Cinta, dimanakah kau cinta?
Jika cinta tidak bisa didapatkan dari pasangan kita, masih bisa didapatkan dari keluarga dan teman kita.
Semua jalan sudah dilalui.
Apakah mungkin masih ada jalan yang harus dilalui lagi dalam kesendirian tanpa pasangan, tanpa keluarga, tanpa teman.
Hanya dirimu dan semesta.
Membentuk sesuatu yang kosong untuk dimurnikan.
Dikosongkan agar dapat menemukan diri sendiri yang sejati.
Mungkin sudah saatnya menguatkan diri untuk menempuh perjalanan yang sunyi kembali.
Begitulah yang sedang berputar di kepala Freen saat ini. Pukul setengah tujuh malam, ia sedang duduk merenung memandang kosong ke arah TV berukuran 55 inch. Tiba-tiba saja seseorang menghampirinya.
"Kau melamun lagi, Nong." Ucapan Davika membuyarkan lamunannya dalam sekejap. Freen baru menyadari jika Davika sudah duduk di sebelahnya. Masih di rumah Davika. Ini adalah malam ke-tiga ia berada di rumah ini. Ponselnya masih mati. Freen benar-benar sengaja ingin menghilang tanpa kabar dan tidak ingin siapapun mencarinya.
"Kau mengagetkanku Phi."
"Aku kira kau sedang menikmati menonton drama Korea itu. Tapi sepertinya drama Korea yang sedang menontonmu. Apa kau baik-baik saja?"
"Ya, aku baik. Eeh... mana popcornnya?"
Kemudian Davika memberikan sebuah toples plastik agak besar yang sudah berisi popcorn buatannya sendiri.
"Ada apa?" Tanya Davika sambil mengamati raut wajah Freen yang sepertinya murung.
"Hah?"
"Ceritakan saja padaku. Aku siap mendengarkan."
Freen menatapnya sekilas kemudian menundukkan kepalanya ke arah bawah. Davika seolah tahu orang di depannya itu sedang menyimpan sesuatu di dalam hatinya. Meskipun sebenarnya ia sudah terbiasa melihat Freen seperti itu sejak wanita yang disebut istrinya itu sedang koma. Tapi entah kenapa kali ini Freen tampak berbeda. Seolah ia sudah tidak punya semangat lagi.
"Dia sudah bangun dari komanya." Ucap Freen.
Deg....
Entah kenapa tiba-tiba saja suasana hati Davika menjadi buruk. Bagaikan sedang dibangunkan dari mimpi indahnya secara mendadak. Seperti hilang harapan. Ia belum siap.
"Bagus. Kau harusnya senang." Davika memaksakan senyum. Ia terpaksa berpura-pura merasa senang.
"Sayangnya tidak seperti itu."
"Kenapa?"
"Dia amnesia."
"Hah? Apa kau bercanda? Ini bukan efek dari drama Korea kemarin kan?"
"Tidak Phi. Dia benar-benar amnesia. Dia sama sekali tidak mengingatku. Bahkan dia membenciku dan menyalahkanku atas kematian neneknya. Kami sudah bertemu dan bicara. Tapi tidak ada titik terang."
"Oh My God... Are you serious?"
Freen menghela nafas panjang. "Aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Dia pasti sudah kembali ke Inggris sekarang."
"Lalu.... Bagaimana dengan pernikahan kalian?" Tanya Davika ragu. Tapi ini harus ditanyakan. Ia sangat penasaran.
"Entahlah. Kami belum membicarakannya. Tapi yang jelas dia sudah pasti akan menceraikanku. Atau aku yang akan menceraikannya. Kami tidak bisa terus seperti ini. Meskipun aku masih belum bisa memutuskan. Aku juga bingung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss Manja Kekasihku S2
RomanceIni adalah lanjutan cerita dari Boss Manja Kekasihku yang pertama. Cerita tentang GXG atau Lesbian versi dewasa. Kesempatan hidup yang ke dua bagi Rebecca Patricia Amstrong setelah mengalami kecelakaan mobil yang hampir saja merenggut nyawanya. Nam...