Danum artinya Air (dalam bahasa Dayak)
Hai, Fella, mungkin ada satu atau beberapa dari kalian yang menerka-nerka dan membayangkan gimana sih rambut Merida-nya Danum. Ya sebenernya sih nggak ngembang gitu banget ya, cuman memang keriting gelombang. Sebenarnya itu bukan rambut aslinya sih, rambutnya cuma di-perm alias dikeriting aja, dan diw arnai. Kira-kira kalau di gambarkan dengan sebuah foto akan kayak gini.
(Maaf, ini gambarnya ambil di pinterest, akunnya Softxedit)
Aku pribadi suka banget dengan warna rambut tembaga merah gonjreng gitu, karena menimbulkan kesan bold atau berani pada pemiliknya. Selain itu, kesan bold ini juga membuat pemiliknya terlihat anggun dan cerdas. Di satu sisi dia terlihat feminin, tapi di sisi lain juga garang.
Sayang sekali, aku nggak menemukan tato yang sama dengan sketsa hornbil yang waktu itu aku up di chapter VIII, apalagi dengan posisi tato memanjang dari leher, bahu, lengan atas sampai belikat. Aku pilih hornbil atau rangkok atau burung enggang, karena Danum digambarkan sebagai seorang gadis keturunan Dayak-Banjar. Dalam kebudayaan suku Dayak, hornbil atau enggang adalah simbol kebesaran, kemuliaan, perdamaian, dan kesatuan suku Dayak, sayapnya yang lebar jadi simbol perlindungan.
Untuk di cerita ini sendiri, tato hornbil digambarkan sebagai perlindungan untuk Danum. Konon ayah dan kakeknya merajah tato ini dengan sebuah upacara adat dan memasukkan mantra perlindungan di dalamnya. Sebenarnya, agak sedikit melenceng, dari budaya aslinya 🤭. Memang benar, budaya tato sangat dekat pula dengan suku Dayak, namun, dalam kesehariannya, tato biasanya lebih banyak dipakai untuk menggambarkan tentang tingkat kemampuan atau pangkat dan kedewasaan; bukan untuk mengikat seseorang. Apalagi tatonya di masukin mantra tertentu. Hehe... gak apa ya... melenceng dikit, ini fiksi kok.
Aku gambarkan juga Danum minum alkohol dengan kasual, ini tidak bermaksud menggampangkan atau menormalisasi minum alkohol ya fella, jangan ditiru. Hal ini lebih kepada, penggambaran bahwa Danum, bukan muslim dan dia terbuka untuk mencoba semua jenis kekayaan kuliner yang dia temui. Aku ingin menggapnya sebuah privilege bagi seseorang yang tidak berpantangan dalam apa pun.
Lalu, mengapa pula ku gambarkan bahwa Danum, sekali pun bertemu dengan banyak pria, tapi dia tetap setia pada Kama? Itu karena, aku ingin menggambarkan tentang seseorang yang selalu ceria di luar dan penuh semangat, tapi di dalam merasa sunyi, dan mengidamkan sebuah ketenangan jiwa. Dan ketenagan itu ku gambarkan lewat Kama, yang Danum anggap sebagai sebuah pribadi yang stabil dan dewasa, serta punya kedalaman pikiran seorang penikmat ilmu.
***
Kama (Kamandaka) _well, aku nggak niat bikin nama panjangnya_, nama ini mempunyai arti pemimpin secara umum. Kalau kalian pernah dengar dongen dari Sunda: Lutung Kasarung, itu nama yang diambil dari cerita itu.
Ini nama Sunda, Kama berasal dari Bandung. Dia introvert, manusia yang sulit ditebak, bahkan Danum aja salah tebak ya kan?
(Gambar dari pinterest)
Ku gambarkan dia sebagai cowok umur 28 atau 29 tahun yang nggak suka main keluar kecuali terpaksa. Jadi, aku kasih dia penggambaran fisik: memiliki kulit putih agak pucat. Sudah dari Bandung (daerah di Indonesia yang banyak melahirkan orang berkulit terang), jarang keluar rumah pula, ya lengkap lah sudah, makin putih aja kan.
Itu rambutnya memang di-setting sering berantakan gitu, biar menggambarkan bahwa aslinya hidup Kama ya nggak lurus-lurus banget sih. Nggak selurus yang Danum kira. Tapi aku nggak akan menceritakan tentang dia lebih lanjut di cerita ini. Kemungkinan akan ku ceritakan di cerita selanjutnya. Semoga.
Dia pakai kaca mata, secara kasual aja. Bukan untuk sehari-hari.
Kama bisa main gitar akustik, bukan hanya bisa, tapi lumayan sering perform musikalisasi puisi untuk acara diskusi dan bincang sastra. Satu hal yang bikin Danum jatuh hati.
***
Tokoh lain akan di bahas lebih lanjut besok besok kapan kapan yesss....
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Suka Kamu, Tapi Kamu Enggak!
Adventure"Dek, aku..." ucapan Kama terputus, karena detik berikutnya Danum menautkan bibirnya pada bibir Kama. Gadis itu, mencium lembut bibir Kama, membungkam kemungkinan apa pun yang akan Kama ucapkan. •••••••••••••••••••••••••••○●○••••••••••••••••••••••••...