¤¤¤
Taehyung, Jimin dan Mingyu sedang berada dikantin. Mereka kembali bertiga, setelah Mona kembali ke Luar Negeri.
"Gue dijodohin" ucap Jimin tiba-tiba
Uhukk! Uhukk!
Taehyung dan Mingyu yang sedang makan Bakso tersedak mendengar ucapan Jimin, karena pedas mereka pun meminum es jeruknya dengan rakus.
"Dijodohin?"
Jimin mengangguk sebagai jawaban, "Sama Guru BK sekolah kita"
"What The Fuck!" Umpat Taehyung dan Mingyu bersamaan.
"Hahh.. Gue juga gak tau kenapa Orangtua Gue jodohin Gue sama Tuh Guru Killer, mana dia Jemput Gue tadi Pagi"
"Ppfftttt...Hahaaa" Mingyu tak kuasa Menahan tawanya, bahkan Wajahnya memerah karena terus tertawa.
"Lo ngapain ngetawain Gue Anjir!" Kesal Jimin
"Gimana Mingyu gak ngetawain Lo, Lo yakin Lo bisa bebas mulai sekarang?" Tanya Taehyung
Jimin terdiam, pertanyaan Taehyung memang benar, perjodohan ini akan membuat dirinya seperti DiPenjara.
"Gue gak yakin..." lirih Jimin
"Yang sabar ya Sahabat Gue yang Paling Bantet" ucap Mingyu mengusak rambut Jimin.
"Brengsek Lo!"
Taehyung dan Mingyu terus tertawa, mentertawakan penderitaan Jimin yang akan datang Sebentar lagi.
"Ekhem...Boleh saya duduk disini?"
Taehyung dan Mingyu menghentikan tawa mereka, karena mengenali suara siapa yang menghampiri mereka.
"B-boleh Pak" gugup Mingyu
Dia langsung berdiri dan duduk disamping Taehyung, sedangkan Yoongi yang baru datang duduk disamping Jimin.
Wajah Jimin semakin memelas, Taehyung dan Mingyu ingin sekali tertawa, tapi ada Guru Killer diantara mereka saat ini.
"Kenapa Baksonya dibiarkan? Ayo makan" ucap Yoongi
Taehyung dan Mingyu mengangguk cepat, dan langsung melahap Bakso mereka sampai habis.
Sedangkan Jimin hanya diam saja, dia kebingungan harus melakukan apa disamping Calon Suaminya itu.
"Kamu sudah makan?" Tanya Yoongi
"Belum Pak, Jimin dari tadi belum makan" ucap Taehyung
Mata Jimin yang menyipit membulat mendengar ucapan Taehyung, hei...dia sudah menghabiskan Baksonya tadi karena Lapar bercampur Kesal.
"Lalu itu mangkuk siapa?"
"Itu bekas saya Pak" ucap Mingyu
Lagi-lagi Jimin tidak jadi bicara, karena kedua Sahabatnya terus memotongnya.