10. Taruhan

303 19 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





    Motor vespa Arlo memasuki pekarangan mansion keluarga nya dilajukan vespa tersebut sampai gerasi mansion yang sangat besar mengingat banyak terparkir mobil serta motor sport. Dengan lucunya Arlo  memarkirkan motor Vespa pink nya di tengah-tengah antara kedua motor sport yang dia yakini adalah milik kk kembar nya.

Setelah memarkirkan motor Arlo pun berlalu menuju pintu utama mansion nya untuk masuk. Ketika dirinya masuk entah mengapa perasaannya berkata untuk siap-siap entah apa yang akan dirinya hadapi.

Ternyata jawabannya adalah sosok pria paruh baya yang tengah duduk di sopa tunggal ruang keluarga yang dimana mata tajam itu tangah melihat kearahnya yang baru saja memasuki ruang tengah ingin menuju tangga.

"Kau membully orang lagi? Atau kau yang dibully?"-tanya nya terdengar tak suka dengan mata menatap tajam sisi bibir Arlo yang tertutup plester luka soalnya kena tampar Ezio yang kencang nya bukan main

"Bukan......... Ayah"-jawab Arlo terjeda beberapa saat sebelum mengeluarkan kata Ayah

"Saya bukan ayah kamu! Dan kamu bukan anak saya!"-ucap nya tajam

Rayenson namanya kepala keluarga Greyson yang penggila kerja sampai jarang ada dirumah. Setau Arlo mengapa ayah nya membenci Arlo adalah karna Arlo yang sering di tegur guru bk dan panggilan orang tua entah itu karena kenakalan nya membully Kile ataupun masalah nilai yang tak pas kkm, dan dirinya itu di anggap sang ayah sebagai aib keluarga yang taunya mempermalukan tanpa membanggakan, apalagi ketika Arlo mulai pakai make up tebal serta pakaian ketat semakin lah sang ayah membenci nya.

"Tapi Arlo ada karena ayah yang begitu menyayangi bunda"-ucap polos Arlo

"Tetap saja saya tak menganggap mu! Jadi berhenti memanggil saya ayah! Karna saya bukan ayah kamu!"-ucap tajam Ayah kepada Arlo yang terdiam

Arlo pun kembali melanjutkan langkah nya dengan raut wajah lesu nya, tapi dia baru inget jika dia membawa benda itu. Dengan langkah mantap Arlo berjalan ke arah sang ayah dan meletakkan selembar kertas di atas meja di hadapan sang ayah yang mengalihkan pandangan nya dari tablet ke arah kertas yang ternyata sebuah brosur pencarian kandidat perwakilan sekolah untuk Olimpiade.

Iyap brosur di mading tadi di ambil Arlo dan dibawa oleh nya, ingin nya sih menujukan kepada sang bunda tapi ternyata ada ayah yang mungkin kertas ini bisa menjadi perantara sebagai penghubung awal hubungan ayah dan anak bungsu.

"Untuk apa kamu menujukan kertas itu?!"-tanya ayah menelisik

"Arlo mau ngajak ayah taruhan"-ucap dengan tegas apalagi ekspresi nya yang serius mirip sang ayah 30% karena Arlo lebih mirip ke sang bunda

Senyum miring ayah terbit, sepertinya beliau tertarik. Diingatan Arlo memang ayah nya ini sangat menyukai taruhan jadi lumayan mudah bagi Alka yang mengisi raga Arlo untuk kembali menghubungkan hubungan antara ayah dan anak nya.

"Apa yang ingin kamu taruh kan?"-tanya ayah yang tertarik

"Arlo akan mendaftarkan diri menjadi kandidat perwakilan sekolah dalam Olimpiade, Arlo yakin bakal lolos dan mewakili sekolah, dan Arlo akan seorang diri mengikuti Olimpiade dengan dua mata pelajaran itu, jika Arlo menang ayah harus mengabulkan permintaan Arlo dan jika Arlo kalah maka sebaliknya"-tantang Arlo dengan wajah serius yang jatuh nya jadi menggemaskan

"Ok, deal saya tunggu sampai mana kamu beruntung!"-setuju ayah

Keduanya pun saling berjapai tangan bagaikan teman bisnis yang menyepakati sebuah usulan. Arlo tersenyum senang awal yang bagus menurut nya.

.

.

.

Malam pun datang dimana kegiatan makan malam di meja makan pun kambali harus Arlo hadapi apalagi ada tambahan sang ayah yang baru pulang siang tadi dari luar negeri. Arlo menuruni tangga dengan pakaian celana trening serta baju kebesaran yang dia temukan di ruang jemuran lantai tiga mansion. Gk tau baju siapa intinya pakai aja dulu.

Ketika dirinya memasuki ruang makan tiba-tiba bunda yang melihat kedatangan nya tertawa entah mengapa, sedangkan tiga laki-laki yaitu kakak kembar dan ayah nya cuma menatap nya dengan mempertahankan ekpresi dingin mereka.

"Bunda kok ketawain Arlo, ada sesuatu di wajah Arlo yah?"-tanya Arlo kebingungan

"Bukan sayang, tapi baju yang kamu pakai itu baju Kenzo, kenapa jadi pakai baju Kenzo cantik? Kan kamu punya baju sendiri"-tanya bunda yang menarik Arlo agar duduk di kursi sebelah bunda

Ayah yang duduk di kursi yang posisinya di tengah-tengah pun melirik ke arah Arlo dan berdehem sebelum membuka suara. "Kemana baju-baju kamu yang kekurangan bahan itu?"-tanya ayah yang seolah tak perduli tapi entah mengapa Arlo merasa jika ayah perduli padanya

"Arlo buang ayah, semuanya. Termasuk seragam Arlo yang juga di buang semuanya jadi sekarang lemari Arlo kosong, tapi ayah. Arlo minta uang ayah yah soalnya Arlo beli baju di Shovee. Banyak ayah segini"-beritahu Arlo dengan kedua tangannya membentang lebar memberitahu jika dia beli baju banyak

"Boros banget lo jadi orang, eh asal lo tau yah baju-baju yang lo bilang lo buang semuanya itu baju-baju mahal yang lo beli tanpa pikir berapa angka nol dibelakang nya dan dengan enteng nya lo membuang semua baju itu, heh kenapa gk lo sumbangin aja ke teman-teman lo yang mungkin profesi nya sama kyk lo"-ucap panjang lebar Ezio dengan tersenyum remeh ke arah Arlo

"Emang Arlo punya profesi apa?"-tanya Arlo bingung

"J-A-L-A-N-G itukan profesi lo"-jawab Ezio dengan mengheja nama profesi pekerjaan kotor tersebut

"Abang Ezio!!!"-sentak Arlo sambil menatap marah ke arah Ezio yang nempilin wajah menantang nya

Sampai suara letakan cangkir di meja makan yang berlapis kaca mengambil perhatian mereka yang dimana Kenzo lah pelakunya. Dilanjutkan dengan Ayah yang menatap Ezio serta Arlo secara bergantian.

"Ezio perkataan kamu gk sopan!"-ucap Bunda yang merasa marah kepada Ezio

"Sudah! Tutup mulut kalian dan makan!"-sentak ayah yang seketika membuat suasana menjadi hening dan acara makan pun bisa di mulai tanpa ada suara tambahan selain bunyi dentingan sendok dan garpu

.

.

.

Arlo duduk di kursi gantung yang terletak di balkon kamar nya sambil menatap langit yang berhiaskan bintang-bintang yang banyak di langit sana, sesekali Arlo akan tersenyum sambil memikirkan banyak hal. Menepati raga Arlo dan merasakan bagaimana sosok Arlo yang tak disayangi siapapun selain bunda nya membuat dirinya sedikit perihatin.

Dan bertanya-tanya mengapa Tuhan memberikan cobaan yang begitu berat kepada Arlo hingga pada akhirnya Arlo menyerah dan meminta nya melanjutkan cerita hidup seorang Arlo hingga berakhir indah.

Transmigrasi, perpindahan jiwa, dan hidup kedua dengan raga yang berbeda. Mustahil memang karena hal tersebut cuma ada di dalam cerita fiksi-fiksi yang dibuat oleh seorang penulis. Namun apa yang terjadi terhadap Alka yang menepati raga Arlo adalah nyata yang sulit untuk di percaya.

"Bagaimana jika semua orang tau jika Arlo yang asli sebenarnya sudah pergi dan yang menepati raganya adalah Jiwa yang berbeda, akan bagaimana mereka?"-gumam Arlo yang penasaran jika dirinya mengatakan kebenarannya bagaimana dengan mereka? Akankah mereka mau menerima kenyataan nya? Atau mereka akan menyesal telah menyia-nyia kan Arlo yang asli?
























⋆ ˚。⋆୨୧˚TBC˚୨୧⋆。˚ ⋆

Arlo My DearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang