Chapter 23

7.5K 487 5
                                    

Here's chapter 23 !! Happy reading xx

-----------

Tiffany POV

"Hi, I'm Jordan. Nice to meet you,"

"Tiffany. Nice to meet you too, Jordan." Kami saling bersalam-salaman, kemudian mulai bekerja.

Okay, Jordan adalah orang baru disini. Dia baru mulai bekerja hari ini, dan umurnya 3 tahun lebih tua dariku. Jadi bisa dibilang, dia adalah yang tertua dari semua pekerja restoran ini.

Jordan ditetapkan untuk bekerja dengan Ed, melayani pelanggan dan mengangkat dus-dus bahan makanan.

Okay, kurasa itu sudah cukup.

Aku membuka restoran, dan pelanggan pun mulai berdatangan.

Tiba-tiba, Jordan berdiri di sampingku. Aku agak menjauh satu langkah darinya, supaya tidak terlalu dekat. Well, kau tahu maksudku.

Ia mendekatkan dirinya setengah langkah kearahku.

"Hey Tiff,"

"Ada apa?"

"Kau sudah berapa lama bekerja di restoran ini?"

"Mungkin sekitar..3-4 tahun. Memangnya kenapa?"

"Berarti bekerja disini menyenangkan, dong?"

"Menurutku sih iya. Habisnya, semua temanku ada disini. Kalau ada teman, kenapa harus dianggap tidak menyenangkan?"

Ia tersenyum, kemudian mengangguk. "Semoga saja kau dan yang lainnya menerimaku dengan baik disini."

"Hey, tentu saja. Kenapa tidak? Lebih banyak teman, lebih baik, kan? Ya sudah, aku mau melayani pelanggan disana dulu." Aku menepuk punggungnya agak sedikit kencang, kemudian berjalan menuju meja salah seorang pelanggan.

****

1.00 PM

"Jenn, Zayn's already here." Ucapku memanggil Jenn yang sedang makan di ruang istirahat. Jenn mengangguk, kemudian membersihkan mulutnya, merapihkan seragam kerjanya, menyisir rambutnya, dan berkaca-kaca.

Aku hanya menggeleng, kemudian keluar dari ruang istirahat dan menghampiri Grace yang tampaknya sedang merapihkan uang. Ketika itu, Zayn memanggilku. Aku menoleh, kemudian menghampirinya.

"Ada apa?"

"Dia siapa?"

"Dia? Maksudmu siapa?" Aku mengerutkan alisku, kemudian menoleh ke belakang.

"Itu, lho. Yang berambut coklat itu. Model rambutnya juga mirip mirip denganku. Pasti dia baru-baru ini ya, mulai bekerjanya?"

"Oh, maksudmu Jordan?"

"Jadi namanya Jordan?"

Aku mengangguk, kemudian melihat ke arah Jordan yang tiba-tiba saja melihat ke arahku dan tersenyum.

"Kalau boleh jujur, kalian berdua terlihat sangat dekat. Bisa-bisa Harry cemburu, lho." Zayn tersenyum lebar. Aku langsung menghancurkan jambulnya itu.

"Hey!!" Amuknya. Ia langsung mengeluarkan cerminnya, kemudian kembali merapikan jambulnya itu dengan tatapan kesal. Aku hanya tertawa melihat tingkahnya itu. Haha.

The Unpredicted Life // h.s.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang