"Apa kau yakin tidak mau makan siang dengan kami?" Ucap Barbara pada Freen.Sekarang mereka sedang berada di depan rumah Jane bersiap untuk pergi.
"Tidak. Aku masih kenyang. Mulutku tidak berhenti mengunyah tadi selama kita ngobrol. Sekarang rasanya perutku penuh dengan air." Jawab Freen sambil memegangi perutnya.
"Baiklah, aku dan Barbara akan bersantai di tempat spa setelah ini. Apa kau yakin tidak ikut dengan kami, Jane?" Tanya Nam membelai lengan Jane.
"Sebenarnya aku ingin. Tapi aku harus melakukan banyak hal untuk mempersiapkan keberangkatanku ke London beberapa hari lagi." Jawab Jane.
"Jaga kesehatanmu dan bayimu. Jangan terlalu lelah." Pesan Freen pada saudara iparnya.
"Jangan khawatir. Aku baik-baik saja." Jane tersenyum tipis.
"Hubungi aku jika kau membutuhkan sesuatu." Pesan Freen padanya. Dan Jane mengangguk.
"Aku akan membawakanmu makanan nanti." Ucap Barbara pada Jane.
"Ya, tidurlah di sini beberapa hari lagi sampai aku berangkat." Ucap Jane.
Barbara mengangguk. "Hum."
"Apa kau sudah memesan taksi, Freen?" Tanya Nam.
"Tidak, dia akan menjemputku di sini." Kata Freen sambil memainkan ponselnya. Dia terlihat sedang menulis pesan pada seseorang.
Tak selang berapa lama datanglah sebuah mobil putih berjenis Jeep di depan halaman tempat mereka berdiri. Jeep Wrangler Rubicon keluaran terbaru. Seseorang berpakaian casual namun tetap terlihat cantik berambut cokelat gelap turun dari mobil itu menyapa mereka semua dengan ramah.
"Hai semuanya..." Ucap wanita itu dengan senyum manisnya.
"Hai... Davika..." Jawab mereka serempak.
Namanya adalah Mai Davika Hoorne. Seorang wanita berusia 32 tahun. Berdarah blasteran Thailand Belgia. Pengusaha muda yang sukses dibidang FNB. Anak tunggal kaya raya pemilik perkebunan kopi dan coklat yang luasnya berhektar-hektar. Menyukai seni dan desain grafis, hobi melukis, bermain musik, traveling, dan seorang lesbian juga.
"Maaf aku tidak bisa mengikuti acara kalian pagi tadi. Aku harus menyelesaikan beberapa pekerjaan." Ucap Davika dengan gaya tomboinya memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. Matanya yang indah menyorot tajam memandangi wajah orang-orang yang ada di hadapannya. Membuat siapa saja akan terbius ingin memandanginya lebih lama. Terlebih saat bibir tipisnya sedang bicara.
"Tidak masalah. Lain kali kita akan membuat acara lagi setelah aku kembali dari London." Jawab Jane.
"Aku pasti datang." Davika tersenyum senang. Lalu dia mencolek lengan Nam untuk menyapanya. Dan mereka tampak ngobrol dengan akrab.
"Kita pergi sekarang?" Tanya Freen pada Davika. Karena tujuannya datang ke sini memang untuk menjemputnya.
"Iya, kita pergi sekarang." Jawab Davika dengan tatapan teduhnya. Sedangkan Freen terlihat santai dengan wajah polosnya.
Sementara yang lain saling berpandangan satu sama lain seolah ingin berbisik sesuatu saat melihat pandangan Davika terhadap Freen.
Freen melambaikan tangan berpamitan pada yang lain dan mulai berjalan menuju mobil jemputannya itu. Davika dengan sigap segera membukakan pintu untuknya. Freen tersenyum mengucapkan terimakasih padanya. Tak lupa Davika juga berpamitan sambil melambaikan tangannya pada yang lain sebelum masuk ke dalam mobilnya.
Dengan cepat mobil Jeep putih itu akhirnya segera melaju meninggalkan komplek perumahan Jane. Setelah mobil itu tidak lagi terlihat, Barbara yang sedari tadi menahan diri untuk tidak bergosip akhirnya mengeluarkan suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss Manja Kekasihku S2
عاطفيةIni adalah lanjutan cerita dari Boss Manja Kekasihku yang pertama. Cerita tentang GXG atau Lesbian versi dewasa. Kesempatan hidup yang ke dua bagi Rebecca Patricia Amstrong setelah mengalami kecelakaan mobil yang hampir saja merenggut nyawanya. Nam...