Day 21

9.3K 805 68
                                    

Jennie membuka mata saat tangannya mendapati kasur di sebelah kosong, tempat seseorang yang dia peluk sepanjang malam.

Suara air yang terdengar dari kamar mandi menerbitkan senyum di wajahnya. Rasanya sangat indah ketika membuka mata lalu menyadari bahwa dia sedang jatuh cinta dan orang yang membuat jatuh cinta adalah istrinya. 

Jennie berusaha bangun dari ranjang tapi tubuhnya lemas sekali. Kenapa tidak ada yang mengatakan bahwa melakukan aktifitas semalam bisa sangat melelahkan.

"Kenapa Jen?" Lisa yang keluar dari kamar mandi bertanya, lihat rambutnya yang masih basah di kening, airnya menetes pipi dan mengalir sampai ke leher.

"Oh God" Jennie meringis saat menyadari bahwa dia sepertinya menginginkan morning sex karena melihat Lisa yang seksi.

"Jen?" Lisa mengerutkan kening karena Jennie tidak menjawab.

"Jangan Jen Jen kan aku" Jennie kini menguatkan hati untuk melihat Lisa. Setelah kejadian semalam beraninya Lisa masih memanggilnya begitu.

Kerutan di dahi Lisa bertambah, dia semakin bingung dengan ucapan Jennie. Lalu Lisa harus memanggilnya apa?

"Namamu kan Jennie. Aneh sekali kalau dipanggil lengkap" Lisa mengusak rambutnya yang masih basah dengan handuk sambil berjalan ke sofa.

"Kan bisa dengan panggilan lain" Jennie mengikuti setiap langkah Lisa. Kakinya yang jenjang membuat langkahnya terasa lebar. Jennie mengamati Lisa dari ujung kaki sampai ujung kepala tidak ada yang terlewat.

"Seksi" Jennie menggumam pelan sampai mungkin nyamuk disebelahnya pun tidak akan mendengar.

"Kim?" Lisa menjatuhkan diri ke sofa, masih berusaha mengerti maksud Jennie.

"Memangnya kau ingin memanggil ayahku" Jennie mendengus kesal karena Lisa tidak peka. Masa harus Jennie yang terang-terangan mengatakan, bisa rusak harga dirinya.

Lisa terkekeh karena benar-benar bingung apa maksud Jennie.

"Kau ingin mandi? Aku akan siapkan air hangat" Lisa berdiri setelah melihat Jennie yang masih menatapnya tajam, dia tidak merasa melakukan kesalahan kenapa tatapan Jennie seakan ingin mencincangnya.

"Tidak" Jennie mengalihkan pandangan, dia kesal pada Lisa yang tidak mengerti maksudnya.

"Sayangku mau mandi?" Lisa tertawa pelan saat melihat Jennie langsung menolehkan kepala kearahnya, ternyata itu benar maksudnya. Awalnya Lisa ragu jika bukan itu maksud Jennie, ternyata benar-benar ingin dipanggil 'sayang'.

"Kau.. menjahiliku ya?" Jennie melempar bantal kearah Lisa yang menghindar dengan cepat.

"Tidak. Sungguh. Aku hanya ragu kau mau dipanggil begitu" Lisa mengambil bantal, mengembalikan ke tempatnya "Jadi benar-benar ingin dipanggil sayang?" Dia duduk ranjang, menggenggam tangan Jennie yang hangat.

Jennie mengalihkan pandangan lagi, kali ini karena wajahnya memerah, ternyata begini rasanya dipanggil sayang oleh orang yang dicintai, sangat menyenangkan. Dia diam sejenak sebelum mengangguk pelan.

Lisa gemas sekali melihat Jennie yang malu-malu, tangannya terangkat untuk menarik dagu Jennie agar melihat kearahnya.

Cup

Sebuah ciuman singkat mendarat di bibir Jennie "Gemas sekali" Lisa tersenyum yang kemudian menular ke Jennie.

"Mandi yuk" Lisa menyelipkan tangannya di kaki dan punggung Jennie, mengangkatnya menuju ke kamar mandi.

Jennie meletakkan tangannya di leher Lisa, menikmati pemandangan wajah Lisa dari bawah, sangat cantik.

"Aku siapkan air hangat dulu ya" Lisa mendudukkan Jennie di westafel, kakinya yang menggantung membuat Lisa terkekeh. Semungil itu Jennie.

Someone Will Love You Better. (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang