Danum meletakkan ponselnya di atas nakas lalu menarik tangannya ke atas, meregangkan otot-ototnya yang mulai terasa pegal karena membalas ratusan pesan dan komentar dari follower dan subscriber -nya. Danum memang termasuk ramah pada subscriber-nya, biasanya dia akan membalas komentar mereka di setiap video blog yang ia unggah walau tidak semuanya. Karena jumlahnya bisa ribuan, dan Danum enggak sanggup untuk balas satu per satu. Dia juga melakukan hal yang sama pada akun sosial medianya di Tik-Tok dan Instagram.
Sebagai seorang travel vloger, Danum juga harus aktif di sosial media untuk menggiring lebih banyak audience agar datang ke channel Youtube nya. Danum melakukannya sebagai bentuk terima kasihnya atas dukungan dan apresiasi mereka selama ini. Tanpa mereka yang, ia hanyalah satu titik tanpa pendar yang akan di lupakan, tanpa legasi, tanpa jejak yang pernah diingat.
Dari banyaknya DM (Direct Message-red) yang masuk di akun Instagramnya, ada satu username yang menarik perhatiannya kali ini. Itu DM dari Kama. Kamandaka, cowok yang sudah lama ia taksir, sejak jaman kuliah dulu. Sudah sekitar 7 tahun Danum memendam perasaan suka pada Kama. Namun entah memang Kama-nya yang enggak peka atau memang dia enggak punya perasaan lebih pada Danum, progres hubungan keduanya masih stuck di situ-situ saja. Teman dekat, namun hanya sekedar dekat karena sering diskusi dengan topik yang sama-sama mereka suka. Tapi tak pernah lebih dari itu.
"Ya ampun Kama nge-DM... tumben-tumbenan dia nge-DM duluan!"
Melihat bubble chat dari Kama, Danum menutup mulutnya kegirangan. Rasanya seperti ketiban durian runtuh. Senang sekali. Rupanya Kama juga memberi reaksi love (emoticon ❤️) pada story yang Danum unggah. Ia baru saja mengunggah foto sayap pesawat yang minggu lalu ia jepret saat akan mendarat di bandara I Ngurah Rai Bali dengan caption "Same place, another story" karena Bali sudah berkali-kali ia kunjungi, tapi cerita di setiap perjalannya ke sana selalu menjadi cerita baru yang berbeda.
+ KAMA: Asik ya traveling terus.
Ajak lah kapan-kapan!+Danum: Hahah. Yok ikut!
Aku mau ke Derawan.
Minggu depan.+KAMA: Jauh amat ke Derawan?
+DANUM: Nggak lah!
Gak sampai 12 jam.
Kalo Kama ikut, gratisssss.
Swear!+KAMA: Mauuu...
+DANUM: Gaskeunn...!!!
kalo udah oke, Gak boleh cancel ya!
Beresin kerjaan Kama.
Kita 1 minggu di sana, bisa molor 2 minggu sih.
Jadi kosongin 2 minggu.+KAMA: Hah? Serius ini?
+DANUM: emang aku kelihatan bercyandaa?
Bercyandaaa...
serius lah!+KAMA: Waa aku pikir bercanda.
+DANUM: GAK, Kama!
Siap-siap!
1 minggu dari hari ini.
Ketemuan di Sby ya H-1.+KAMA: hah!? Mendadak!
+DANUM: Gak mendadak!
Masih ada 1 minggu persiapan kok.
Gak usah lebay deh!
H-1!
Sby!
Ini sih dewi fortuna kayaknya lagi senyum sama Danum. Baru saja Danum memikirkan bagaimana caranya mengajak Kama ke Derawan sesuai dengan rencanya beberapa minggu lalu, tiba-tiba Kama mengirim DM duluan. Tak perlu memancing, ikan telah tersangkut pada kail dengan sendirinya. Ia yakin Kama sedang garuk-garuk kepala di sana. Bingung, merasa disorientasi ruang dan waktu karena tiba-tiba ditodong untuk pergi ke Derawan. Memikirkannya saja sudah membuat Danum ingin terpingkal. Biarin!Sebenarnya Danum paham, kalau Kama mungkin akhirnya akan menolak ajakannya untuk traveling. Bagi sebagian orang pergi menjelajah bukanlah hal yang mudah. Terlempar dalam rutinitas yang baru dengan jadwal yang berbeda, bertemu orang baru, lingkungan baru, budaya baru, makanan baru, mungkin terasa mengganggu. Jadi, saat orang memutuskan untuk tidak traveling, selain kendala finansial, inilah yang jadi masalah. Cultural Shock! Apalagi untuk ukuran orang seperti Kama yang nggak pernah traveling. Kama selalu mengurung diri dalam kamar yang sudah menjelma jadi perpustakaan saking banyaknya koleksi buku yang ia punya. Membaca, menulis, menerjemah, mengkritisisi literatur memang sudah jadi makanannya sehari-hari.
