Day 2

8.5K 703 4
                                    

Jennie mengucek matanya perlahan, berusaha menyadarkan dirinya sendiri. Sudah berapa lama dia tertidur? Dan bagaimana dia berada di kamarnya?

"Selamat malam Jennie" sebuah kepala menyembul dari balik pintu Jennie yang terbuka.

"Lisa"

"Hai?" Lisa melambaikan tangan

"Kapan kau pulang?"

"Baru tadi. Mau makan malam bersama?"

"Makan malam?"

"Kau tertidur seperti orang pingsan" Lisa berdiri sambil menyenderkan diri ke pintu Jennie "Kau tidur hampir 24 jam kau tahu. Dari kemarin malam sampai jam 7 malam ini" Lisa melihat jam tangannya, berusaha menghitung berapa lama waktu yang dihabiskan Jennie untuk beristirahat.

"Tunggu.... Darimana kau tahu?"

Lisa mengangkat bahunya terlihat tidak terganggu dengan pertanyaan Jennie "Bibi In yang memberi tahu"

"Ah.. aku benar-benar bermimpi semalam" Jennie menggumam saat mengingat bahwa dia seperti melihat Lisa yang menggendongnya.

"Sepertinya kau sangat kelelahan. Apakah perjalanan sangat melelahkan?"

Jennie terdiam.

"Jadi dia tidak tahu aku pergi? Apa Bibi tidak memberitahunya?" Jennie berpikir sejenak, matanya menelisik wajah Lisa berusaha mencari apakah Lisa pura-pura tidak tahu apa-apa, namun Jennie hanya melihat ekspresi Lisa yang begitu polos.

"Ah ya... Badanku serasa remuk" Jennie memukul-mukul pelan bahunya, seakan memang lelah sekali.

Lisa tersenyum kecil, membiarkan kebohongan dari Jennie mengalir begitu saja. Sesungguhnya dia ingin Jennie jujur tentang apa yang dia lakukan kemarin tetapi melihat Jennie memilih untuk berbohong, Lisa juga akan menerimanya.

Jennie terdiam melihat Lisa, dia tidak tahu mengapa dia berbohong pada Lisa, memang kenapa kalau Lisa tahu dia bertemu dengan kekasihnya? Toh Lisa bilang tidak akan mengurusi kehidupan pribadinya apalagi dengan kekasihnya, tapi entah mengapa Jennie tidak ingin tahu Lisa bahwa Jennie bertemu dengan kekasihnya. Apakah Jennie baru saja berusaha menjaga perasaan Lisa?

"Tidak mungkin" Jennie membatin

"Jen? Jennie?" Lisa memanggil ketika melihat Jennie yang malah menggelengkan kepalanya.

"Ah ya?"

"Makan malam?" Lisa menawarkan lagi, bagaimanapun perut Jennie pasti sudah meronta-ronta.

"Ah... Okay"

"Aku akan menunggu di bawah"

"Tunggu.. Lisa" Jennie menahan Lisa untuk berbalik.

"Ya?"

"Wajahmu... Kenapa?" Jennie sebenarnya sudah menahan untuk bertanya sedari tadi, tapi sepertinya mulutnya tidak bisa diajak bekerja sama. Ada beberapa plester yang terpasang di beberapa titik wajah Lisa.

"Ah ini... Aku terlibat insiden kecil saat berkendara. Jadi yah..."

"Kau baik-baik saja?" Pertanyaan spontan itu membuat Lisa tersenyum dengan lebar. Dia pikir Jennie tidak akan peduli apapun tentangnya.

"Ya.. aku baik saja. Kalau begitu aku akan menunggu dibawah untuk makan malam"

Jennie mengangguk, dia melihat kepergian Lisa "ahh kenapa dia harus melihatku bangun tidur sih, jelek sekali" buru-buru Jennie turun dari tempat tidurnya, menuju kamar mandi tentu saja.

"Bibi In" Lisa memanggil Bibi yang masih sibuk berkutat di dapur. "Ada yang bisa aku bantu?"

Bibi In melihat Lisa yang sudah menggulung kemeja kirinya. "Tidak.. tidak sudah hampir selesai Nak Lisa. Tapi tolong bawa makanan ini ke meja ya"

Someone Will Love You Better. (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang