Chapter 16

8.5K 544 13
                                    

Chapter 16

----------------------------

"Uh, aku benar-benar kenyang." Aku mengusap-usap perutku yang agak membuncit karena makan terlalu banyak.

"Hey, kau itu kan terlalu kurus, jadi tidak apa kalau makan banyak."

"Tapi kalau caranya seperti ini, nanti aku jadi buncit, tau."

"Lihat saja Niall. Dia setiap hari kerjaannya hanya makan dan makan. Buktinya, dia sama sekali tidak buncit. Yah, setidaknya hanya sedikit."

"Tuh kan, sama saja jadinya buncit."

Setelah pesan terakhir yang kukirimkan kepada Zayn tadi, ia sama sekali belum membalas pesanku itu. Uh, kenapa sih hari ini aku benar-benar bodoh? Tidak seharusnya aku mengatakan hal itu kepadanya. Apalagi, aku kan baru saja mengenalnya secara langsung.

Seharusnya, aku menceritakannya pada Grace atau Stace.

Kau bodoh, Tiff. Bodoh.

Bisa saja Zayn membeberkannya ke Harry, kemudian...tidak. Aku harus berbuat sesuatu. Zayn tidak boleh tahu aku menyukai Harry. Tidak untuk saat ini.

To : Zayn

Jangan salah paham, ya. Aku menyukai Harry sebagai teman. Jangan kau berpikir aneh-aneh.

Setelah mengirimnya, aku langsung menyusul Harry yang sedang membayar makanan di kasir. Ketika aku sampai di kasir, ternyata ia sudah selesai membayar. Uh, lagi-lagi ia membayar semuanya.

"Oh come on, Harry! Kapan aku akan membayar?"

"Ng..mungkin tidak akan." Harry menggandengku lagi, kemudian kami berjalan keluar restoran.

"Aku kan bukan siapa-siapamu, Harry. Jadi untuk apa kau membayar bagianku? Aku kan jadi tidak enak."

Kami terus berdebat. Sampai akhirnya, aku lelah juga. Tidak ada gunanya aku seperti ini.

"Uh, yasudahlah terserah padamu. Tapi, jangan pernah berpikir bahwa aku tidak pernah mau membayar. Aku sudah berusaha namun kau selalu saja membayar bagianku." Ucapku sambil memasuki antrian halilintar.

Harry tersenyum, "Aku tidak akan pernah berpikiran seperti itu."

Ponselku bergetar. Aku membuka pesan masuk tersebut.

From : Zayn Malik

Maaf, aku baru membalas pesanmu. Aku ada sedikit urusan tadi. Aku sempat kaget ketika membaca pesanmu yang pertama tadi, bahwa kau menyukai Harry. Kupikir kau benar-benar menyukainya, tapi ternyata bukan. Okay, kupikir aku harus mandi sekarang. Bye Tiff!

To : Zayn Malik

Okay. Bye!

Setelah mengirim pesan tersebut, aku masuk dan duduk di salah satu kursi halilintar tersebut, disusul dengan Harry yang duduk di sebelahku.

***

Semua wahana disini sudah kami naiki, termasuk arung jeram dan niagara gara. Tinggal satu wahana yang belum kami naiki. Ya, satu.

"Rasanya cepat sekali, sekarang sudah hampir jam 8." Ucap Harry yang sudah membuka kacamatanya, karena Taman Ria ini sudah sepi. Sangat sepi.

"Kau sudah mau pulang, ya?" Tanyaku tanpa menoleh padanya.

The Unpredicted Life // h.s.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang