapun

Bunda tersenyum mengerti dan mengelus sayang kepala Arlo agar menenangkan anak tersebut. "Kan Arlo tau bang Kenzo nya lagi ngurus perusahaan di sana dan udah tanggung jawab bang Kenzo juga sebagai anak sulung sayang, dia ingin membuktikan jika dia bisa melampaui ayah, jangan sedih ok kan masih ada bang Ezio"-ucap bunda sekiranya Arlo mengerti

Sedangkan Arlo cuma bisa tersenyum miris akan nama sosok yang di sebutkan bunda.  "Tapi bang Ezio bukan milik Arlo bunda~"

.

.

My

Dear

.

.

Sama seperti beberapa hari sebelumnya alasan Arlo kemusuhan dengan motor Vespa pink nya membuat dirinya kini di antar jemput oleh supir pribadi bunda nya.

"Terimakasih pak Jojo"-ucap Arlo berterimakasih

"Iya den, entar kalau pulang minta jemput kabarin aja yah"-pesan pak Jojo sambil tersenyum lembut ke Arlo sosok tuan muda yang begitu dia sayangi

"Siap pak Jojo, pak Jojo hati-hati pulang nya yah, dadah pak Jojo~"-pamit Arlo yang dadah-dadah dengan pak Jojo lalu berlalu masuk ke pekarangan sekolah

Arlo berjalan tenang di Koridor sekolah tanpa mempedulikan sekitar nya dia masih sedih di tinggal abang tersayang nya ke luar negeri. Hari ini dan untuk satu minggu kedepan Arlo bakal tak masuk kelas karena dia akan menghabiskan waktunya di ruang sains untuk menciptakan penemuan teknologinya untuk lomba yang tak lama lagi.

Setelah sampai di depan pintu ruang sains Arlo masuk perlahan tanpa mengetuk dan dapat dia lihat di dalam sana punggung seorang pemuda berkemeja biru muda yang tak lain dan tak bukan adalah pak Caka.

"Morning pak Caka"-sapa Arlo ceria sambil duduk di salah satu kursi

Pak Caka mendengarkan sapaan dari seseorang pun membalikkan badannya dan tersenyum membalas senyuman Arlo.

"Morning Too Arlo, bagaimana apakah kamu sudah siap untuk memulainya?"-ucap pak Caka yang berjalan mendekati Arlo dan berdiri di depan Arlo yang duduk

Arlo menganggukkan kepalanya pasti. "Arlo siap pak muehehehe"-balas Arlo ceria

Senyum pak Caka tak bisa di samarkan ketika sudut nya bibir nya tak bisa menahan untuk tidak tersenyum, pak Caka menyingkir ke samping memperlihatkan Arlo ke arah meja besar persegi panjang yang sudah tersusun suku cadang yang dikirim dari perusahaan Kenzo dan alat-alat lain nya.

"Semangat Arlo saya yakin kamu pasti berhasil!"-semangat pak Caka

"Eum!"-angguk yakin Arlo yang begitu lucu dimana rambutnya ikut bergoyang ketika mengangguk

.

.

My

Dear

.

.

Sampai istirahat kedua di jam 2 siang Arlo masih betah di ruang sains seorang diri tanpa peduli keadaan di luar lagi, bahkan Arlo tak berniat ke kantin sebab sudah bawa bekal dari bunda, dua susuk kotak, bekal cemilan, dan satu litar air putih, jadi Arlo aman.

Arlo terlalu pokus kepada proyek sains bernama Homme nya yang bakal dia ciptain ini. Homme adalah robot yang akan membantu kehidupan manusia, berukuran kecil yang sangat mudah peletakan nya, dan tak terlalu ribet untuk membuat bagian-bagian tubuh nya. Yang sulit adalah program kerja Homme yang mengimput jaringan secara otomatis dan program friends otomatis yang Arlo selipkan agar pemilik Homme beruntung memiliki nya.

Dengan hati-hati Arlo memanaskan cip cip kecil dengan solder dan melakukannya dengan perlahan agar tak berimbas kepada nya.

Benar-benar sulit bagi Arlo pada awalnya namun teringat akan taruhan nya dengan sang ayah membuat nya tak ingin menyerah dan akan membuktikan sebagai putra bungsu keluarga Grayson.

Sedangkan itu beberapa kali HP Arlo berbunyi yang letaknya di meja agak jauh dari meja kerja proyek Arlo. Arlo tak sempat lagi untuk bermain ponsel ralat dia lupa akan ponsel nya sendiri, tak hanya itu selain ponsel yang di lupakan Arlo juga melupakan kehidupan di luar ruang sains saking pokus nya.

Fyhhh~

Hingga pada akhirnya di kala rasa penat itu datang Arlo berhenti sejenak dimana dia kembali merasakan perasaan rindu akan abangnya yang berada di luar negeri, mungkin untuk beberapa hari kedepan Arlo bakal gamon akan kepergian Kenzo.

"Pengen cari pengganti bang Kenzo, tapi gk nemu sosok ternyaman itu"-gumam Arlo sok dramatis kyk di indosiar-indosiar

Galau dia tuh...




















Untuk chapter selanjutnya bakal ada tambahan cats baru lagi 🤭

Teruntuk Arlo tetap semangat yah kamu pasti bisa membuktikan nya.



⋆ ˚。⋆୨୧˚TBC˚୨୧⋆。˚ ⋆

Arlo My DearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang