Chapter 20 : Part 2

7.6K 516 12
                                    

Chapter 20 : Part 2

-------

Tiffany POV

Sudah 2 tahun berlalu sejak 'konflik' yang terjadi antara aku dan Harry. Kami sudah tidak pernah bertemu lagi. Dan oh, tentu saja aku tidak jadi melihat konsernya waktu itu. Untuk apa aku melihat konsernya?

Harus kuakui, aku masih ada sedikit perasaan pada Harry. Entahlah, aku tidak bisa berhenti mencintainya. Aku tidak bisa melupakannya walaupun aku sudah berusaha sebisa mungkin. Dan hei, perlu kuberitahu, Jenn sudah resmi berpacaran dengan Zayn sekitar..mungkin 10 bulan yang lalu.

Oh ya. Aku sering melihat Harry dan yang lainnya di TV. Dan..Harry selalu bersama dengan seorang gadis berambut pirang yang juga adalah kekasihnya. Well, seminggu setelah kejadian 'hilang kontak' terjadi, Harry langsung digosipkan berpacaran dengan gadis tersebut.

Namanya, Chloe Richardson.

Entahlah, aku merasa tidak asing dengan wajah Chloe, tapi aku lupa dimana aku pernah melihatnya.

Aku sudah melihat berbagai macam foto Harry dan Chloe yang sedang bermesraan.

Dan..well..uh. Kau tahu sendiri bagaimana rasanya.

Aku memarkir sepedaku di depan restoran, kemudian masuk ke dalam.

***

Aku melihat ke jam dinding. Jam 1 kurang 20 menit. Sebentar lagi waktu istirahat.

"Yaampun. Hari ini ramai sekali. Jauh dari apa yang kubayangkan," Ucapku pada Jenn yang juga sedang mengambil makanan dari Greg untuk diantar.

Aku mendengar lagu Want U Back milik Cher Lloyd diputar, dan aku pun tersenyum. Aku suka lagu ini.

"Tiff, urus meja 12." Perintah Stace lewat walkie talkienya. Haha, I love using walkie talkie. 

It's kind of..cute.(?) well maybe not.

Aku berjalan setengah berlari menuju meja 12. Oh, a couple, huh?

"Permisi." Ucapku sopan. Gadis berambut pirang tersebut mendongak, kemudian melepas kacamatanya.

Crap.

"Uh, akhirnya datang juga pelayannya. Bagaimana sih sistem kerja restoran ini? Bi-"

"Aku pesan makanan yang terenak disini, untuk 2 orang." Ucap sang pasangan, masih memakai kupluk dan kacamata hitamnya.

"Harry! Kau memotong pembicaraanku, tahu."

Man, this can't be happening.

Gadis berambut pirang itu memukuli bahu kekasihnya sambil tertawa, kemudian disusul oleh tawa kekasihnya itu.

Tiba-tiba, dadaku kembali sesak. Rasanya seperti kembali ditusuk oleh beribu-ribu jarum. Nafasku berubah tidak beraturan. Kakiku membeku disana, seakan-akan ada sesuatu yang menimpanya.

The Unpredicted Life // h.s.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang