7. hidup kacau

32 2 0
                                    

Gala meraih buku dari meja siswa lain, melayangkan mengenai kepala Leo dan Natan. Zea menatap terus-menerus kemudian mengenggam nya kuat melangkah melewati segerombolan teman-teman Gala.

Zea duduk disebuah kantin dengan merasa canggung. Zea menahan rasa malunya saat beberapa adik kelas melewati dengan ekspresi wajah jijik dengan wajah jeleknya. Gadis itu tetap berusaha tenang dan melanjutkan memakan mie gelas dengan lahap.

Gadis itu menghentikan menyuapi dirinya, dia meletakkan kembali sendoknya ke mangkuk kecilnya. Melihat kesamping menatap seorang lelaki yang membuka tudung hoodienya menoleh bertatapan dengan Zea dengan wajah datar. Melihat Gala di sampingnya gadis itu segera refleks membuang wajah tertunduk gugup.

"Lo gausah geer, kursi kantin semuanya penuh." Sahut Gala.

Zea mendongakan kepalanya sudah ada enam lelaki di hadapannya duduk melambaikan tangan dengan senyuman lebar tidak seperti ekspresi Gala.

"Pangsitnya tujuh, yang bayar Zea!!" teriak Gala.

Zea melototkan matanya menoleh Gala dengan wajah suram. "Kok saya sih? anda kan punya uang sendiri," ujar gadis tidak terima.

Gala tidak menggubris ucapan, karena dengan cepat tujuh mangkok pangsit mulai berdatangan. Dengan santainya Gala melahap makanan bersama teman-temannya.

***

Zea merebahkan tubuhnya di ranjang dengan keringat yang bercucuran setelah melirik jam pukul tiga sore dia baru pulang dari sekolah. Gadis melepaskan kacamatanya meraih sesuatu di dalam saku bajunya mengeluarkan kertas nomor WhatsApp milik Gala.

Tak berpikir lama Zea melempar kertas itu kesembarang tempat kemudian beranjak dari tidurnya memasuki kamar mandi membersihkan bau tubuhnya.

***

Gala memarkirkan motornya di garasi rumah miliknya. Lelaki itu segera turun berlari cepat memasuki rumahnya dengan tergesa-gesa.

Gilang menatap adiknya yang berjalan menghampirinya. Lelaki itu langsung melemparkan begitu saja tas sekolahnya di lantai duduk di samping kakaknya dengan senyuman yang lebar alis dinaik turunkan.

"Kenapa senyum-senyum?" tanya Gilang.

"Kakak tau gak apa yang gue dapetin semalam?" timpal Gala memberikan pertanyaan untuk kakaknya.

Gilang menggelengkan kepalanya bahkan tidak mengerti apa yang diucapkan adiknya. Gala semakin tersenyum lebar saat kakaknya tidak tau apapun. Lelaki itu meraih kembali tasnya kemudian membuka mengeluarkan jaket, dan meraba-raba dalam saku celananya mengeluarkan ponsel.

Gala memperlihatkan dengan jelas sebuah foto di ponselnya ada dirinya dan Zea di dalam ponsel sewaktu pertandingan kemarin malam. Gilang terkekeh kecil menggelengkan kepalanya.

"Ternyata bahagia karena ketemu sama idolanya," ujar Gilang.

Gala kembali memasukkan ponselnya dalam saku celana, dengan helaan nafas legah setelah memamerkan foto berdua kepada kakaknya.  Gala kembali merubah posisinya berhadapan dengan Gilang.

"Malam ini gue pulang larut yah," ucap Gala mendapatkan tatapan intens.

"Mau kemana lagi Lo?" tanya Gilang dengan nada dingin.

Gala menelan salivanya dengan mengarahkan pandangannya ke langit-langit rumahnya dengan senyuman kikuk seperti orang yang linglung harus menjawab apa kepada kakaknya. Gala mengangguk kecil dengan senyuman tipis kembali menatap saudaranya.

"Leo ulang tahun. Jadi kita mau rayain tepat jam 12 malam," dusta Gala.

Gilang mengangguk kecil saja walaupun sebenarnya dia tau apa tujuan asli adiknya. Gilang bukan melarang adiknya keluar malam, tetapi saat keluar harus minta izin dahulu kepadanya agar Gilang tidak khawatir kemana lelaki itu akan pergi. Dan kali ini Gilang tau adiknya akan pergi bermain motor-motoran bersama anggotanya.

Cewek cupu dan Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang