"Davika adalah teman lama Freen dan juga rekan bisnisnya sekarang. Mereka cukup dekat karena kebetulan mereka punya hobi yang sama. Melukis dan menyukai seni." Jelas Jane pada Becky.
"Sedekat apa mereka? Maksudku... semacam..."
"Hanya seperti kakak adik. Freen punya banyak teman. Itu karena Freen sangat ramah dan baik pada semua orang. Dia juga penyayang dan perhatian terhadap keadaan di sekitarnya. Wajar jika banyak orang yang sayang padanya. Kau tahu, kau sangat tergila-gila padanya sejak pertama kali kau bertemu dengannya. Kau rela melakukan apapun untuk mendapatkannya. Kau bahkan berjuang keras diantara beberapa pria yang sedang mengejarnya. Termasuk kakakmu."
"Richie?"
"Ya, dulu Richie juga sempat menyukainya. Tapi dia lebih memilihmu."
"Sebentar. Maksudmu... Dia sebenarnya bukan seorang lesbian?"
"Ya, dia normal dan menyukai pria. Tapi sejak bertemu denganmu, dia merubah pandangannya. Kau sudah merubah hidupnya. Entah apa yang sudah kau lakukan padanya. Yang kami tahu, kalian adalah pasangan femme paling kuat. Aku harap kalian berdua bisa tetap bersama selamanya. Kau sangat beruntung mendapatkannya."
Penjelasan dari Jane itu terus terngiang-ngiang di pikiran Becky hingga ia sudah sampai di rumah. Sekarang ia sedang duduk melamun di sofa ruang tengah sambil memainkan remote TV. Tidak ada menarik untuk ditonton sore ini.
Sudah pukul setengah tujuh malam tapi Freen belum juga pulang ke rumah. Memang, tadi dia sudah mengatakan bahwa akan pulang terlambat. Tapi entah kenapa Becky merasa tidak senang. Seperti ada yang kurang dari hidupnya.
Ini aneh sekali. Bukankah sudah dua hari ini dia selalu memperlakukan wanita itu sangat tidak baik? Sekarang ia menyesal.
Dua jam menghabiskan waktu di depan TV, akhirnya Becky memutuskan untuk pergi ke kamarnya kemudian meminum obatnya.
"Sepertinya dia tidak pulang malam ini. Lebih baik aku tidur." Gumam Becky yang kemudian menaiki ranjangnya.
Sekitar satu jam kemudian, ternyata Freen pulang. Rumah tampak sepi. Freen menuju dapur dan melihat buket bunga tulip putih tergeletak di atas meja makan.
"Davika lagi." Pikirnya. Wanita itu tidak menyerah dengan mengiriminya bunga sebagai permohonan maaf untuk kedua kalinya.
Setelah meletakkan beberapa barang belanjaan ke dalam lemari es dan laci penyimpanan, dia naik ke lantai atas. Freen mendapati Becky yang tampak sudah tertidur pulas di atas ranjang begitu ia sampai di kamarnya.
Syukurlah, pikirnya. Dengan begitu ia tidak akan repot-repot menghabiskan tenaga untuk membuatnya emosi kembali karena berurusan dengan orang yang sudah melecehkannya kemarin. Tubuhnya terasa sangat lelah setelah seharian pergi dengan Nam lalu dilanjutkan dengan bekerja di kantor, setelah itu pergi ke supermarket berbelanja kebutuhan dapur. Hari ini dia benar-benar menyibukkan dirinya.
Seperti kebiasaannya sebelum tidur, selesai mandi kemudian mengganti bajunya dengan pakaian tidur. Dilanjutkan dengan merawat wajah dan tubuhnya dengan beberapa skin care di depan meja rias. Memakai parfum lalu turun lagi ke lantai bawah menuju ruang tengah.
Entah kenapa matanya belum merasa ngantuk meskipun badannya ingin segera berbaring. Dia mulai menyalakan TV. Sangat membosankan, tidak ada satupun acara yang menarik untuk ditontonnya Tiba-tiba saja terlintas di pikirannya untuk menonton kembali video masa-masa kebersamaannya bersama Becky. Tanpa pikir panjang ia mengambil laptopnya di ruang kerja. Tak lupa ia membawa sebotol wiski dan gelas untuk menghibur dirinya melupakan sejenak semua masalah yang ada.
Memegang segelas wiski di tangannya, ia mulai memutar video yang langsung menyambutnya dengan tawa riang saat mereka sedang di pantai Hua Hin. Suara video lumayan keras. Karena tidak ingin ada yang mendengarnya, ia memakai headphone.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss Manja Kekasihku S2
RomanceIni adalah lanjutan cerita dari Boss Manja Kekasihku yang pertama. Cerita tentang GXG atau Lesbian versi dewasa. Kesempatan hidup yang ke dua bagi Rebecca Patricia Amstrong setelah mengalami kecelakaan mobil yang hampir saja merenggut nyawanya. Nam...