Day 79

5.9K 604 60
                                    

Jennie melihat istrinya yang sedang bersandar di tempat tidur rumah sakit sembari memainkan ponselnya, kedatangannya bahkan tidak disadari oleh Lisa.

Sejak pertengkaran mereka 5 hari yang lalu dia merasa Lisa sedikit berubah, dia lebih suka menghabiskan waktu mengirim pesan dengan seseorang yang Jennie bahkan tidak memiliki petunjuk akan siapa itu, Lisa senyum-senyum sendiri ketika ponselnya berbunyi.

Setiap kali Jennie berinisiatif untuk mengajaknya bicara, Lisa mengatakan bahwa dia sedang tidak ingin diganggu membuat Jennie menghela nafas kasar. Bahkan bicara dengan istrinya sendiri pun dianggap sebuah gangguan?

"Honey, bisakah kau melepas ponsel di tanganmu?" Jennie menegur, ini seperti bukan Lisa yang dikenalnya, yang dia tahu Lisa bahkan tidak tertarik pada ponsel jika sudah bersamanya.

"Ah Jen, kau sudah datang. Sebentar lagi" Lisa membalas singkat tanpa melepas ponselnya, dia bahkan tidak mengangkat kepala untuk sekedar melihat Jennie yang sudah menatapnya tajam.

"Apa ponsel itu lebih menarik daripada aku?

"Jangan mulai lagi Jen" Lisa menghela nafas kecil sembari memutar mata seakan malas dengan keberadaan Jennie disana.

Jennie menatap Lisa tidak percaya. Ah satu lagi, Lisa bahkan memanggilnya 'Jen'atau 'Jennie' tanpa embel-embel sayang seperti dulu.

"Sudah aku katakan jangan memanggilku Jen atau Jennie!" tanpa sadar Jennie berteriak, sepertinya dia sudah tidak mampu menampung kekesalan pada Lisa selama lima hari terakhir

"Dan sudah aku katakan berhenti mempermasalahkan hal yang sama" Lisa menjawab santai seakan teriakan Jennie tidak mempengaruhinya sama sekali.

"Kau yang membuat masalah ini terlebih dahulu!" Jennie berdiri di sisi ranjang Lisa "Kau yang menganggapku sebagai wanita kejam lalu marah tanpa alasan. Aku bahkan tidak memiliki petunjuk akan apa yang membuatmu marah"

Lisa menghentikan mengetik di ponselnya, dia belum mengangkat wajahnya sama sekali "Kalau kau mengatakan aku yang membuat masalah, baiklah. Aku minta maaf" setelah mengatakan itu dia melanjutkan untuk mengetik di ponselnya membuat Jennie kehilangan kata-kata.

"Lisa, kau tahu bukan itu maksudku" Jennie sampai tidak tahu harus bagaimana, dia jadi ikut memanggil dengan nama. "Bisakah kau berhenti berpura-pura tidak mengerti?"

Lisa mencengkeram ponselnya seakan sedang menahan diri.

"Aku akan pulang hari ini. Aku akan mengurus administrasi dulu" Lisa mengalihkan pembicaraan membuat Jennie menghela nafas.

"Kau memiliki seorang istri disini, tetapi kau memutuskan untuk mengurus sendiri. Apakah aku tidak seberguna itu di matamu?" Suara Jennie bergetar membuat Lisa tersentak "Bisakah kau mengembalikan Lisaku? Aku tidak mengenalmu" Jennie menangis, kedua tangannya menutup wajahnya yang Lisa duga sudah pasti basah.

Lisa mengangkat tangannya hendak menyentuh Jennie namun tangan itu hanya menggantung di udara sebelum dia tarik kembali.

"Kalau begitu tolong urus administrasinya" Lisa berbicara sambil mengalihkan tatapannya, dia tidak bisa melihat Jennie yang menangis.

Jennie menyeka air matanya sendiri, yang bahkan selama ini selalu dilakukan Lisa jika melihatnya menangis.

"Aku akan segera kembali" Jennie berusaha mengembalikan suaranya yang masih bergetar walau sedikit, dia benar-benar sedih karena melihat bagaimana Lisa memperlakukannya.

Lisa melirik Jennie yang sudah keluar dari kamar dan melepaskan nafas yang sedari tadi ditahannya.

"Aku ingin bertemu dengan Jisoo" Lisa berbicara sambil melihat kearah jendela mobil yang sedang melaju, sedari tadi hanya keheningan yang memenuhi seisi mobil.

Someone Will Love You Better. (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang