Warna senjanya surealis banget, sayangnya waktu itu ambil fotonya sambil lalu, jadi miring sana sini.
Ini koleksi pribadi.
*
*
*
Btw, ada yang sudah pernah naik speed boat?
Muntah nggak?
😂😂😂🚤🚤🚤
Senja sudah menghampiri mereka saat Danum dan Kama menginjakkan kaki di Pelabuhan Tanjung Batu, dermaga speed boat yang menjadi gerbang menuju Kepulauan Derawan. Pelabuhan ini sebenarnya hanya melayani pelayaran komersial sekali saja dalam sehari, yaitu pada pukul 10 pagi WITA seperti yang Has katakan tadi. Namun, tentu saja, sebenarnya kapan pun bisa ke Pulau Derawan jika menggunakan speed boat privat yang disediakan beberapa agen travel. Kalian hanya harus merogoh kocek lebih dalam untuk biaya yang harganya bisa naik dua sampai tiga kali lipat dari pada yang disediakan oleh jasa taksi air biasa.
Danum melihat lelaki paruh baya yang sudah sangat ia kenali. Ambo Rangreng, pemilik sebuah private speed boat yang sudah menjadi langganan Danum sejak pertama kali ia datang ke Tanjung batu, dulu, beberapa tahun yang lalu. Sifatnya yang supel, ditambah dengan kepribadiannya yang periang membuat Danum mudah akrab dengan siapa saja, bahkan dengan Ambo Rangreng yang sering disalah artikan sebagai bapak-bapak Bugis pemarah karena penampilannya yang garang dan suaranya yang keras lagi tegas. Ambo Rangreng bahkan sudah menganggap Danum seperti anaknya sendiri.
Tak terhitung lagi berapa orang yang akhirnya menjadi bapak, ibu, kakak, atau adik Danum di seluruh Indonesia karena semua orang akhirnya akan menganggap Danum sebagai anak sendiri, kakak sendiri, atau adik sendiri. Untung saja nggak ada yang mengganggap dia sebagai isteri sendiri.
"Amboooo...!" Danum bergegas menghampiri Ambo Rangreng yang balas melambai pada perempuan berkulit kuning langsat tersebut.
"Sepertinya 'ndak sendirian kali ini kau ya...," ucap Ambo Rangreng begitu Danum dan Kama sudah berada di hadapannya.
"Iya, ini Kama, temanku dari Bandung, dia penulis buku dan suka main gitar." Danum memperkenalkan Kama pada Ambo Rangreng dengan semangat.
"Saya Kama, Pak Ambo!" ucap Kama sambil menyalami Ambo Rangreng.
"Kok Pak Ambo sih, Ka?! Ambo itu ya artinya pak atau bapak. Jadi nggak perlu ditambahi 'pak' lagi."
"Ohh, aku kira, bapak ini namanya pak Ambo Rangreng. Jadi ambo itu sebutan kata bapak?"
Ambo Rangreng hanya tersenyum menanggapi. Sambil mengobrol, ketiganya mulai menaiki speed boat yang sudah menepi di dermaga. Kapal cepat dengan atap terbuka ini akan mengangkut 8 orang termasuk Danum dan Kama menuju Kepulauan Derawan. Mereka terdiri dari sepasang kekasih yang akhirnya Danum ketahui berasal dari Australia, tiga orang lelaki asal Inggris yang wajahnya terlihat seperti keturunan India salah satunya, dan satu perempuan dangan tangan penuh tato yang memperkenalkan dirinya sebagai Sylvie, solo traveler dari Jakarta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Suka Kamu, Tapi Kamu Enggak!
Adventure"Dek, aku..." ucapan Kama terputus, karena detik berikutnya Danum menautkan bibirnya pada bibir Kama. Gadis itu, mencium lembut bibir Kama, membungkam kemungkinan apa pun yang akan Kama ucapkan. •••••••••••••••••••••••••••○●○••••••••••••••••••••••••...