Trigger Warning: Sexual harassment, Human trafficking, prostitution.
If you have experienced and can triggered your trauma, please skip this chapter. Thanks Xoxo.
Retsina sudah berganti pakaian dengan gaun sepaha, seperti remaja yang pertama kali masuk ke bar dan terlihat kebingungan.
Brandy yang menunggu di depan toilet tertawa tidak bersuara karena melihat penampilan Retsina yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Selama dua puluh tahun mereka menjalani misi, temannya hanya melihat Retsina dengan pakaian kasual dan jaket kulit. Sesekali dengan gaun elegan bila diperlukan. Belum pernah memakai baju sependek ini.
"Diam kau" Retsina menarik-narik gaunnya untuk semakin panjang, dia tidak nyaman karena gaun itu mengekspos pahanya.
"Baiklah adik kecil, ayo pegang tangan kakak biar aku bawa ke ruang VIP" Brandy menyodorkan tangan, membimbing Retsina menuju ruang VIP.
Teman-temannya yang mendengar lewat earphone hanya cekikikan, mereka bisa membayangkan reaksi kesal Retsina karena Brandy menggodanya.
Tok tok tok
Brandy mengetuk pintu VIP itu, membuka meski tidak ada balasan dari dalam.
"Halo tuan-tuan" Brandy menyeret Retsina sedikit, agar masuk ke dalam sebelum menurutnya kembali.
"Ada apa ini. Siapa suruh kau masuk, keluar sana!" Seorang pria berteriak kearah mereka berdua. Retsina pura-pura ketakutan, dia bertingkah seakan bentakan itu mempengaruhinya.
"Tenang tuan sekalian" Brandy tersenyum ramah, membungkukkan diri untuk berbisik pada kedua pria itu.
"Saya ingin menawarkan anak ini. Dia baru diantar hari ini"
"Kami tidak pesan" pria lain bersikukuh tidak mau.
"Tuan, coba lihat dulu. Bukankah dia sangat cantik? Dan tubuhnya itu, dimana lagi anda sekalian menemukan barang seperti ini" Brandy belum menyerah, dia terus membujuk "aku mendengar dari pemilik klub kalian cukup kaya untuk membeli anak baru ini"
Kedua pria itu melihat kearah Retsina yang masih menunduk, meneliti setiap bagian tubuh dan mereka menganggukkan kepala.
"Sial kau Brandy. Awas saja nanti" Retsina menunduk, seakan dia menunggu keputusan dua pria itu.
"Tuan, bukankah bersenang-senang sedikit tidak akan merugikan" Brandy tersenyum, matanya melihat kearah Retsina yang terdiam kaku di depan mereka.
"Yah.. kalau tuan sekalian tidak mau, saya akan menawarkan kepada pelanggan lain saja" Brandy berdiri, berjalan kearah Retsina dan berniat membawanya keluar.
"Tunggu" sebuah suara menghentikan Brandy yang sudah hampir membuka pintu, senyum langsung terbit di wajah mereka berdua. Mereka segera mengubah raut mereka sebelum berbalik.
"Bagaimana tuan? Sudah mempertimbangkan saran saya?" Brandy mendekat untuk duduk dengan santai di sofa dekat dua pria itu, sedangkan Retsina masih berdiri di tempatnya.
"Sepertinya bersenang-senang sedikit bisa di toleransi" pria dengan kepala botak tersenyum cabul melihat Retsina, yang sebenarnya membuat Brandy ingin sekali menghantam wajahnya, namun dia hanya mengepalkan tangan untuk menahan amarahnya.
"Tentu tuan. Jadi ayo sini, layani dua tamu VIP kita" Brandy memanggil dengan melambaikan tangan dengan lambaian menurun, menandakan Retsina harus duduk diantara mereka.
"Aduh.. cantik sekali" Pria dengan kumis di wajahnya mencubit pipi Retsina yang tersenyum malu-malu.
"Mari saya tuangkan minum" Retsina tersenyum dengan manis, menuangkan minuman ke cangkir pria berkumis yang ada di sebelah kanannya, duduk disamping Brandy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone Will Love You Better. (Jenlisa)
FanficJennie adalah seorang direktur perusahaan yang memiliki kekasih, kehidupan tenteramnya berubah ketika dijodohkan oleh ayahnya dengan Lisa, seorang agent dari sebuah organisasi khusus yang dibentuk oleh negara untuk memberantas kejahatan yang tidak b...