Chapter 15
-----------------
Tiffany POV
"Jadi kau mau membawaku kemana, Haz?" Tanyaku sambil membalas pesan Stace yang sedari tadi hanya tentang Darren. Darren juga awalnya bekerja disini, tapi dia juga ikut dipindahkan ke pusat bersama Jennifer dan yang lainnya.
"Sebentar lagi kita sampai. Tenang saja,"
Aku mengangguk, masih mengetikkan pesan kepada Stacey.
"Kau sedang sibuk apa, sih?"
Aku menoleh padanya, yang tiba-tiba saja langsung ingin tahu apa yang kulakukan. Astaga, kenapa sih pria ini selalu penasaran akan apa yang kulakukan dengan ponselku?
"Memangnya kenapa?"
"Tidak, aku hanya bertanya."
"Oh, ya sudah kalau begitu."
Aku diam. Setelah beberapa detik, dia bertanya lagi padaku.
"Hei, jangan diam seperti itu, Tiff. Tidak enak tau. Dan aku memang benar-benar penasaran, apa yang kau sibukkan dengan ponselmu sedari tadi."
Aku memutar kedua bola mataku. Ia memang benar-benar tidak akan menyerah jika belum mendapatkan jawaban yang diminta.
"Nothing, Harry. Aku hanya saling berkirim pesan dengan Stacey. Memangnya kenapa?"
"Oh, okay."
Aku mengerutkan alisku sambil menatapnya aneh, kemudian membalas pesan dari Stacey untuk ke seribu kalinya.
**
"Kita sampai, Tiff."
Aku mendongak, kemudian tersenyum.
"Taman Ria, ya?"
"Iya. Kau suka ke Taman Ria?"
"Sangat. Aku sudah pernah menaiki semua wahana disini. Ayo! Kita masuk,"
Aku keluar dari mobil Harry dengan penuh senyuman. Uh, aku benar-benar rindu dengan suasana Taman Ria ini.
Setelah membeli tiket masuk-yang termasuk mahal-kami langsung masuk ke dalam dan berjalan mencari wahana yang akan dinaiki pertama.
Sebenarnya, aku ingin membayar tiketku sendiri, tapi Harry melarangku. Katanya, kalau aku membayar tiketku sendiri, nanti kami malah akan pulang. Ya sudah, aku membiarkannya membayar tiketku. Mau diapakan lagi? Aku kan juga merasa tidak enak. Sudah 2 kali aku pergi bersama Harry, dan aku sama sekali belum pernah mengeluarkan uang, SEPESERPUN.
"Kau mau naik apa?"
"Urm..how about that roller coaster?" Ucapku sambil menunjuk sebuah roller coaster dengan 3 putaran dan beberapa turunan yang sangat tajam, dan letaknya tidak terlalu jauh dari kami.
Kulihat Harry sedikit bergidik ngeri, kemudian mengangguk dan tersenyum.
"Okay."
Setelah mengantri cukup panjang, akhirnya aku bisa naik juga. Aku dan Harry duduk di depan. Sebenarnya sih, aku yang mengajaknya untuk duduk di depan, hehe.
Setelah semua sudah duduk dan memakai pengaman, kereta ini mulai berjalan. Ketika kami melaju di jalan menanjak, aku menggenggam tangan Harry lebih kencang. Sejujurnya, aku agak takut menghadapi turunan yang tajam seperti ini.
Harry sempat menoleh ke arahku, lalu tersenyum. Hei, padahal aku ingin melihat matanya yang indah itu. Tapi sayangnya, ia memakai kacamata hitam yang menurutku sangat mengganggu. Tapi mau diapakan lagi? Itu juga untuk kebaikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unpredicted Life // h.s.
FanfictionCerita tentang kehidupan seorang gadis bernama Tiffany Lawson yang tiba-tiba saja bertemu dengan idolanya di sebuah restoran tempatnya bekerja. Gadis ini mengalami berbagai hal yang tak pernah ia kira akan terjadi padanya. Semuanya begitu tiba-tiba...