"Terus sekarang gimana?" Tanya Jennie.
Shahnaz baru saja menceritakan tentang hubungan rumitnya pada Jennie.
Tentang ternyata yang dijodohkan dengan Sagita adalah Radit, lalu tentang Shahnaz yang merasa dibodohi takdir.
Hanya Jennie teman yang mengetahui hampir separuh cerita hidup Shahnaz, maka dari itu Shahnaz merasa aman Jennie ada sebagai pendengarnya.
"Ya gimana lagi, gue tungguin aja sampe Radit yang bosen terus capek. Percuma juga kalo Radit masih mau sama gue." Balas Shahnaz mengangkat bahu acuh.
"Sayang, Naz, cowok sebaik Radit masa dikasih gitu aja ke si Dila."
"Yee lo pikir Radit apaan pake gue kasih-kasih."
Tiba-tiba keheningan terjadi..
Shahnaz sedang membalas pesan Radit yang menanyakan ingin dibawakan apa ketika pria itu pulang nanti, sedangkan Jennie memikirkan sesuatu dalam otaknya.Radit ada meeting penting siang ini sehingga tadi malam ia menghubungi Jennie untuk menemani Shahnaz yang masih belum boleh keluar dari rumah sakit.
Kebetulan sekali, untuk minggu ini Jennie mengambil jadwal libur setelah sebulan terakhir ini Jennie sibuk di luar kota untuk pemotretannya.
Wanita bermata kucing itu sempat shock ketika mendengar Shahnaz masuk rumah sakit lagi hanya selang beberapa bulan saja, dan dengan senang hati ikut andil untuk menjaga Shahnaz sementara Radit menyelesaikan urusannya.
"Naz, lo pernah kepikiran ga sih buat egois sekali aja? Perjuangin aja gitu kebahagiaan lo? Bodo amat deh sama keluarga lo yang gila itu."
Jennie bertanya tiba-tiba.Merasa suasananya menjadi serius sekarang, Shahnaz meletakkan ponsel, kemudian membaringkan tubuhnya menatap keatas, menyiapkan jawaban atas pertanyaan Jennie.
Menghela nafas panjang sebelum menjawab, "Lo pernah ga, Jen, ngerasa bahagia dan takdir tuh selalu bertolak belakang?
Saking jauhnya.. Gue bahkan nggak berani buat percaya lagi sama yang namanya bahagia."Shahnaz mengambil jeda.
"Sekali gue bahagia, eh, ternyata gue lengah.
Gue ga sadar ada kerumitan yang lebih rumit lagi nunggu gue sampai akhirnya gue terjebak.
Contohnya di hubungan gue sama Radit sekarang." Shahnaz terkekeh miris. Takdir selalu bermain-main dengannya sehingga Shahnaz lelah."Gue salah apa ya di kehidupan gue sebelumnya.."
Monolog Shahnaz dengan pandangan mengawang,"Gue bisa ga peduli sama keluarga gue, Jen. Tapi sekalipun nanti gue nikah atau serius sama Radit..
Gue tetep butuh restu bokap gue, apalagi beliau yang harus jadi wali. Menurut lo apa bokap gue mau waliin anaknya yang ngerebut jodoh anak emasnya?"
Tanya Shahnaz menoleh pada Jennie, tapi yang ditanya hanya bungkam, bingung harus merespon apa."Gue malah kepikiran sebelum gue sempet minta restu.. Bukan pelaminan tempat gue selanjutnya, ada juga pemakaman.
Bokap gue bisa bunuh gue ditempat kalo tau gue bikin Nadila sakit hati." Shahnaz tersenyum tipis menutup penjelasannya.Semoga Jennie mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]
Fanfiction🚨 this works has been labeled with mature sign, some parts of the story contains mature scenes. do not cross your line, BE WISE. "I wont give up on us, Didi." Nadira Shahnaz memandang nanar pada pria yang memohon didepannya. Lelaki yang ia kenal t...