Boss Manja Kekasihku S2

Bab 8 Salah Pengertian

"Dia bilang tidak mengingatku. Dia bilang tidak mengenalku. Bagaimana bisa dia mengatakan bahwa ini pertama kalinya dia melihatku? Kami sudah mengalami banyak hal bersama-sama!!" Teriak Freen di ruang tengah. Sekarang mereka kembali bicara di sana untuk memecahkan masalah.

"Tenanglah dulu nak. Dia masih bingung dengan keadaannya sekarang. Kau harus sabar menghadapinya. Dia tidak salah, dia sedang hilang ingatan. Dia kehilangan sebagian memori di hidupnya." Jawab Tuan Paul pada Freen. Dia mencoba menenangkan menantunya.

"Tapi kenapa dia mengingat Alice? Dia bilang aku hanyalah orang asing baginya. Aku tidak bisa terima semua itu. Aku adalah istrinya!! Aku istrinya Ibu!!" Freen kembali berteriak sambil menangis. Keadaannya tampak kacau.

"Freen... bersabarlah sedikit lagi nak. Baiklah, dia memang tidak mengingatmu sekarang. Tapi setidaknya dia masih hidup. Dia ada di sini sekarang. Lihatlah kembali dari sudut pandang ini. Kita sangat bersyukur atas mukjizat yang Tuhan berikan untuknya. Yang bisa kau lakukan adalah menunggunya." Tambah Ibu Nat.

"Tidak ibu. Aku sudah hampir gila memikirkannya. Aku tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan. Dia bilang membenciku. Dia tidak mau tinggal di sini. Dia bilang akan kembali ke Inggris." Jelas Freen.

"Apa?" Ibu Nat tampak terkejut mendengarnya. Kemudian ia mengarahkan pandangannya terhadap besannya. "Tuan Paul, apakah itu benar?"

"Saya minta maaf. Saya sangat menyesal mengatakan ini. Tapi jika itu keinginannya, saya tidak bisa mencegahnya." Jawab Tuan Paul.

"Lalu bagaimana dengan pernikahan mereka? Bukankah seharusnya mereka hidup bersama sebagai pasangan? Putriku sudah cukup menderita selama ini. Aku hampir saja kehilangannya. Apa anda masih ingat saat itu? Ini sangat tidak adil untuknya." Ucap ibu Nat tegas.

"Bukan hanya anda yang menderita di sini, Nyonya. Keluarga kami juga. Saya lebih mengerti apa itu artinya kehilangan. Kami sudah kehilangan neneknya. Ibu saya. Kemudian istri saya. Jangan lupa itu. Sekarang saya tidak mau kehilangan putri saya. Apapun yang dia inginkan sekarang saya akan memberikannya. Hanya itu yang bisa saya lakukan sekarang. Asal dia bahagia, apapun saya lakukan."

"Tuan, kebahagiaannya adalah di samping istrinya. Apa anda juga lupa bagaimana dulu dia memperjuangkan cintanya? Bahkan mereka berdua bisa mandiri tanpa bantuan orang tuanya. Sekarang saatnya mereka bahagia. Kita sebagai orang tua harus mencari solusi agar mereka tetap bersama."

"Nyonya Nat, maafkan saya. Meskipun perkataan anda benar tapi seperti yang sudah saya katakan. Apapun keputusan Patricia sekarang, saya tidak bisa mencegahnya. Dia tidak boleh tertekan. Tidak boleh stress. Karena itu akan menghambat proses pemulihannya. Yang bisa kalian lakukan sekarang adalah menunggunya. Jika cinta mereka kuat, pasti mereka akan kembali bersama."

"Berapa lama? Berapa lama aku harus menunggunya?" Freen menyela.

"Sayangnya aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Dokterpun mengatakan hal yang sama pada kami. Dalam kasus amnesia disosiatif seperti ini kemungkinan bisa pulih kembali setidaknya bisa berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Ada juga yang tidak bisa kembali sampai akhir hayatnya. Setiap orang berbeda-beda." Jelas Tuan Paul.

Seketika air mata Freen jatuh lebih banyak membanjiri pipinya. Hatinya terasa sakit bagai ditusuk pisau. Suara isak tangisnya kembali terdengar memilukan. Ibunya segera memeluknya.

"Lalu apa kalian akan membiarkan dia menemui Alice?" Tanya Freen.

"Untuk proses pemulihannya, tidak boleh ada satu hal pun yang disembunyikan darinya. Sayangnya kami juga harus membiarkan itu." Jelas Tuan Paul.

                        ******

Acara pertemuan yang paling tidak diharapkan baginya, itulah yang dipikirkan Freen sekarang ini. Rasanya ia masih tidak percaya bahwa semua ini bisa terjadi. Tak pernah sebelumnya Becky menatapnya dengan amarah dan mata penuh kebencian yang teramat dalam seperti itu. Mengingatnya, ia kembali menangis di dalam kamarnya.