Jennie mendorong kursi roda milik Lisa menuju taman rumah sakit, dokter mengatakan karena Lisa sudah sempat koma selama sebulan tampaknya tubuhnya kesulitan untuk bergerak sehingga membutuhkan beberapa perawatan untuk membuatnya terbiasa.
Jennie hanya menggangguk mengerti saat dokter menjelaskan setiap detail bagaimana latihan yang akan dilakukan Lisa, baginya apapun harus diupayakan asalkan Lisa bisa melakukan aktifitasnya tanpa terhambat sedikitpun.
"Bagaimana latihan hari ini honey?" Jennie bertanya sambil terus mendorong kursi roda, tadi pagi dia tidak bisa menemani karena Alice memanggilnya ke perusahaan membuat Jennie menggerutu sepanjang jalan menuju ke kantor yang berakibat pegawainya yang tidak becus bekerja menjadi sasaran kemarahan Jennie.
"Perasaanmu sudah lebih baik sayang?" Lisa bahkan tidak menjawab pertanyaan Jennie, dia lebih mengutamakan suasana hati istrinya yang ketika datang tadi Lisa bisa menebak bahwa istrinya sedang kesal.
"Memangnya ada apa dengan aku" Jennie menghentikan kursi roda, mereka sudah ada di taman meihat bunga sakura yang bermekaran karena sudah memasuki musim semi.
"Aku bisa menebak hanya dengan melihat bagaimana kau melangkah masuk ke kamarku tadi" Lisa tersenyum kearah Jennie yang sedang berlutut di depannya "Caramu yang sedikit menghentakkan kaki membuatku yakin ada sesuatu yang salah"
Mendengar bagaimana Lisa memperhatikannya sampai sedetail itu membuat Jennie terharu, bagaimana mungkin dia tidak semakin jatuh cinta pada istrinya ini.
"Aku sedang kesal. Alice memanggilku ke kantor karena dia menemukan ada pegawai yang hanya bekerja dengan baik jika aku ada di kantor. Dia meminta agar aku yang memecat karena pegawai itu sudah lama ada disana" Jennie menghela nafas kecil lalu meletakkan kepalanya ke atas paha Lisa yang langsung mengelus lembut, membuyarkan semua awan kemarahan yang masih bergantungan sedari tadi di kepala Jennie.
"Lalu bagaimana keputusanmu?"
"Aku awalnya bingung karena selama aku di perusahaan dia bekerja dengan antusias, laporan yang dibuat pun bisa dibilang sangat bagus. Jadi aku memanggil semua orang yang bekerja di devisinya, mereka semua mengeluh. Laporan yang diserahkan selama ini ternyata hasil memaksa dibuatkan oleh anggotanya. Dia merasa senior sehingga bisa memperlakukan anggotanya dengan semena-mena" Jennie menceritakan kekesalannya pagi ini "Jadi aku langsung memecatnya"
Lisa mengangguk mendengar cerita istrinya, mungkin istrinya merasa kesal karena dibodohi oleh pegawainya selama ini.
"Kau tidak salah mengambil keputusan sayang. Pemecatan itu menunjukkan bahwa kau memberi keadilan pada karyawan lain. Kau juga menunjukkan bahwa sebagai pemimpin kau bisa mendengar semua suara pegawaimu" Lisa memvalidasi bahwa perasaan kesal yang sedang dirasakan oleh Jennie adalah sesuatu yang wajar "Kau sudah menjadi pemimpin yang dapat diandalkan sekarang" ia menunduk untuk mencium pucuk kepala Jennie
"Memangnya selama ini aku tidak dapat diandalkan?" Jennie mengangkat kepalanya melihat kearah Lisa yang langsung membuang muka, tidak mau menatap Jennnie yang cemberut. "Honey.. jawab" Jennie mengguncang tangan Lisa yang berada di genggamannya sekarang
"Setidaknya begitulah yang aku dengar dari ayah dan Alice" Lisa akhirnya menjawab dengan suara pelan namun cukup bisa di dengar oleh Jennie yang langsung melengkungkan bibirnya, ternyata istrinya mencari tahu tentangnya dari Alice.
"Aku akan memecat Alice besok" Jennie menggerutu membuat Lisa tertawa kecil, tahu bahwa kalimat Jennie hanyalah candaan semata. Mana mungkin Jennie memecat seseorang yang bahkan menghabiskan hampir seluruh waktunya mengurusi perusahaan Jennie.
"Aku mencintaimu sayangku" Lisa mendekatkan diri untuk mencium bibir Jennie yang sedang cemberut membuatnya segera mengubah rautnya menjadi sumringah
"Lagi" Jennie memajukan bibirnya meminta lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone Will Love You Better. (Jenlisa)
FanficJennie adalah seorang direktur perusahaan yang memiliki kekasih, kehidupan tenteramnya berubah ketika dijodohkan oleh ayahnya dengan Lisa, seorang agent dari sebuah organisasi khusus yang dibentuk oleh negara untuk memberantas kejahatan yang tidak b...