Shahnaz menatap bergantian tangan dan wajah Radit, kemudian kakinya mundur teratur dengan tangan menutupi mulut meski matanya masih memelotot karena terkejut.
"Lho, lho?!" Radit mengerutkan kening bingung akan respon Shahnaz, tangannya yang terulur berganti menjadi berusaha menggapai Shahnaz yang menjauh, tetapi wanita itu lebih sigap karena langsung berdiri dan berlari menuju kamar, kemudian menguncinya dari dalam.
Radit yang ditinggalkan di ruang tengah menggaruk kepalanya karena masih belum mengerti, tetapi tidak lama badannya bangkit dan mulai menyusul Shahnaz, "Nadira, hei! Kenapa kabur, sih?!" Panggilnya dari balik pintu, sambil mengetuk beberapa kali.
"Diam!" Teriak Shahnaz dari kamarnya, membuat kerutan di kening Radit semakin dalam. "Ini apasih?! Salah saya apa, sih?!" Tanya Radit pada pintu dihadapannya, "Nadira!" Panggil pria itu ke sekian kalinya tapi tidak kunjung ada jawaban.
Karena lelah, Radit akhirnya berbalik ke ruang tengah dan terduduk di kasur lipat menunggu Shahnaz kembali.
Shahnaz datang sepuluh menit kemudian membawa tongkat mainan saat Radit bermain game di ponselnya.
Radit menoleh dan menghentikan permainannya saat dirasa ada yang berbeda dengan kekasihnya.
Pria itu menyimpan ponsel, memberikan atensi penuh pada Shahnaz.Radit mendapati rambut wanita itu di belah menjadi dua dan membentuk gulungan kecil lucu, Shahnaz juga merapikan poninya, menimbulkan keheranan pada benak Radit. Apalagi yang Shahnaz rencanakan atau pikirkan ptengah malam begini? Bukankah seharusnya mereka tidur saja?
"Nah, sekarang Mas tutup mata!" Perintah Shahnaz pada Radit yang belum bergerak dari posisinya. Mata pria itu bahkan melihat Shahnaz tanpa berkedip.
"Mas!" Tegur Shahnaz, Radit mengerjapkan matanya, "Buat apa?" Tanya Radit bingung.
Gemas, Shahnaz akhirnya menggunakan tangannya sendiri menutup kedua mata pria itu dengan satu tangannya sementara tangannya yang lain masih memegang tongkat mainan. "Diam!" Seru Shahnaz ketika tangan Radit bergerak untuk menurunkan tangan wanita itu.
Pada akhirnya Radit diam dan pasrah, sekaligus ia juga penasaran sebenarnya apa yang akan dilakukan kekasihnya.
Setelah Radit tidak lagi memberontak, Shahnaz menggerakkan tongkat mainan ditangannya keatah kepala Radit dengan mulut yang berkomat-kamit. "Bimsalabim abracadabra! Semoga bayangan tentang Didi yang jelek beberapa bulan ini hilang!" Ucap Shahnaz seraya menutup matanya juga, "Semoga muka jelek Didi yang suka nangis, bareface, muka ngantuk, muka marah, berganti jadi muka cantik semua! Triiing!" Tambahnya.
Kemudian membuka tangannya yang menutup mata Radit. "Done!" Shahnaz bertepuk tangan bangga ketika tugasnya selesai.
Mendengar itu, Radit tidak bisa menahan tawanya, "Pffft! Hahahaha!" Tawa pria itu lolos, menggema diruangan, tubuhnya bahkan sedikit terjungkal kebelakang karena tingkah Shahnaz.
KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]
Fanfiction🚨 this works has been labeled with mature sign, some parts of the story contains mature scenes. do not cross your line, BE WISE. "I wont give up on us, Didi." Nadira Shahnaz memandang nanar pada pria yang memohon didepannya. Lelaki yang ia kenal t...