2.

2.3K 317 28
                                    

Seorang pria mendengus kasar diruangannya.
Pria itu benci orang yang tidak konsisten juga tidak professional, dan menurutnya karyawan yang sedang ia tunggu memiliki keduanya.

Setelah dua hari absen, pagi ini asistennya terlambat padahal seharusnya sebelum bertemu client pria itu ingin mengajak asisten yang belum ia kenal untuk briefing, karena masih buta dengan Project ini dan Pak Diman bilang, asistennya mengurus project itu dari awal.

Benar-benar tidak bisa diharapkan, gerutunya kesal. Tidak bisa menunggu lagi, jiwa disiplinnya tidak bisa menerima ini, maka ia memutuskan keluar dari ruangannya dan bersiap menghadapi clientnya sendiri tanpa asistennya.

Acha terkesiap kaget lalu mengelus dada mendengar pintu ruangan 'bos baru'nya ditutup kasar, pria itu keluar tergesa dari sana dengan raut wajah kesal. Apa yang membuat bosnya marah? Ini masih terlalu pagi untuk membuang tenaga dengan emosi, pikir Acha bingung.

Saat Acha menoleh ke desk disebelahnya, milik Shahnaz, barulah gadis itu mengerti, Bosnya kesal karena Shahnaz terlambat!

"Duh dimanasih setan cilik satu itu?! Udah gue ingetin kalo Bos baru kita ini galak, malah ditantangin jam segini belum dateng!" Rutuknya.

Tidak lama dari itu Acha melihat presensi Shahnaz yang menjinjing sebuah totebag berjalan santai menuju dirinya, "Hoi! Kangen ya lo sama gue?! Ngeliatinnya gitu amat, nih, oleh-oleh buat lo. Pie susu bali kesukaan lo. Bilang apa Achantik?" Sapa Shahnaz seraya mengedipkan matanya genit dan menyodorkan totebag yang ia bawa setelah berada di desknya pada Acha.

Melihat Shahnaz terlampau santai padahal telah terlambat, Acha menggeplak bahu gadis itu dan menggeram.

"AW! Gila ya lo?! Bukannya makasih malah gue di geplak. Gak waras lo!" Shahnaz mendelik tidak terima. Apa-apaan Acha ini? Ia baru datang dengan setumpuk oleh-oleh malah geplakan yang Shahnaz dapat.

"Makasih mbah lo! Jam berapa ini Nadira Shahnaz?!"

"Gue udah gak punya mbah dan gue cuma telat lima belas menit ya, jangan lebay lo!"

Geplakan kedua kembali bersarang dibahu Shahnaz, membuat gadis itu tidak tahan karena kali ini lebih kuat dan mengenai bahunya yang sempat memar, walaupun telah samar namun jika digeplak dengan sekuat tenaga oleh Acha, rasanya sakit juga.

"Sakit, brengsek! Lo beneran gila, ya?! Sini gue bales biar lo tau rasanya!" Hardik Shahnaz dengan suara yang mulai meninggi dan mencoba mencengkram bahu Acha.

Emosi Acha ikut tersulut, ia melepaskan cengkraman Shahnaz dibahunya dengan kasar, "Heh! Gue udah bilang bos baru kita itu galak! Lo udah gue ingetin malah nantangin! Sekarang lewat lima belas menit udah termasuk terlambat, bitch! Tadi gue liat si bos kesel sampe banting pintu gara-gara lo!"

Seolah tersadar, Shahnaz melupakan emosinya dan bertanya dengan pelan dengan netra yang meliar melihat sekitar. "Terus sekarang bosnya dimana, Cha?"

"Mana gue tau! Lo cari aja sendiri! Udah dua hari absen, sekalinya masuk telat. Good luck deh buat lo. Gue mau bikin teh, minggir sana." Dengan sengaja menyenggol bahu Shahnaz, Acha berlalu begitu saja menuju pantry.

Shahnaz merutuk ditempatnya.

Shahnaz merutuk ditempatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang