Suasana kamar masih tampak gelap. Cahaya matahari pagi belum mampu menembus tebalnya gorden blackout di kamar ini pukul 7 pagi. Freen membuka matanya perlahan dan disuguhi dengan kosongnya pemandangan langit-langit kamar yang berwarna putih bersih di depannya.
Dan tempat ini tidak asing baginya.
Ada sebuah tangan di balik selimut sedang melingkar posesif di perutnya. Sedangkan pemiliknya masih tertidur pulas menenggelamkan wajahnya dengan nyaman di dada kirinya yang hanya memakai bra. Freen juga merasakan kulitnya saling bersentuhan di balik selimut. Kemudian ia mengintipnya sedikit. Ternyata dirinya dan Becky sama-sama hanya memakai celana dalam dan bra.
Apa yang terjadi tadi malam?
Freen mencoba untuk mengingatnya.
Tapi sama sekali tidak ingat.
Sambil mengernyit ia memijat pelipisnya sendiri yang terasa berdenyut-denyut.
Mungkin efek mabuk semalam.
Karena masih malas untuk bangun, Freen justru memiringkan tubuhnya dan membenarkan posisinya untuk memeluk kepala Becky. Sekarang ia sudah seperti seorang ibu sedang memeluk anaknya saat tidur. Dengan sayang ia memberikan dekapan kehangatan pada kepala Becky kemudian menciumi pucuk kepalanya beberapa kali. Wajah Barbie itu akhirnya membuka matanya karena merasa terganggu.
"Selamat pagi sayang..." Sapa Becky dengan mata mengerjap beberapa kali. " Kau sudah bangun ternyata."
"Selamat pagi. Kenapa kau juga bangun, hum?" Jawab Freen yang kemudian mengecup kening Becky dengan sayang.
"Aku bangun karena kau hampir saja mencekikku."
"Aku tidak mencekikmu. Itu adalah dekapan sayang dariku."
"Dekapan sayang?"
"Hum hum. Ngomong-ngomong apa yang terjadi semalam? Kenapa aku tiba-tiba sudah berada di kamar kita?"
"Kau mabuk berat semalam."
"Mabuk berat?"
"Apa kau tidak ingat?"
"Tidak. Aku hanya ingat saat aku dan Nam masih di lantai atas. Kami mengobrol dengan seru, lalu setelah itu... Aku tidak bisa ingat. Mungkin aku menari bersamamu di lantai dansa."
Becky menerawang mengingat kejadian semalam saat Freen meracau dan mengatakan banyak hal di luar kesadarannya. Karena penasaran, ia pun bertanya.
"Apa kau tidak mengatakan sesuatu tadi malam?"
"Mengatakan apa?"
"Entahlah, mungkin sesuatu."
"Aku tidak merasa melakukannya. Apa yang sudah aku katakan?" Freen justru balik bertanya seolah memang tidak tahu apa yang sudah dilakukannya. Dengan demikian, Becky akhirnya menyimpulkan bahwa ia telah menemukan fakta baru tentang kebiasaan buruk istrinya saat mabuk.
Dia benar-benar tidak ingat.
"Tidak ada. Kau tidak mengatakan apapun. Kita hanya menari bersama lalu aku mengajakmu pulang." Becky berkata bohong.
"Ooh... Syukurlah kalau begitu. Ayo kita mandi. Kita akan bersiap-siap untuk bekerja. Aku ada meeting dengan client."
Beberapa saat berlalu, setelah sekitar satu jam kemudian mereka berdua sudah siap dengan setelan kerjanya berjalan menuruni tangga menuju meja makan. Seperti biasa, Freen dengan kelembutan dan kasih sayang menyuapi istrinya hingga kenyang. Baru setelah itu mengurus dirinya sendiri. Dan mereka siap untuk berangkat ke kantor beberapa menit kemudian.
Seperti yang sudah dikatakan Freen kemarin, mereka akan menggunakan mobil barunya untuk pergi ke kantor. Dengan bangganya ia kini bisa menikmati hasil kerja kerasnya sendiri. Tak pernah terbayangkan sebelumnya jika ia akan berada di titik ini. Terlebih masih bersanding bersama orang yang sangat dicintainya hingga sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss Manja Kekasihku S2
RomanceIni adalah lanjutan cerita dari Boss Manja Kekasihku yang pertama. Cerita tentang GXG atau Lesbian versi dewasa. Kesempatan hidup yang ke dua bagi Rebecca Patricia Amstrong setelah mengalami kecelakaan mobil yang hampir saja merenggut nyawanya. Nam...