Tiba-tiba handphone Danum bergetar, Siri, asisten iphone-nya membacakan nama peneleponnya dengan lantang K-A-M-A F-U-T-U-R-E H-U-S-B-A-N-D, nama alay yang Danum pakai untuk menamai nomor Kama. Menggambarkan betapa bucin-nya dia pada cowok satu itu.
"Njirrr... Siri! Kama nelpon gue! Angkat nggak ya!?" Danum memekik antara senang dan panik.
Setelah menimbang beberpa saat, Danum akhirnya mengangkat telepon Kama.
"Halo, Ka!" Danum mencoba membuat suaranya terdengar setenang mungkin.
"Hai, Dek. Apa kabar?" Rupanya Kama membuka obrolan dengan berbasa-basi.
"Baik. Kama baik kan?" balas Danum dengan basa-basi juga.
Danum tahu, pasti Kama ingin memperjelas tentang apa yang mereka bicarakan di DM tadi. Tapi ia memilih bungkam, ingin membiarkan Kama membuka obrolan terlebih dahulu.
"Aku baik, Dek. Emm... langsung aja ya. Soalnya aku penasaran! Aku mau tanya tentang yang kamu omongin di DM tadi. Kamu beneran ngajak aku ke Derawan?" tanya Kama di ujung sana. Ternyata benar apa yang Danum pikirkan.
"Iya, Ka. Beneran! Kapan sih aku bercanda masalah traveling?"
"Ya, enggak sih. Cuman mau memperjelas aja. Kali aja entar kamu nge-prank aku bilang bercyandaa.. bercyandaaa... gitu," ucap Kama mengikuti tren sound yang belakangan viral di sosial media Tik-tok.
"Kama nihh... enggak lah, Ka. Beneran! Mau kan?"
"Emm, gimana yaaa... tapi ke Derawan butuh sangu banyak loh, Dek," ucapnya ragu.
"Kan udah aku bilang. Free... gratisss... Kama tinggal bawa sangu buat beli oleh-oleh aja kalau mau. Segala tranport, logistik, hotel, aku semua yang nanggung!"
"Kok bisa gitu? Eh... emang ke Derawan kayak pergi ke Ragunan? Cuma tiga puluh rebu? Kan mahal Dek...." Kama masih ragu.
"It's okay! Aku punya sponsor! Lagian aku kesana juga sekalian mau nge-vlog, entar Kama bantuin aku deh biar nggak ngerasa kayak numpang ngabisin duit orang!" ucap Danum sambil bercanda.
"Bisa aja kamu, Dek! Ya udah, oke, I'm in. Aku siap-siap dulu nih berarti. Aku nggak tahu loh apa yang mesti disiapin. Ini trip pertama aku soalnya."
"Nanti aku kirim list apa yang mesti Kama siapin. H-2 naik kereta ya ke Sby, nanti aku pesenin tiketnya juga. Entar aku kirim kode booking-nya. Okay?" Danum memberi arahan.
"Oke deh. Aku tunggu list nya."
"Iya, yang penting kosongin jadwal Kama dulu aja selama 2 minggu buat ke Derawan."
Setelah mematikan teleponnya, Danum langsung lompat-lompat kegirangan di kasur. Seperti terbang ke atas awan, hatinya melayang, pikiranya terbang sampai ke ujung Borneo sana. Rasanya tidak sabar ingin segera berangkat. Akhirnya kesempatan yang paling ia tunggu-tunggu seumur hidupnya saat itu tercapai juga. Pergi traveling bareng Kama ke pulau cantik dan memesona hanya berdua saja. Disaksikan alam yang begitu indah. Danum sangat berharap cintanya akan terbalaskan dan berakhir indah pula.
"Yesss! Yesss! Yesss! Akhirnya D and K bisa jadi satu!"
Danum hanya berharap, bahwa semesta akan mendukung rencananya. Danum yakin inilah kesempatan sekali seumur hidup yang sedang diberikan Tuhan padanya. Danum tak akan menyiakannya sedikit pun. Tuhan telah berbaik hati menggerakan hati Kama untuk mengikuti rencanya, maka ia harus gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya.
***
Tbc
Thank you sudah baca cerita ini fellas!
I hope you enjoy it!
⭐️
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Suka Kamu, Tapi Kamu Enggak!
Adventure"Dek, aku..." ucapan Kama terputus, karena detik berikutnya Danum menautkan bibirnya pada bibir Kama. Gadis itu, mencium lembut bibir Kama, membungkam kemungkinan apa pun yang akan Kama ucapkan. •••••••••••••••••••••••••••○●○••••••••••••••••••••••••...