bab 5

9.5K 555 9
                                    

El sudah berada di lautan manusia yang berbondong-bondong ingin membeli makanan atau lebih tepatnya kantin, El berada di meja paling pojok dan di samping kirinya terdapat dino, Mereka sudah berkenalan di kelas tadi.

jadilah mereka berdua jalan ke kantin karena cacing-cacing di perut mereka sudah bunyi Yang tandanya ingin di beri makan.

"Xel lo mau pesan apa?" tanya dino melihat ke arah el yang kedua tangannya di tumpuh ke atas meja untuk menyangga kepalanya.

"Ikut" ucap el singkat melihat dino lalu kembali menatap hpnya, Karena el berucap singkat jadi dino kurang ngerti dengan ucapannya el degan wajah kebingungan melihat el.

"Hah? Ikut, apaan ikut?" Tanya dino yang awalnya kepalanya di tumpu ke tangan jadi duduk tegak melihat ke arah el degan kepala yang penuh tanda tanya, El yang melihat dino dengan malas pun menghela nafas.

"Huff, samakan aja sama kamu" ucap panjang el ke dino dengan malas lalu kembali ke layar hpnya.

"Oh, bilang kek, lo tunggu sini" ucap dino menunjuk el dengan jari telunjuknua lalu pergi dari sana.

El hanya menghela nafas melihat punggung dino yang sudah hilang di telan kerumunan lautan/manusia itu, El melihat kembali benda pipih yang berada di tangannya tiba-tiba kantin menjadi ricuh karena Kedatangan geng yang begitu terkenal di sekolahan ini yang membuat kantin menjadi heboh/ricuh.

El yang asyik-asyiknya main hp di kagetkan dengan seorang wanita yang teriak untung saja el gk ada riwayat jantung kalo ada dah lah.

"KYAKK!, ayang arion ganteng banget"

"Ayang indra ganteng banget"

"Arfin jadikan aku pacar mu"

"Bisma senyum mu membuat ku meleleh"

"Anjel cantik banget imut lagi"

"Akhirnya para ayang ku datang untuk menjemput ku"

"Dih najis"

"Iri bilang"

"Dih ngapain gw iri sama modelan kek tante² girang iyuh"

"Apa lo bilang"

"TANTE-TANTE GIRANG"

El yang melihat mereka bertengkar jengah dia masa bodo dengan orang yang baru datang, Akhirnya el melihat ke benda pipih di tangannya tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk mejanya, El yang asik main handphone itu pun mengalihkan pandangannya ke orang yang berada di depannya.

"Apa?" tanya el ke orang yang berada di depannya itu dengan tatapan dinginnya.

"Um, anjel boleh duduk di sini gak?" ucap anjel dengan nada yang di imut-imutkan melihat ke arah el.

"Hm" dehem dingin el lalu melihat ke arah belakang anjel sekilas lalu melihat kembali benda pipih di tangannya itu, Dengan bodo amat kalo dia sedang di perhatikan dengan orang berada di depannya itu.

Tapi lama kelamaan el menjadi kesal karena di tatap terus menerus itu membuatnya kesal, Dia mengangkat kepalanya melihat tiga orang pria yang menatapnya terus menerus.

"Sudah?" ucap dingin el melihat mereka bertiga, Mereka yang di tatap seperti itu kaget dan gugup karena merasakan aura pembunuh yang begitu pekat dan membuat mereka sedikit sesak.

"Ah enggak, cuman mau kenalan aja" ucap pria yang berada di depan pojok el dengan senyum canggungnya

"Kenalin nama aku bisma" ucap bisma menjulurkan tangannya ke hadapan el, El yang melihat juluran tangan itu hanya diam lalu melihat ke arah bisma lagi, Karena jabat tangannya bisma gk di tanggapi oleh el dia menarik kembali tangannya lalu tersenyum canggung menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu.

"Ihh gak boleh gitu, kalo orang ingin kenalan harus di jawab dong gak boleh diam aja ihh" ucap anjel dengan nada yang dibuat marah dan di imut-imutkan, El yang di gitukan pun melihat ke arah anjel dengan tatapan datarnya dengan aura pembunuh tentunya.

"Imut banget sihh"

"Ihh jadi pengen nyulik"

"Hati ku tak kuat Mak"

"Anjel jangan imut-imut dong bisa meledak hati mamas"

"Tch, lebai"

"Bodo amat"

Bisik-bisik terdengar di telinga el dan Anjel yang mendengar itu tersenyum menatap wajah El seperti mengejek, kalo dia banyak yang suka dan di damba-dambakan.

"Harus?" Tanya el ke arah anjel dengan tatapan khasnya, dan acuh dengan bisikan orang-orang di kantin.

"H-harus dong itukan berarti mau berteman" ucap anjel dengan gugup tapi memberanikan diri karena tekanan yang di berikan el.

"Oh, axel puas" ucap el memperkenalkan dirinya secara singkat tapi terap dengan tatapan dinginnya.

"B-baiklah perkenalkan gw bisma" ucap lagi bisma tapi tak seperti tadi menjulurkan tangannya.

"Gw indra, salken ya cil" ucap indra dengan menyebut el bocil.

El yang di sebut bocil tak terima dengan ucapan indra dia menatap indra lebih datar lagi seperti ingin membunuh indra di tempat, Indra yang di tatap seperti itu hanya bisa meneguk salivanya dengan susah karena tekanan dari el.

Bukan indra aja yang ciut tapi satu kantin merasakan aura pembunuh dari el mereka seperti indra, Tapi tidak dengan satu orang yang berada di hadapan el mau tau nanti perkenalannya.

"GLEKK"

"Ngeri uy" ucap indra ciut melihat ke arah bawah karena dia tidak bisa mengangkat kepalanya karena seperti di tekan sesuatu.

"Udah-udah kita lanjut perkenalannya" ucap bisma tersenyum canggung ke arah el.

"Arfin" ucap arfin singkat dengan tangan di lipat di dada ratanya dan melihat el dengan wajah datar walau ada satu butir keringat sebesar biji jagung, Karena tekanan el tadi tapi dia harus tetap cool di pandang orang lain walaupun jantung berdetak kencang.

"Hay aku anjel, salam kenal ya axel semoga kita jadi teman baik" ucap anjeli dengan nada yang masih di imut-imutkan dengan tangan yang melambai ke el.

Dengan senyum palsu ke arah el sebenernya hatinya mengutuk el dengan kata-kata kasar tapis dia harus tetap berperan sebagai wanita polos dan lugu.

"Kalo in-" ucapan bisma terpotong karena orang itu memperkenalkan dirinya sendiri membuat seisi kantin jadi hening dan bertanyanya ada apa dengan dia.


Bersambung....

_____________________________

Hayo siapa yang bisa tebak, kalo ada yang bisa tepak aku bakalan dobel up dehh..

Tapi gak janji mwehehehehhe.

BE CAREFUL WITH CUTE MAFIA FACES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang