Day 28

6.9K 640 30
                                    

Mobil Jennie masuk ke parkiran rumah Mr.Kim saat matanya menangkap ayahnya sudah berdiri di ambang pintu seakan memang sudah menunggu keberadaannya padahal jelas dia belum mengatakan bahwa akan datang hari ini.

"Putriku" Mr.Kim menyongsong kedatangan Jennie dengan merentangkan tangan, dia ingin memeluk putri satu-satunya itu, yang tampak sangat berantakan dengan mata bengkak,piyama tidur, dan rambut acak-acakan. Sepertinya Jennie langsung pergi ke tempat ayahnya setelah pagi datang.

"Ayah.."Jennie memeluk erat ayahnya, air mata nya menetes kembali, untuk pertama kali dia merasakan kehangatan sosok ayahnya yang selama puluhan tahun ini selalu menghabiskan waktu untuk bepergian.

"Ayah menunggumu" Mr.Kim memeluk bahu Jennie, membawanya masuk ke dalam rumah. Langkah Jennie terhenti ketika melihat satu sosok duduk di ruang tamu, sedang tersenyum kearahnya.

"Siapa ayah?" Jennie bertanya karena tidak mengenal sosok yang sedang memakai jas dokter itu.

"Nanti juga kau akan tahu, tapi ayah ingin kau mendengarkan dengan tenang ya" Mr.Kim membawa Jennie duduk, berseberangan dengan dokter tersebut.

"Halo, perkenalkan nama saya dokter Kang Sora. Dua puluh tahun lalu saya adalah asisten dokter Yeonsok. Kami adalah orang yang bertanggung jawab untuk melakukan pencucian otak padamu" Sora berkata dengan tenang seakan ucapannya itu bukan sesuatu yang membuat Jennie shock setengah mati, dia bahka tidak memberi Jennie waktu untuk menyiapkan diri untuk mendengar kenyataan yang memukul tepat di kepala itu.

"Ap..apa" Jennie terbata-bata menanyakan maksud dokter bernama Kang Sora ini, dia berharap bahwa dia baru saja salah mendengar atau dokter di depannya salah bicara.

"Benar. Kami melakukan pencucian otak demi menyelamatkanmu" dokter Sora mengatakan dengan jelas, membenarkan apa yang baru saja di dengar oleh Jennie.

"Ken.. kenapa. Kenapa aku harus..." Jennie menjatuhkan kepala ke paha, tangannya meremas rambut dengan keras karena telinganya terasa berdenging.

"Karena kau beberapa kali berusaha bunuh diri " ucapan dokter Sora itu menarik perhatian Jennie, matanya melirik kearah ayahnya yang tampak sedih. Kematian istrinya pasti sangat membuatnya menderita sampai harus menghabiskan waktu untuk bepergian sehingga tidak memiliki waktu untuk memikirkan apa yang menimpa istrinya.

"Bukan hanya kematian nyonya Kim, tetapi juga kejadian tragis itu memberikan dampak besar bagimu. Trauma yang kau alami sampai di tahap membahayakan diri sendiri" Sora membuka buku yang tadi ada di sampingnya, yang kertasnya sudah menguning dimakan usia.

Airmata Jennie semakin deras, jika sampai dia melakukan itu bukankah artinya mama Kim sangat berarti, lalu mengapa ingatannya..

"Tapi mama hanya orang..." Jennie menghentikan ucapannya, dia yakin sekali baik ayahnya maupun dokter Sora mengerti maksudnya.

"Apa kau tidak penasaran kenapa tidak ada satupun foto mama di rumah?" Mr.Kim memasang wajah sendu. Jennie terdiam, matanya kembali menelisik seisi rumah, pertanyaan yang dari dulu ingin sekali dia tanyakan pada ayahnya, namun ingatannya tentang mamanya yang sibuk membuatnya menarik kesimpulan bahwa dulu ayah dan mama nya tidak akur.

Dokter Sora menghela nafas kecil "Lihat ini" dia menunjukkan buku halaman pertama "ini 19 Januari, hari saat kau berusaha melompat dari lantai atas rumah sakit yang digagalkan oleh Lisa" lalu membalik buku "ini 23 Januari saat kau berlari dan hampir menabrakkan diri dan diselamatkan oleh Lisa" dokter Sora membuka halaman berikutnya "ini 14 Februari saat kau berusaha menenggelamkan diri di laut dan Lisa yang menarikmu"  Dokter Sora terus membuka halaman selanjutnya "ini 27 Maret saat kau berusaha mengiris pergelangan tanganmu dan Lisa yang membawamu ke rumah sakit"

Someone Will Love You Better. (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang