X. Diving dulu lah di Pulau Sangalaki

45 13 40
                                    


"Jadi kita naik speed 1 jam, pindah ke pulau lain buat diving gitu, Dek?"

"Iya... aku udah cerita, kan? Kalau Kepulauan Derawan ini terdiri dari banyak pulau. Nah, hari ini, kita kepulau Sangalaki, Ka. Karena di sana banyak spot diving-nya," terang Danum.

"Oke. Deh... btw, kita ke Pulau Sangalaki-nya sama Andi lagi?"

"Iya. Soalnya aku mau sekalian take video juga. Dia itu videografer yang biasa bantuin aku di sini. Kebetulan kami klik dan dia juga cepet paham instruksi aku. Jadi aku selalu pakai dia kalau ke daerah utara sini," jelas Danum tak acuh sambil menunduk mengecek semua peralatan videografinya yang ia masukkan dalam tas anti air.

"Kamu pacaran sama Andi?" tanya Kama tiba-tiba.

Pertanyaan tersebut membuat Danum tertegun sejenak, lalu sambil mendongak ia menjawab, "Ish... nggak berubah ya, Ka, dari dulu nanyanya gitu terus kalau aku deket sama cowok!" rajuk Danum.

"Kalian kayak deket banget sih, jadi ku pikir kalian pacaran. Lagian dia itu kayak posesif banget sama kamu, Dek. Hati-hati, loh! " Kama tak bisa menyembunyikan kekhawatiannya.

"We're just friend. Okay!"

Kama masih tidak puas dengan jawaban Danum. "Kalau cuma teman kenapa dia sesensi itu pas tahu kamu ke sini sama aku?"

"Ya dia kan suka sama aku," kekeh Danum.

"Ishhh... Dek, serius deh! Jangan ngasih harapan kalau kamu nggak ada rasa ke dia."

"Emang kenapa?" tantang Danum. Kama membuang muka, dia tak lagi menanggapi pertanyaan Danum.

"Kenapa, Ka?" ulang Danum. Melihat Kama yang tak kunjung bereaksi, Danum mengulang lagi dengan wajah jenaka, "Ka?" tapi Kama masih saja enggan menjawab.

"Ka... Ka... Ka... Kamandaka... kenapa sih?" ulang Danum lagi dengan wajah mengejek, bertolak belakang dengan ekspresi Kama yang makin cemberut dibuatnya.

"Ishh... aku nggak suka kamu main-main sama cowok, Dekkk, aku khawatir. Gimana kalau mereka nyakitin kamu? Gimana kalau mereka anggap kamu PHP terus mereka nyakitin kamu karena itu?" jawab Kama meninggi.

"Hah? Widihhh... Kama ngekhawaritin aku...," kekeh Danum. Dia memasang wajah 'poker face', pura-pura cuek, padahal dalam hati seperti ingin jumpalitan rasanya. Seneng banget dikhawarin sama Kama!

"Aku mah, selalu khawatir sama kamu, Dek. Dari jaman kuliah, sampek sekarang, masih aja main-main sama perasaan cowok," ucap Kama melembut.

Danum menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan sebelum menjawab, "Kama, Andi itu cuma teman. Nggak lebih! Dia juga udah tahu itu. Aku selalu bilang ke dia 'terserah kamu angap aku apa, tapi kamu selamanya aku anggap sebagai teman, nggak lebih' dan dia ngerti kok. Don't worry."

"Mudah-mudahan dia beneran ngerti, deh."

"Yeahh..." Danum mengedikkan bahunya. "Udah, nggak usah khawatir, lagian aku nggak pernah mainin perasaan cowok, loh, Ka. Kalau aku bilang mereka cuma temen, ya berarti emang cuma temen," lanjutnya lagi menenangkan.

Kama menyipitkan matanya, tampak berpikir, sepertinya masih belum puas dengan jawaban Danum, tapi untuk saat ini, dia nggak bisa berbuat apa-apa.

Danum mulai berjalan cepat ke arah dermaga, meninggalkan Kama yang masih mematung memikirkan percakapan mereka tadi. Ia menyusuri jembatan kayu menuju speed boat yang akan membawa mereka ke Pulau Sangalaki. Hatinya melayang, mengetahui fakta bahwa Kama  mencemaskannya membuatnya tak bisa berhenti tersenyum untuk beberpa saat. Kalau saja ada bantal, ia akan teriak sekencang-kencangnya dengan mulut tertutup bantal itu untuk meredam suaranya. Aarrhhhgg!!!

Aku Suka Kamu, Tapi Kamu Enggak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang