"Ini..." Kata-kata Radit menggantung diudara, cukup terkejut ketika menoleh ke belakang dan melihat siapa yang memanggilnya.
Shahnaz memejamkan mata sejenak, mencari sedikit keberanian akan dirinya. Menghela nafas berat, ia menoleh pada Radit, "Mas, kayaknya kamu harus pulang dulu." Kata Shahnaz pelan, ia belum berani untuk menoleh ke belakang.
Shahnaz menekan bibirnya gusar, ini tidak akan menjadi mudah tetapi setidaknya Shahnaz harus menyelesaikan dulu urusannya sendiri.
Radit balas menoleh, "Ini.. Tapi.." Jawabnya bingung. Ia tidak mau meninggalkan Shahnaz sendirian. Akan terasa seperti pengecut jika membebankan semua pada kekasihnya, Radit pikir mereka harus menghadapi ini berdua.
Tapi sepertinya Shahnaz memiliki pemikiran lain.
"Kabarin aku nanti kalo kamu udah sampe, ya?" Kata Shahnaz lagi memaksakan senyum, kata-katanya penuh penekanan dan permohonan sehingga mau tidak mau Radit akhirnya menghela nafas panjang dan mengangguk pasrah karena itu artinya perintah. Radit tidak ingin membuat Shahnaz lebih sulit dari ini.
"Saya kabarin pas sampe nanti." Ucap Radit seraya menyempatkan diri mengelus puncak kepala Shahnaz yang mengangguk.
Sekali lagi, sebelum benar-benar pergi Radit menyempatkan diri memandang wajah kekasihnya.
Mata mereka bersitatap seolah saling bertanya dalam diam apa ini yang Shahnaz mau, dan wanita itu hanya mengangguk seraya masih memasang senyum getirnya disana. Radit iba, tetapi pria itu ingin menghargai keputusan kekasihnya.Tanpa suara, bibir Shahnaz bergerak melafalkan, "Its okay, I love you." Seolah meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. Radit mengaminkan dalam hati.
Setelah Radit pergi, dengan berat hati akhirnya Shahnaz membalikkan tubuhnya ke belakang.
Ia langsung berhadapan dengan tatapan tajam Ibunya. "Apa itu barusan, Dira?! Kamu? Radit?!" Tanya Ibunya dengan rahang yang mengetat menahan amarah.
"Dira jelasin diatas, bisa, Ma?" Pinta Shahnaz, ia melihat sekeliling, tidak begitu ramai namun tetap saja ia tidak ingin mereka jadi pusat perhatian.
Shahnaz tahu tabiat Ibunya, apa yang akan mereka bahas akan membangkitkan amarah Ibunya lebih hebat lagi. Dan Shahnaz tidak ingin itu terjadi disini.Syukurlah Ibunya memiliki pemikiran yang sama, karena kemudian wanita yang melahirkannya itu itu mendahuluinya memasuki lift yang baru saja terbuka.
Shahnaz menghela nafas ketika dirinya ikut berbalik dan hendak masuk ke dalam lift, namun sebelumnya mendapati raut wajah Sang Ibu tidak mengendur sedikitpun, ia tahu ini akan sulit.
Shahnaz mengejar langkah Ibunya yang berjalan cepat menuju unit miliknya, Ibunya berhenti ketika sampai didepan pintu yang terkunci.
Shahnaz dengan tangan sedikit gemetar memencet beberapa kode akses kemudian segera membukanya dan mempersilahkan Sang Ibu untuk masuk lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]
Fanfiction🚨 this works has been labeled with mature sign, some parts of the story contains mature scenes. do not cross your line, BE WISE. "I wont give up on us, Didi." Nadira Shahnaz memandang nanar pada pria yang memohon didepannya. Lelaki yang ia kenal t...