¿¤?
Jeritan alarm di handphone akhirnya berhasil membangunkan Kama dari lelapnya setelah ia berkali-kali mengetuk pop up snooze yang muncul tiap kali alarm tersebut berbunyi. Betapa kagetnya saat ia melirik jam digital di hanphone yang menunjukkan 9.00 pagi. Pagi ini harusnya dia pergi sarapan dengan Danum, tapi dia malah bangun kesiangan. Bodoh!
Tanpa pikir panjang Kama bergegas turun dari ranjangnya dan berlari menuju kamar mandi. Saking terburu-burunya jempol kakinya mencium kaki ranjang yang membuatnya meringis kesakitan. Ada-ada saja!
Setelah ritual mandi bebek yang hanya membutuhkan waktu 5 menit, Kama bergegas memakai sepatunya, menyambar handphone-nya di atas tempat tidur, dan segera keluar dari kamarnya berniat mendatangi kamar Danum. Sambil mengunci kamarnya, Kama mencoba menghubungi Danum lewat telepon. Namun tidak ada jawaban. Dicobanya lagi berkali-kali menghubungi gadis tersebut, tapi tetap sama. Akhirnya Kama memutuskan langsung mendatangi kamar Danum yang terletak di sebelah pondoknya. Tempat itu terlihat lengang, seperti tak berpenghungi.
Kama mulai berpikir, apa mungkin Andi hanya mengerjainya malam tadi. Kenapa Danum nggak ada di kamarnya dan masih nggak bisa dihubungi. Kama mulai mengetuk pintu kamar Danum, tapi tetap tidak ada jawaban.
"Brengsek kau, 'Ndi! Bisa-bisanya kau ngerjain aku di saat genting kayak gini!" rutuknya.
Sekali lagi Kama mulai mengetuk pintu kamar Danum, namun tetap nihil. Kama berbalik memunggungi pintu kamar Danum dan menyenderkan kepalanya di sana. Matanya memejam, menahan emosi yang mulai memuncak.
"Kak, temannya Kak Danum ya?" Sapaan staff house keeping cottage membuyarkan pikirannya. Kama membuka matanya dan mengangguk.
"Ini ada titipan dari Kak Danum," ucapnya seraya menjulurkan kertas putih pada Kama.
Kama menerimanya. Setelah mengucapkan terimakasih, ia bergegas membuka kertas tersebut yang hanya berisi gambar coretan jari tengah menunjuk ke atas dengan tulisan 'FUCK OFF!' di bawahnya. Kama menyugar rambutnya dan tersenyum. Ia hanya menggelengkan kepalanya melihat kartas tersebut.
"Awas Kamu, Dek!" gumamnya sambil berjalan menuju resto tempat mereka akan breakfast.
Sesampainya di resto, Kama mengedarkan pandangannya, mencari-cari gadis berambut tembaga gonjreng di antara mereka. Kama nggak bisa menemukan Danum di sana. Walau begitu ia sudah tidak sepanik sebelumnya, ia tahu, dia pasti akan bertemu Danum segera.
Kama mengambil kopi dan beberapa camilan untuk mengisi perutnya, kemudian duduk di tempat yang langsung menghadap ke lautan luas. Ia mulai menyesap kopinya perlahan, menikmatinya.
"Pagi, Kak Danum, cantik sekali," sapa salah satu staff resto.
"Pagi juga, Rina. Thank you, ya." suara renyah Danum terdengar sampai ke telinga Kama yang duduk membelakangi pintu resto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Suka Kamu, Tapi Kamu Enggak!
Adventure"Dek, aku..." ucapan Kama terputus, karena detik berikutnya Danum menautkan bibirnya pada bibir Kama. Gadis itu, mencium lembut bibir Kama, membungkam kemungkinan apa pun yang akan Kama ucapkan. •••••••••••••••••••••••••••○●○••••••••••••••••••••••••...