"Bagaimana latihan hari ini?" Seorang pria besar berjongkok di depan seorang anak perempuan yang meski terlihat menggemaskan namun menyeramkan disaat yang sama, hanya ekspresi kosong yang selalu tergambar di wajahnya terkadang membuat pria besar itu khawatir.
"Tidak ada yang spesial" anak kecil itu menjawab dengan datar, matanya melirik kearah lain. Tampaknya seorang anak kecil yang tertawa ceria diruangan itu lebih menarik perhatiannya.
"Namanya Jennie" pria itu melihat kearah yang sama, terlihat anak kecil yang bernama Jennie itu sedang memanjat sofa, kaki mungil itu berusaha untuk naik.
"Menggemaskan"
Pria itu terkekeh kecil, baru kali ini dia melihat anak yang selalu memiliki ekspresi datar akhirnya tersenyum meski sedikit karena anak kecil.
"Apakah Lisa ingin bermain dengan Jennie?" Tanpa mendengar jawaban dari anak bernama Lisa itu, dia segera menggandeng tangan Lisa, menariknya masuk ke dalam ruangan dimana Jennie berada. Sepertinya pria besar itu berpikir bahwa Jennie akan bisa mengubah ekpresi datar yang selalu ada di wajah Lisa.
"Tidak ayah, Lisa tidak mau" Lisa berusaha memberontak, menarik tangannya dari genggaman pria besar yang merupakan ayah sekaligus pelatihnya
Keributan kecil itu menarik perhatian Jennie yang kini berada diatas sofa, matanya menuju ke arah pintu dimana Lisa dan ayahnya berada.
"Eh?!" Jennie melotot, suaranya menggelegar di ruangan kerja milik ayahnya "aku ingin menikah dengannya ayah" Jennie berteriak pada ayahnya yang duduk di kursi kebesarannya, tangan mungil itu menunjuk kearah Lisa yang kaget bukan main.
"Ap...apa?" Lisa mundur sedikit. Kesan menggemaskan yang tadi Lisa lihat seketika hancur. Jennie terlalu brutal.
Ayah Lisa dan ayah Jennie malah tertawa mendengar itu.
Jennie melompat dari sofa, kaki kecilnya berlari kearah Lisa yang masih berusaha melepaskan diri dari pegangan ayahnya.
"ayah lepaskan aku" Lisa semakin panik karena Jennie sudah dekat, wajah sumringah milik Jennie kini terlihat horror di mata Lisa, berbanding terbalik dengan kesan pertama tadi.
Jennie menangkap tangan Lisa yang segera dilepas oleh ayahnya, sepertinya memang bekerja sama agar Lisa tidak melarikan diri.
"Ayah.." Lisa melihat kearah belakang sambil melihat ayahnya yang melambaikan tangan saat Jennie terus menyeretnya untuk menghadap Mr.Kim.
"Ayah, ayo nikahkan aku dengan dia" Jennie berdiri dengan tegak sedangkan Lisa membungkuk lemas, dia begitu menghormati Mr.Kim sampai tidak berani memberontak dari genggaman tangan Jennie, putri kesayangan yang selama ini selalu diceritakan Mr.Kim pada mereka.
Mr.Kim beranjak dari kursinya, menekuk kaki untuk menyamakan tinggi dengan Jennie
"Memangnya Jennie sudah mengenal dia?" Mr.Kim menunjuk ke arah Lisa yang kini mengangkat kepala. Jennie menggeleng, dia baru pertama kali bertemu dengan orang yang digenggamnya.
"Kalau begitu kalian harus saling mengenal. Ayo kenalan dulu" Mr.Kim membujuk membuat Jennie kini melepas tangan Lisa yang segera mundur selangkah.
"Halo, namaku Jennie Kim" Jennie memajukan tangannya, meminta mereka untuk saling menjabat.
Lisa melihat ke arah ayahnya yang membalas dengan anggukan, dengan ragu Lisa menjabat tangan Jennie.
"Hai Jennie, namaku Lalisa Manoban"
"Woah.." Jennie menutup mulut dengan tangan mungilnya membuat Lisa heran mengapa gadis itu begitu terpesona "Namamu bagus sekali. Aku akan memanggilmu Lili. Kau bisa memanggilku Nini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone Will Love You Better. (Jenlisa)
FanfictionJennie adalah seorang direktur perusahaan yang memiliki kekasih, kehidupan tenteramnya berubah ketika dijodohkan oleh ayahnya dengan Lisa, seorang agent dari sebuah organisasi khusus yang dibentuk oleh negara untuk memberantas kejahatan yang tidak b...