9. Mading

321 19 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sesampainya dikelas Kindi dan Lina yang membawa Arlo yang tidak bisa dikatakan baik-baik saja pun mendudukkan laki-laki cantik itu di kursinya. Beralih Lina mengambil tisu basah yang biasa dia bawa olehnya dan buru-buru melap bagian tubuh Arlo yang kena kuah bakso termasuk wajahnya juga.

Akibat kuah bakso yang di siramkan oleh Alex kulit Arlo jadi memerah karena efek kepanasan. Sedangkan Kindi sibuk menanyai teman sekelas yang ada di kelas apakah mereka membawa seragam cadangan namun tak ada yang memiliki seragam cadangan.

Arlo tak menangis setelah apa yang terjadi justru di otak nya kini mulai memikirkan bagaimana caranya membalas orang-orang yang menyakitinya agar lebih menyakitkan diterima mereka.

"Seriusan gk ada gitu dari kalian yang punya seragam cadangan, genting banget ini?!"-tanya Kindi

"Serius Kindi, kami juga sama khawatir nya kyk elo liat Arlo yang terluka gini"-ucap Angel yang wajahnya menatap Arlo khawatir

"Gw benar-benar gk habis pikir, gila!mereka kan pasti tau Arlo tuh amnesia, tapi mengapa mereka begitu kejam kepada Arlo kita"-kesal Kevin yang berwajah garang

"Apalagi gw anjirr, denger ucapan bang Ezio tadi bisa-bisa nya dia begitu kejamnya, Arlo yang malang"-sendu Tio sambil menatap ke arah Arlo

"Guys ada yang punya obat luka bakar gk?"-tanya Lina tiba-tiba karena kulit Arlo yang memerah ini musti di kasih obat takutnya melepuh

Kompak Angel, Kevin, dan Tio yang merupakan teman sekelas mereka menggeleng karena memang mereka gk punya, tau deh sama teman sekelas yang lain yang masih di luar.

Tiba-tiba pintu kelas terbuka dimana ada Gio ketua kelas dan Sisi bendahara kelas diikuti oleh teman sekelas yang lain. Gio dan Sisi berjalan mendekati Arlo yang dimana Gio menyodorkan seragam yang masih baru dimana masih terbungkus rapi di dalam pelastik, lalu Sisi yang memberikan salep luka bakar.

"ganti baju dulu, ini seragam baru titipan dari bang Kenzo"-beritahu Gio yang dimana Arlo mendongak untuk melihat seragam itu dengan tatapan terharu nya

"Guys pinjam punggung kalian buat ngelindungin Arlo ganti baju"-seru Sari yang dengan segera beberapa teman sekelas berbaris melindungi Arlo agar bisa ganti baju

"Tahan dulu yah guys, aku sama Lina mau pakein salep dulu di kulit Arlo yang terlindung baju"-ucap Sisi yang di angguki mereka

Sebenarnya Arlo malu membuka baju nya di hadapan Lina dan Sisi tapi mau bagaimana lagi niat mereka baik menolong dirinya. Dengan perlahan Arlo melepaskan kancing baju nya dan terpampang lah tubuh mulus bagai tubuh seorang gadis, Lina dan Sisi menutup kedua mulut nya terpukau.

"Arlo badan kamu kyk cewe ih, mulus amat"-kagum Sisi yang berucap tanpa sadar

"Sisi plis cepetan obatin Arlo"-ucap Dimas yang berdiri membelakangi Arlo guna melindungi

"Eh sorry sorry ayo lin olesin"-ucap Sisi yang di angguki oleh Lina

Kedua gadis itupun mengoleskan salep luka bakar ke kulit Arlo yang diam dengan ekspresi wajah berubah-ubah ketika merasakan sensasi dingin dari salep.

"Eunhh~"-erang Arlo merasakan efek salep tersebut

Seketika seisi kelas terdiam ketika mendengarkan erangan Arlo yang begitu sopan masuk ke telinga mereka yang sialnya kalau soal ginian telinga mereka seketika menajam pendengaran nya.

Kindi yang memperhatikan sendiri tadi mengigit kuku nya gemas mendengarkan erangan Arlo pikiran nya udah kemana-mana mengingat dirinya adalah seorang gadis Fujoshi tingkat akut.

"Arlo, gigit tangan aku aja jangan mengerang soalnya jatuh nya kedengaran kyk ngedesah"-ucap dingin Raka memberikan tangannya tanpa berbalik badan kearah Arlo, salah satu cowok pendiam di kelas 11-ipa 2 dan sosok yang dingin

"RAKA!!!!"-teriak satu kelas

Sedangkan Arlo menunduk malu dengan rona merah yang muncul di pipi.

.

.

.

Jam pulang sekolah pun tiba yang dimana para murid-murid SMA Telaga Biru berbondong-bondong pulang. Tapi masih ada kok yang tinggal di sekolah entah itu anak ekskul ataupun anak organisasi.

Saat ini Arlo berjalan di koridor bersama Kindi dan Lina menuju area parkiran. Tak disangka hari pertama sekolah sudah menghadapi hari yang berat saja, Arlo jadi berpikir-pikir ternyata yang namanya Kile ini begitu licik juga memfitnah dirinya dengan mulut berbisa yang sialan nya banyak yang percaya kecuali teman sekelas nya yang percaya kepada nya daripada Kile.

Ketika melewati mading sekolah tak sengaja Arlo melihat brosur pendaftaran kandidat Olimpiade Sains dan Fisika yang menempel di balik kaca yang melapisi papan mading. Arlo pun melihat lebih dekat sambil membaca deretan kata disana, sedangkan Kindi dan Lina yang tak mendapati Arlo di tengah-tengah mereka seketika panik dan berniat mencari namun ketika membalik badan mereka menghela nafas lega karna orang nya lagi liat mading.

"Liatin apa sih Lio?"-tanya Kindi yang ikut melihat di samping Arlo, dengan memanggil Arlo pakai panggilan Lio yang dia buat karena menurut nya panggilan Lio terdengar lucu dan cocok untuk Arlo yang lucu

"Pencarian Kandidat Olimpiade Sains dan Fisika untuk mewakili sekolah tingkat Daerah"-baca Lina pada judul brosur yang berhuruf besar

"Arlo mau daftar!"-putus Arlo tiba-tiba yang sukses membuat Kindi dan Lina menatap laki-laki cantik itu dengan pandangan kaget serta bingung

Lina menatap ke arah Kindi dengan tatapan yang sulit, bukannya apa nih yah tapi masalahnya yang Kindi dan Lina tau Arlo adalah murid bebal dengan kapasitas kepintaran mungkin 30% saja dan bagaimana anak itu dengan tiba-tiba malah berkata ingin maju menjadi kandidat perwakilan sekolah.

"Gk usah Lio, ok gk usah"-ucap Kindi menghalangi Arlo

Arlo menatap merungut ke arah Kindi yang melarang keinginan nya. Menurutnya ini adalah langkah awal untuk membuat Arlo sedikit mencolok di sekolah dengan kepintarannya yang mungkin saja bisa membuat nama baik Arlo perlahan-lahan membaik.

"Kenapa gk boleh?"-tanya Arlo merengut

"Masalahnya yang jadi lawan lo tuh Kile yang terkenal sebagai siswa beasiswa yang pintar, bahkan beberapa saat yang lalu di lomba pertama nya Olimpiade matematika hampir saja menang namun dia kalah dengan selisih poin 2 doang"-jelas Lina dengan wajah gusar nya

"Kandidat kuat saat ini adalah Kile untuk Olimpiade Lio, lo yakin mau tetap daftar"-ucap Kindi yang mewanti-wanti jawaban Arlo untuk tidak daftar

"Arlo akan tetap daftar!"-ucap Arlo dengan penuh semangat berapi-api di pancaran mata nya

Kondi dan Lina pun pasrah sambil menepuk jidat mereka karena gagal menghalangi Arlo yang emang anak yang keras kepala.





















⋆ ˚。⋆୨୧˚TBC˚୨୧⋆。˚ ⋆

Arlo My DearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang