Journey Of NANA : One Piece [Slow Update]

chapter 23

ruang rapat. sudah di bilangkan kalau ruangan itu memiliki kursi yang sangat tidak nyaman tapi nampaknya kali ini nana tidak mengeluhkan itu.

kakinya ia silangkan dengan tangan mengetuk pegangan kursi. matanya yang biasanya menatap lembut kini menggelap.

arah pandangnya tertuju pada kursi kosong di depannya. "eksekusi ace kau bilang?" ucapnya dengan nada rendah.

semua memiliki ekspresi muram dan marah begitu juga dengan shirohige. haruta mengangguk. sebagai informan tentu saja info itu hinggap cepat di telinganya.

"eksekusi ace akan di lakukkn di marinford dalam waktu dekat. para marinir menyiapkan pasukan bahkan memanggil seluruh sichibukai." jelasnya.

"dimana ace sekarang yoi?" tanya marco.

"dia di tahan di impel down lantai 6" jawabnya lagi.

"apa aku menyusup kesana aja?" pernyataan itu keluar dari mulut nana menatap tatapan tajam dari marco.

"jangan melakukkn hal ceroboh yoi!" tegasnya.

"kalau begituku hancurkan saja impeldown" ucap nana lagi yang mana hanya di sambut dengan omelan sayang dari marco serta komandan lain. "wakkata yo! aku tidak akan melakukannya"

"mereka sepertinya menyiapkan perang dengan kita. marco panggil pasukan lainnya." mata shirohige berkilat. "kita akan menyelamatkan ace!"

*****

nana terdiam kaku sambil menatap gelapnya pemandangan di depannya. malam di tengah lautan tidak selalu indah.ombak di malam hari terkadang sangatlah mengerikan.

dan disinilah nana, memandang ke arah pemandangan yang mengerikan itu. manik abunya yang biasanya cerah kini redup tampak tak memiliki cahaya sama sekali.

angin menerpa wajahnya kasar. seolah ingin mengusir ekspresi kosong itu dari wajah cantiknya.

lama ia berdiri disana hingga nana memutar tubuhnya. pergi menuju kamar kapten bajak laut paling kuat di lautan. dengan pelan nana mengetuk pintu kayu itu setelah sampai.

"masuklah" suara berat itu mengintrupeksinya.

nana masuk masih dengan ekspresi yang sama. shirohige yang melihat putri kecilnya seperti itu pun bingung sekaligus khawatir. karena terakhir kali ia melihat ekspresi itu saat nana pertama kali di temukan.

"ada apa anak ku?"

nana mendekat kearah shirohige dan memegang tangan besar itu dengan tangannya yang mungil. bisa shirohige rasakan suhu tubuh nana yang mendingin membuat ia makin khawatir terlebih nana belum berbicara.

"ada apa----"

"nee kenapa harus kalian?" ucap nana memotong ucapan shirohige. suaranya terdengar lirih dan bergetar. "kenapa kalian?" ucapnya lagi.

shirohige membawa nana ke dalam dekapannya. memberikan sang anak kehangatan dan kenyamanan. nana mulai terisak. tangn kecilnya mengepal seolah menahan gejolak emosi yang meluap.

"hiks.. kenapa kalian? hiks.."

nana terus mengulang klimat yang sama sedangkan shirohige mencoba menenangkannya. "ada apa sebenarnya anak ku?" tanya shirohige lembut.

"aku melihatnya... ace.. oyaji mo.. hiks..." nana berucap tersenggal karena isakannya. "darah..."

ingatan mengerikan menekam kepalanya membuat nana semakin gemetaran. trauma, ingatakan lama saat pulaunya di bantai. darah dan api dimana mana.

nana tidak suka. itu membuatnya sakit!.

shirohige tidak tau harus apa selain menenangkan nana. "apa yang kau lihat anak ku?" tanya shirohige pelan.

"aku bermimpi..."

baiklah shirohige sedikit paham sekarang. memang marco sudah memberitahunya mengenai mimpi nana. dimana ia selalu menyebut ace. tapi sekarang ada dirinya juga?

"..ace dan oyaji.. darah... kemudian kalian menghilang.." jelasnya dengan patah-patah. suaranya juga masih gemetar.

shirohige mendadak khawatir. nana selalu mempunyai firasat yang kuat dan ia menyimpulkan itu karena haki observenya sudah di tingkat tinggi. dan bisa jadi mimpi nana ini....

sepertinya perang marinford nanti tidaklah manis. bukannya mengkhawatirkan dirinya ia lebih khawatir dengan ace sekarang.

malam itu shirohige menghabiskan waktu dengan menenangkan nana hingga ia tertidur lelap dalam pelukannya. shirohige mengelus kepala nana lembut dengan tangan besar nan kasar.

"kamu terlalu banyak melihat anak ku..." ucapnya sendu.

melihat masa depan tidaklah selalu indah. observasi nana sudah terlalu berlebihan. ia khawatir pada anaknya ini.

__________
ah~
untuk mempersiapkan perang ...
agak lama kiranya nih..
ehee bayyy