chapter 21

442 59 0
                                    

nana merasa nafasnya tercekat. pemandangan di depannya benar-benar mencabik seluruh tubuhnya. lidahnya terasa kelu bahkan ia merasa keringat dingin membasahi tubuhnya.

"a.. aa... aaaaaa" susah payah nana berucap tapi seakan tak punya suara hanya pekikan tertahan yang keluar. air matanya berlomba-lomba keluar. "...ace.." gumamnya sangat pelan.

suaranya.. suaranya seakan hilang. hanya mata yang menatap takut dan sakit kearah depan dimana ada sosok ace yang bermandikan darah.

nana ingin berlari dan menyelamatkan ace atau apa pun yang bisa membuat meraih pria itu dan menghilangkan darah yang membuat matanya sakit. apa pun... nana ingin melakukan apa pun.

"ace.." gumamnya lagi. perlahan kakinya mulai melangkah. tapi yang ia dapatkan malah senyum lembut ace yang seolah mengatakan..

'terimakasih dan maaf'

"tidak! aceee!!!!"

"NANA!!"

*****

nana dengan nafas pendek bangkit tergesa dan menatap sekitar dimana ada marco, thatch serta lyra yang menatapnya khawatir.

"ap-apa yang terjadi?" gumamnya pelan. nana memegang kepalanya yang berdenyut sakit. air matanya keluar dan nana merasa ada sesuatu yang salah.

samar ia mendengar lyra berteriak entah apa dan nana juga sekilas melihat tatapan marco serta thatch yang sangat khawatir.

"tenang nana! bernafalah perlahan!"

nana mendengar itu dengan jelas sekarang. perlahan nana mencoba mengontrol diri sebaik mugkin hingga nafasnya mulai membaik meski kepalanya masih berdenyut sedikit.

"..dengar nana jangan pikirkan apa pun!" lyra mengusap kepala nana yang berkeringat dan rambut hitamnya yang mulai lepek. "istirahat saja okey?"

nana mengangguk pelan. "apa kamu lapar yoi?" tanya marco yang kini mendekat.

"a-air saja.." gumamnya pelan.

thatch pun dengan segera meraih gelas di nakas karena ia paling dekat dengan meja nakas. thatch memberikan gelas berisi air itu pada marco, marco pun membantu nana minum perlahan.

setelah selesai nana kembali merebahkan diri sambil menatap mereka bingung tapi ia tetap diam. marco yang mengerti pun mengelus kepala nana. "tiba-tiba suhu tubuhmu meningkat dan kamu kejang-kejang. itu membuat kami semua membawa mu ke lyra. anggota yang lain sedang menunggu saat ini di dek."

lyra menghela nafas. "istirahatlah nana, aku akan ke dek untuk memberitahu mereka tentang keadaan mu."

setelah lyra melihat nana mengangguk ia keluar dari ruangan menyisakan marco dan thatch. nana memejamkan mata sesaat tapi kembali ia buka dengan raut wajah kalut.

"ne.. aku tidak bisa tidur.."

"apa ada yang menggnggu mu?" thatch bertanya pelan.

awalnya nana hanya diam sambil menatap langit-langit kayu, hingga ia berucap pelan. "..aku merasa salah.." ucapnya bingung.

"apa itu yoi?" marco bertanya penasaran.

"ada sesuatu yang salah dan aku tidak suka." nana tidak bisa menjelaskannya. dia hanya mengingat sesuatu yang merah dan itu menyakiti mata. nana tidak ingat lainnya.

"baiklah istirahat saja nana. siapa tau itu membantu mu." saran thatch.

setelah berhasil memaksa nana untuk tidur mereka berdua keluar dari ruang rawat nana dengan wajah muram.

"...ace, apa terjadi sesuatu tentangnya?" thatch termenung, begitu juga dengan marco.

mereka dengan jelas mendengar nana meneriakkan nama ace di sela tidurnya. tapi mereka sengaja tidak mengatakannya agar nana tidak terganggu lagi.

marco menepuk pundak sahabatnya. "kita kabari oyaji dulu yoi"

____________
nih udah aku dobelup..
jangan sedih ya...

Journey Of NANA : One Piece [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang