"Sakit apa? Lo di mana sekarang?"
"Di rumah."
Jangan-jangan, saat di pesta itu, ada yang menaruh sesuatu di makanan atau minuman Nic. Saingan bisnisnya mungkin. Semalam Nic tak ditemani penjaga. Aku bisa menjadi tersangka karena aku yang bersamanya.
Aku semakin panik. "Terus, apa yang lo rasain sekarang?"
"Dingin, pusing, badan gue panas juga."
Hah? Kok, sakitnya mirip seperti penyakit rakyat seperti aku? "Tunggu, deh. Ini mah lo masuk angin, bukan?"
"Kayaknya."
Aku merasa lelah, lemah, letih, lunglai, juga loyo, hingga akhirnya telentang. "Nic! Bikin gue panik aja, sih. Gue kira lo kenapa."
"Kok, lo jadi bentak gue?"
Aku berbaring miring. "Gue khawatir lo sakit parah. Ternyata cuma gitu doang."
"Tapi gue sakit," rengek Nic.
"Ke dokter gih."
"Gue nggak bisa bangun. Badan gue sakit semua," rintih pria itu.
Itu sakit atau habis digebukin?
"Minum obat aja dulu."
"Nggak suka obat."
Pasti sukanya aku! Aku meringis karena pikiran gilaku. "Terus maunya apa?"
"Lo."
Kan?!
Aku memastikan. "Gue?"
"Lo ke sini."
Memangnya tugas sugar baby, mengurus orang sakit segala? Harusnya kencan-kencan saja ini. Aku duduk dengan malas.
"Oke, gue mandi dulu, ya. Gue ke sana pasti."
Sebelum memutuskan sambungan telepon, Nic memberi tahu password pintu rumahnya. Merepotkan sekali! Setelah mencatat password-nya, aku segera meninggalkan ranjang untuk mandi.
Jika dipikir-pikir, ini salahku juga. Di pesta, Nic tak makan makanan berat. Setelah dari pesta, aku malah mengajak Nic untuk night ride. Pantas saja pria itu masuk angin.
Biar nanti aku memasak untuk Nic. Mungkin dia belum sarapan. Akan tetapi, lebih baik aku membeli bubur ayam. Masakanku bisa dimakan saat siang nanti.
Setelah berhasil membeli bubur ayam, aku segera ke rumah Nic. Motor baru memang beda saat dikendarai. Aku bisa mengemudi dengan kecepatan tinggi dan merasa seperti Valentino Rossi.
"Nic?"
Tak ada siapa pun. Mungkin Nic di kamarnya sedang tidur. Aku ke dapur untuk menaruh belanjaan.
Setelah menemukan kamar Nic, aku masuk dan kembali memanggilnya. "Nic?"
"Nic, bangun."
Dia terbangun. "Lo?"
"Ya. Lo minta gue dateng, ya, ini gue udah di sini. Sarapan dulu, yuk? Gue beliin bubur ayam."
"Ah, males banget," tolak Nic, lantas mengubah posisinya menjadi berbaring tengkurap.
Menguji kesabaran memang, sugar berondong ini. "Nic, bangun!"
"Bangun, nggak?!" bentakku karena Nic hanya mengerang.
Ketika menarik selimut pria itu, aku semakin emosi. "Lo bahkan belum ganti baju dari semalem, Nic?"
"Gue sakit," lirih Nic, dengan suara yang teredam bantal.
"Tau, lo sakit. Tapi, kan, ganti baju dulu. Mandi sana. Gue siapin buburnya."
Setelah perdebatan panjang, Nic akhirnya mau mandi dan menyusulku di ruang makan. Aku menemani pria itu sarapan dengan penuh perjuangan. Akhirnya, Nic mau makan dan minum obat.
Namun, kami kembali berdebat ketika aku memintanya istirahat. Terpaksa aku mengantarnya ke kamar dan menunggui pria itu sampai tertidur. Ketika Nic nampak terlelap, aku keluar kamar dan menuju dapur. Saatnya memasak makan siang untuk Tuan Muda!
***
REPOST: 22/5/24
Nic lebih gemes di "Bab 8" author's pov, ya. Di KaryaKarsa, kalian boleh dukung/beli bab suka-suka kalian aja, loh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovestruck
ChickLitToo old to be a sugarbaby? I don't care! I need that money. -Lintang Prasasti- Is she the one? Whatever! I'll make her mine. -Ravenico Hafrizal- Lintang Prasasti diminta menjadi pacar pura-pura untuk Ravenico Hafrizal. Namun ketika cinta sudah bicar...