Jennie terbangun dengan kepala pusing, dia tidak tahu kenapa dia bisa tidur di tempat tidur. Terakhir kali dia ingat cuma duduk di sofa dan menonton televisi. Jennie menutup matanya, mencari ingatan apa setelah itu tapi dia tidak ingat sama sekali.
Matanya menelisik kearah sebelahnya, melihat Lisa yang menggenggam tangannya erat, seakan tidak mengizinkan Jennie pergi.
"Kau mau kemana?" Jennie melihat Lisa yang terbangun saat dia berusaha melepas genggaman mereka
"Itu...kamar mandi"
Lisa menatap wajah Jennie sebentar "Bagaimana perasaanmu? Apa kau pusing atau semacamnya?"
"Bisakah kita membahas itu nanti? Aku sudah tidak tahan" Jennie tersenyum paksa, perutnya sudah sedikit sakit karena menahan buang air kecil sedaritadi.
"Baiklah" Lisa melepas tangan Jennie yang segera berlari kecil.
Lisa memilih untuk turun ke bawah, kearah dapur untuk memasak sarapan untuk Jennie. Bibi In baru pulang nanti malam, jadi Lisa dengan senang hati akan memasak untuk Jennie.
"Kau darimana semalam? Kapan pulang?" Jennie yang sedang menghabiskan nasi kimchi nya bertanya pada Lisa yang sedang menatapnya.
"Apakah kau sedang berperan menjadi istri posesif sekarang?" Lisa terkekeh pelan, menggoda Jennie.
"Tidak, jangan bicara omong kosong" Jennie mengatakan dengan nada kesal, tidak terima.
"Aku hanya dari supermarket dan menemukanmu tertidur di sofa. Maaf aku membawa ke kamar, aku tidak mau badanmu sakit" Lisa membalas, berusaha melihat ekspresi wajah Jennie. Memeriksa apa benar Jennie tidak ingat kejadian semalam.
"Aku tidak apa-apa, dan terimakasih" Jennie membalas, tidak mempermasalahkan jika Lisa yang memindahkannya.
"Aku hanya takut kau tidak nyaman"
"Tidak semua tindakan skinship diantara kita membuat aku tidak nyaman Lisa. Jangan salah paham"
Keduanya terdiam setelahnya, tidak ada yang berusaha mendebat satu sama lain lagi.
"Bibi akan pulang malam ini" Lisa memecah keheningan diantara mereka yang dibalas anggukan oleh Jennie.
"Aku tidak pulang malam ini" ucapan Lisa selanjutnya langsung membuat Jennie mengangkat kepala.
"Kau kemana? Kapan pulang? Apa pekerjaanmu sangat penting?" Pertanyaan spontan terlempar begitu saja, ada kepanikan yang tanpa sadar muncul di kepala Jennie.
Menyadari hal itu Jennie langsung mengatupkan mulutnya. Lisa benar, dia memang benar-benar bersikap layaknya istri posesif. "Lupakan saja, aku juga tidak peduli" Jennie segera mengoreksi ucapannya, berpura-pura tidak peduli.
Lisa hanya mengangkat bahu saat melihat tingkah Jennie, namun memilih untuk mengabaikan dan tidak menjawab pertanyaan Jennie. Lagipula dia tidak tahu juga harus menjawab apa karena malam ini adalah tugas rahasia.
*******
Jennie menghentak-hentakkan kaki sepanjang jalan menuju ruangan kerjanya. Tadi pagi setelah sarapan Lisa hanya pamit pergi begitu saja, tidak menanyakan akan kemana Jennie atau menawarkan tumpangan atau apapun yang membuat suasana hati Jennie membaik. Dia sangat kesal pada Lisa yang dianggapnya tidak peka.
"Selamat pagi nona Jennie" Alison, sekretaris Jennie menyapa yang diabaikan oleh Jennie, dia sedang tidak mood.
"Bawa semua berkas untuk bulan ini Alison, semua laporan keuangan dari tiap bidang. Dalam satu jam sudah harus di meja saya"
Alison yang mendengar itu hanya menggelengkan kepala, dia sudah cukup biasa melihat Jennie yang seperti ini, biasanya karena moodnya sedang jelek, jadi Jennie butuh sesuatu yang bisa mengalihkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone Will Love You Better. (Jenlisa)
FanficJennie adalah seorang direktur perusahaan yang memiliki kekasih, kehidupan tenteramnya berubah ketika dijodohkan oleh ayahnya dengan Lisa, seorang agent dari sebuah organisasi khusus yang dibentuk oleh negara untuk memberantas kejahatan yang tidak b...