Day 9

7.9K 707 11
                                    

Pagi Ini Jennie bangun setelah bermimpi buruk sepanjang malam, tidak ada Lisa yang memegang tangannya, tidak ada Lisa yang menggodanya di pagi hari. Yang ada hanya kehampaan.

Setelah kejadian kemarin siang Lisa menghilang begitu saja, dia bahkan tidak pulang sampai pagi ini. Ketika Bibi bertanya kemana Lisa, Jennie hanya mengatakan tidak tahu, tidak menceritakan juga perihal Lisa yang mabuk.

Jennie menghela nafas mengingat kejadian kemarin, sepanjang malam Jennie berpikir apakah dia membenci Lisa karena menciumnya? Tetapi sekuat apapun Jennie menyangkal, sejujurnya dia tidak membenci Lisa.

Jennie hanya marah karena itu adalah ciuman pertamanya, dan Lisa malah mengambilnya dalam keadaan tidak sadar.

Jennie menangis karena Lisa yang mabuk memang membuatnya takut, seakan dia melihat orang lain di diri Lisa. Jennie lebih suka Lisa yang lembut.

Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Jennie, yang diambilnya dengan ogah-ogahan kerena mengira itu dari Kai, kekasihnya.

Namun melihat nama Seulgi di layar, Jennie dengan tergesa membaca dua pesan yang datang.

Seulgi
- Jennie, bisakah kau menjemput Lisa ke rumahku? Dia meracau dari semalam. Aku tidak bisa tidur 🙂
- Rumahku di perumahan Royal no.11

Setelah membalas dengan sebuah kata 'oke', Jennie dengan segera melangkahkan kaki menuju ke kamar mandi. Bersiap menjemput Lisa di rumah Seulgi.

"Jennie gak sarapan?" Bibi In mengernyitkan kening melihat Jennie yang memakai sepatu dengan terburu-buru

"Nanti Bi. Aku pergi ya" Jennie melambaikan tangan kearah Bibi In, memasuki mobil dan menancap gas.

Sepanjang jalan kaki Jennie menghentak tidak sabar, kemacetan di pagi hari memang menguji kesabaran sekali.

Jennie ingin cepat sampai ke rumah Seulgi, melihat Lisa dengan kedua matanya sendiri, entah mengapa dia ingin cepat bertemu Lisa.

Jennie membunyikan bel rumah mewah itu, menunggu si pemilik membukakan pintu setelah memastikan pada satpam perumahan bahwa itu benar rumah Seulgi.

"Halo Jennie, ayo masuk" Seulgi membuka pintu dengan lebar, membiarkan Jennie masuk.

"Mana Lisa?" Jennie mengedarkan pandangan, melihat seisi ruangan yang kosong.

"Tuh" Seulgi menunjuk kearah pintu sebuah kamar.

"Tunggu Jen" Seulgi menahan Jennie yang sudah beranjak. "Pakai ini"

Jennie menatap kearah masker yang diberikan Seulgi, memangnya apa yang dilakukan Lisa sampai Jennie harus butuh itu?

"Udah pakai aja" Seulgi meletakkan ke telapak Jennie ketika melihat tidak ada pergerakan.

Setelah memakai masker, Jennie membuka pintu kamar itu.

Baru saja dibuka, asap yang mengepul langsung menerpa wajah Jennie. Matanya terasa perih.

"Tutup pintunya Seul" Lisa yang sedang menutup mata menghisap rokoknya, menghembuskan ke udara.

Puluhan puntung rokok bertebaran dimana-mana membuat Jennie tidak tahan dengan baunya. Jennie sampai mengibaskan tangan, menghalau asap rokok.

Jennie berjalan kearah Lisa, menarik rokok yang ada di mulut Lisa, menginjaknya ke lantai.

"Apa-apaan Seul" Lisa membuka mata, ingin memarahi Seulgi yang dianggapnya mengganggu.

"Apa?" Jennie mendekap tangan ke dada, menantang Lisa untuk memarahinya.

"Jen.. Jennie?" Lisa berdiri, melihat sosok Jennie yang di depannya membuatnya segera menyadari situasi saat ini.

Someone Will Love You Better. (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang