Jennie POV
Aku tidak tahu bagaimana Lisa menemui kekasihku dan meyakinkan bahwa pernikahanku dengan Lisa tidak akan merugikan hubunganku dengan kekasihku, yang aku tahu tiba-tiba saja kekasihku setuju begitu saja. Dan disinilah aku sekarang, menjadi istri Lisa.
Dan bukankah Lisa bertindak aneh? Dia pergi entah kemana setelah upacara pernikahan kami, aku sudah bertanya namun aku juga tidak ingin dianggap terlalu penasaran jadi aku hanya membiarkannya. Toh dia juga sudah bukan anak kecil yang harus dilarang kesana kemari.
Aku tidak tahu jam berapa dia pulang karena di pagi hari dia sudah dengan bersemangat menyapa setelah menghidangkan sarapan yang dimasaknya. Aku selalu bangun di jam 6, tidak kurang ya meski sesekali lebih sih.
Dia tampak sangat lelah, kantung matanya terlihat jelas yang berarti dia belum tidur sama sekali. Darimana dia mendapat energi sebesar itu untuk bersikap seakan baik-baik saja?
Terdapat bekas luka di tangan kanannya, aku tidak sengaja melihat ketika dia menyodorkan secangkir air hangat, bathrobe nya turun menampakkan luka yang membentang sepanjang lengan bawahnya. Ingin bertanya tapi nanti terkesan ikut campur jadi aku hanya menelan keingintahuanku.
Aku membiarkannya tidur, sebenarnya aku memang ingin belanja karena sedang sangat bosan tetapi melihat Lisa yang sepertinya sangat nyenyak membuatku mengurungkan niat, biarlah dia tidur toh belanja bisa di lain hari.
"Jennie"
Aku tersentak ketika Lisa mengetuk pintu kamar, kenapa dia tiba-tiba bersikap sopan begitu?
"Ap.." belum sempat aku membuka pintu dengan lebar, paper bag muncul di depan wajahku, menutup wajah Lisa.
"Aku minta maaf karena tidak menepati janji. Aku tidak tahu kau akan membeli apa tapi melihat kau yang suka sekali pada Chanel jadi aku memutuskan untuk membeli keluaran terbarunya. Semoga kau suka"
Lisa bicara cepat sekali, bahkan terdengar seperti nge-rap membuatku tidak sempat bereaksi. Maksudku... Aku memang belanja ingin melihat keluaran terbaru Chanel, tapi bukan berarti aku akan membeli barang itu semua.
Aku tergagap mendapat serangan tiba-tiba itu.
"Ap..apa ini?" Pertanyaan konyol bukan? Jelas itu paper bag yang kata Lisa adalah Chanel keluaran terbaru.
"Permintaan maaf" Lisa belum menurunkan tangannya yang membuatku menghela nafas
"Lisa.."
"Ya?" Lisa menolehkan kepalanya sehingga menyembul dari samping paper bag.
"Turunkan ini"
"Tapi..."
"Lisa.."
Dengan perlahan Lisa menurunkan paper bag ke lantai, yang kalau kuhitung sangat banyak, jari tanganku tidak cukup.
"Kenapa kau menganggap aku akan memaafkan mu hanya karena ini?"
Lisa terdiam, dia seperti anak yang sedang dimarahi orang tuanya, tangan Lisa bertaut didepan tubuhnya membuatku ingin tertawa. Bukankah dia terlihat tidak cocok jika bersikap seperti itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone Will Love You Better. (Jenlisa)
FanfictionJennie adalah seorang direktur perusahaan yang memiliki kekasih, kehidupan tenteramnya berubah ketika dijodohkan oleh ayahnya dengan Lisa, seorang agent dari sebuah organisasi khusus yang dibentuk oleh negara untuk memberantas kejahatan yang tidak b...