Karena kecelakaan sementara tadi, Gala menjadi lamban sampai pulang kerumahnya. Gala melangkahkan kakinya menatap Gilang yang duduk termenung di ruang makan dengan hidangan yang sudah dingin.
Gala merasa bersalah dengan kelambatannya untuk makan malam bersama Gilang yang sudah lama tak dia lakukan. Melihat kedatangan adiknya, Gilang berekspresi datar beranjak dari duduknya menaiki tangga satu-persatu.
Gala semakin terdiam, menundukkan kepalanya. Gilang menghentikan langkahnya di beberapa tangga, menolehkan kepalanya. "Makan sebelum makanan basi" sahut Gilang dengan nada cuek tapi tetap memperhatikan adiknya.
***
Zea melepaskan pakaian yang sungguh membuat dirinya tercekik memakai kemeja kusut dengan kancing hingga lehernya. Dia melepaskan rok panjang menutupi jenjang kaki putihnya. Gadis yang tadinya cupu kini berubah menjadi badgirl. Zea meraih headphone memasangnya di kedua telinganya.
Zea duduk di kursi gaming dalam kamarnya. Lalu dia menyalakan komputer gamers untuk memainkan game yang selalu dia lakukan setiap pulang sekolah ataupun malam hingga melupakan tidur.
"Kakak," panggil gadis yang berbeda dua tahun dengan Zea bernama Cia.
Zea tak menggubris panggilan adiknya, dia tetap menekan dengan lincah mouse dan keyboard komputernya.
"Kakak....." rengek Cia menumpu kepalanya di atas pundak kakaknya.
Zea memejamkan matanya melepaskan mouse dengan kesal. Karena gangguan adiknya itu, dia harus kalah dari game kesukaannya. Gadis itu melepaskan headphone memutar kursinya menghadap Cia.
"Ada apa?" tanya Zea dengan nada kesal.
"Kan sekarang juga sekolah nih di SMA pelita, satu kelas lagi sama kak Galaksi. Gimana kalau kakak bantuin gue buat dapetin cintanya kak Gala," titah Cia memukul manja pundak saudaranya.
Zea menatap jengkel Cia, gadis itu segera menyingkirkan tangan adiknya dari pundaknya. Gadis itu kembali memutarkan kursinya berhadapan dengan komputer. "Lelaki kayak galaksi itu, gak cocok sama Lo. Gala itu orang nyebelin, dan juga emosional." Tolak Zea tidak menerima permintaan adiknya.
Cia berdecak kesal berjongkok memegang paha Zea. "Kak Galaksi itu gak kayak gitu orangnya, dia kelihatannya baik. Dia cuman gasuka orang ceroboh." Ujar Cia.
"Bantuin Cia dong kak," pinta Cia memelas.
Zea tidak mempedulikan saudaranya. "Gak." Tolak Zea mentah-mentah.
Cia beranjak berdiri dengan wajah cemberut, gadis kecil itu akhirnya keluar dari kamar Zea. Zea mendengar langkah keluar adiknya hanya bisa menghela nafas menggelengkan kepalanya.
"Kita gak boleh berhubungan dengan keluarga Kenzura, Cia.." batin Zea.
Keesokan paginya di hari Selasa. Zea kembali memasang dua gigi palsunya yang membuat mulutnya maju ke depan. Zea memakai tompel besar di wajahnya, memberikan alis tebal tidak karuan di alisnya.
"Gapapa Zea, Lo tetap cantik." Sahut Zea menatap tubuhnya di pantulan cermin besar.
"Gue heran sama Lo kak, ngapain sih sembunyiin diri dari wajah jelek." Bingung Cia menyenderkan tubuhnya di dinding pintu kamar Zea.
Zea menyelesaikan cacingan rambutnya, kemudian tersenyum lebar memandangi adiknya. Melihat gigi palsu Zea membuat Cia merasa ilfil.
Cia menepuk jidatnya dengan wajah pasrah. "Kakak itu orang terkenal dalam gamers hingga masuk tv, ngapain lagi sih? kan lebih bagus kalau semua orang tau." Jelas Cia.
"Gue gak mau kayak di sekolah sebelumnya. Gue bahkan gabisa fokus belajar, karena di ganggu para cowok berandal," ujar Zea saat mengingat masa dua tahun sekolahnya di sekolah sebelum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek cupu dan Ketua Osis
Teen FictionSeorang gadis cantik yang harus menyamar menjadi gadis jelek, demi menghindari fans-fansnya di luaran sana. tapi siapa sangka dia menyukai fansnya sendiri, yang adalah musuh bebuyutannya di sekolah