"Aaaaaaaaaaaaaaa..... Aku senang sekali melihatmu seperti ini. Sekarang kita akan bertemu setiap hari dalam gedung yang sama." Teriak Barbara di ruangannya saat Becky datang. Sekarang mereka sedang berbincang di sofa. Sedangkan Freen sedang mengecek beberapa desain di meja kerjanya bersama Chrissa.
"Sepertinya kau terlalu senang. Apa kau baru saja menang taruhan bola?" Ejek Becky.
"Ini bahkan lebih menyenangkan daripada menang judi di casino. Bagaimana? Ceritakan padaku, apa yang sudah kau lakukan padanya sehingga dia mau kembali bersamamu lagi? Apa kalian bercinta hingga pagi?" Tanya Barbara antusias.
Wajah Becky memerah saat mendengarnya. Sahabatnya itu selalu membicarakan hal yang tidak jauh dari seks. Itu merupakan hal yang masih tabu baginya dengan Becky yang sekarang. Mungkin itu karena dia mengira dirinya masih kuliah dan belum seberapa mementingkan hal seperti itu.
"Aku tidak melakukan apa-apa padanya. Kami hanya berciuman lalu tidur di ranjang yang sama. Itu saja." Bisik Becky.
"Itu saja? Tidak mungkin. Ini sangat tidak masuk akal. Apa kau masih menganggap dirimu masih perawan? Kau sangat tidak asyik."
"Tentu saja tidak, bodoh. Aku pernah melakukannya dengan Alice dulu meskipun hanya dua kali. Aku masih butuh waktu dan dia juga sepertinya masih butuh waktu.
"Apalagi yang kau tunggu? Seks itu sangat penting untuk hubungan kalian. Apa kau sama sekali tidak tertarik dengan kecantikan dan keindahan tubuhnya?"
"Aaiih, Barbara. Aku harap itu segera terjadi. Freen hampir saja membuatku gila karena penasaran. Dia selalu berpakaian seksi di depanku saat di rumah."
Barbara tertawa terbahak-bahak mendengarnya. Bahkan Freen dan Chrissa sempat menoleh karena penasaran dengan pembicaraan mereka berdua meskipun jarak antara meja kerja dan sofa cukup jauh.
"Jangan tertawa seperti itu. Mereka bisa mendengarnya." Ucap Becky pelan dengan penuh peringatan.
"Becky... Becky... Maafkan aku, tapi kau lucu sekali." Barbara masih tidak bisa menghentikan tawanya saat berbicara. "Apa yang menghalangimu untuk menyentuh istrimu sendiri? Ingatlah bahwa di luar sana sudah ada yang mengantri untuknya. Kau sangat idiot." Ucap Barbara dengan nada gemas.
"Kau benar. Selain mengirimkan bunga, wanita itu juga memberinya cokelat mahal dari Perancis. Dan aku sangat menyesal karena ikut menikmatinya semalam."
"Benarkah?"
"Eeeh... Barbara. Sekertarisnya mengatakan bahwa wanita itu ada di sini. Kalian juga akan mengadakan meeting bersama. Dimana dia sekarang?"
"Dia masih bicara dengan staff dari divisi produksi. Sebentar lagi dia akan datang kemari."
Dan benar saja, tak butuh waktu lama pintu ruang CEO lantai tiga itu akhirnya diketuk.
Tok tok tok...
Dua orang wanita masuk. Dua orang itu berbincang sebentar sebelum akhirnya salah satu dari mereka pergi dan menyisakan satu orang berwajah blasteran Thailand Belgia berbadan kurus dengan tinggi 175 cm berkulit putih dengan rambut panjang sedada.
Seorang Andro, dia seorang Andro Femme.
Itulah kesan pertama yang Becky rasakan saat melihatnya pertama kali. Meskipun jarak pandangnya cukup jauh, tapi seolah radarnya tidak pernah meleset untuk mendainya.
"Namanya Mai Davika Hoorne. Dia adalah saingan terberatmu jika seandainya Freen tergoda olehnya. Dia rekan bisnis kami yang pernah aku ceritakan waktu itu." Jelas Barbara.
Becky memperhatikan gerak-gerik wanita itu dari jauh. Wanita itu tampak sangat akrab dengan istrinya. Bahkan mereka terlihat saling melempar senyum di setiap kesempatan bicara. Tak bisa dipungkiri, Becky sangat cemburu sekarang meskipun hanya dengan melihat mereka mengobrol. Mereka berdua tampak sangat cocok secara fisik maupun ideologis. Dan sekarang mereka berdua sedang berjalan beriringan menuju ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss Manja Kekasihku S2
Storie d'amoreIni adalah lanjutan cerita dari Boss Manja Kekasihku yang pertama. Cerita tentang GXG atau Lesbian versi dewasa. Kesempatan hidup yang ke dua bagi Rebecca Patricia Amstrong setelah mengalami kecelakaan mobil yang hampir saja merenggut nyawanya. Nam...