Chapter 20
---------------------
Tiffany POV
Hari ini, aku libur kerja. Entah kenapa, baru-baru ini aku mulai jarang bertemu mau pun berhubungan dengan Harry. Lama-kelamaan, hubungan pertemanan kami mulai renggang dan aku sangat takut jika kami benar-benar hilang kontak.
Untuk menghindari hal tersebut, aku mengirimkan sebuah pelan untuknya.
To : Harry Styles
Hi, Harry. How are you?
Memang, sih. Aku tidak berhak untuk memaksanya menemuiku. Aku juga tidak berhak untuk memaksanya berteman denganku.
Tapi aku berhak untuk menanyakan alasan mengapa ia menjauhiku seperti ini.
***
Tidak ada pesan masuk dari Harry sejak 2 jam yang lalu.
Sebenarnya, mengapa ia menjauhiku?
Aku memutuskan untuk mengirimkan sebuah pesan lagi untuk Harry. Memang, sih. Aku terkesan memaksanya.
Tapi, biar lah. Kalau misalkan dia tidak membalas pesan ku yang kali ini, berarti dia memang ingin menjauhiku.
Yah, mana mungkin seorang pop-star sepertinya, mau berteman denganku? Berteman saja sudah pasti tidak mungkin, apa lagi untuk menyukai ku?
Ha. Aku sudah gila. Ya, aku terlalu gila untuk berharap bahwa ia akan menyukaiku juga.
Ponselku bergetar. Satu pesan masuk dari Harry.
From : Harry Styles
Stop texting me. You're annoying. I don't like you. So, jangan terlalu berharap bahwa aku menyukaimu hanya karena aku memperlakukanmu seakan-akan kau adalah sahabatku. Asal kau tahu, aku hanya memanfaatkanmu untuk menemaniku di saat aku bosan. Jadi tolong, jangan hubungi aku lagi. Aku tidak membutuhkanmu. Kau hanya pengganggu dalam hidupku. Kupikir kau adalah gadis yang akan asik untuk diajak pergi, tapi ternyata kau membosankan. Jadi, aku tidak membutuhkanmu lagi. Jangan hubungi aku.
....oh. Jadi begitu. Hahaha.
Jadi, aku hanya mainan baginya.
Ya, aku mengerti.
Dasar bodoh. Aku memang bodoh. Bisa-bisanya aku berharap dan beranggapan bahwa aku memang sudah berteman dengannya.
Uh. Aku benar-benar kecewa. Aku..aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat.
Hahaha. Bisa-bisanya aku menangis untuknya. Untuk apa aku menangis untuknya? Untuk apa?! Aku hanya sebuah mainan baginya. Tidak lebih. Aku tidak boleh menangis.
Tidak, aku harus kuat.
No, please. Please. Aku tidak boleh menangis. Tidak. Tidak. Tidak.
Urgh. Kenapa air mataku malah keluar? Kenapa aku harus menangisinya?
Karena kau mencintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unpredicted Life // h.s.
FanfictionCerita tentang kehidupan seorang gadis bernama Tiffany Lawson yang tiba-tiba saja bertemu dengan idolanya di sebuah restoran tempatnya bekerja. Gadis ini mengalami berbagai hal yang tak pernah ia kira akan terjadi padanya. Semuanya begitu tiba-tiba...