19. Terungkap

35 0 0
                                    


Zea dan teman kelasnya memulai pembelajaran dengan kesunyian. Gadis itu sejak tadi melihat bangku Gala yang kosong. Lelaki itu tidak pulang kerumahnya, tetapi mengapa dia belum masuk kedalam kelas. Bukannya Gala adalah anak yang mengerti aturan sekolah apalagi dia adalah seorang ketua osis. Itulah pikiran Zea yang karu-karuan memikirkan Gala yang sudah jelas-jelas tidak menyukainya dengan karakter jeleknya. Melainkan lelaki itu menyukainya dengan penampilan aslinya yang cantik.

Setelah pembelajaran selesai, bel istrahat juga berbunyi. Gadis itu menghela nafas panjang bagaikan pelajaran satupun tidak bisa masuk ke dalam otaknya. Zea beranjak berdiri, gadis itu seperti membeku di tempat saat kedua matanya mengarah ke arah luar jendela yang menampakkan Gala tengah berdiri di tengah lapangan dengan tangan yang hormat menghadap ke bendera.

Zea melihat keadaan cuaca yang sedang hujan deras, bahkan tidak ada satupun siswa dan siswi yang keluar melewati teras kelasnya. Karena takut akan bajunya basah karena hujan. Bagaimana dengan Gala yang di berikan hukuman dengan keadaan hujan deras.

"Gue gak tega ngeliat Lo kaya gini Gala," sahut Leo yang berdiri di samping Zea.

Zea menatap Leo dengan gelisah. "Apa kamu tau, kenapa dia di hukum seperti itu?" tanya Zea.

"Dia nyelamatin cewek yang dia suka," jawab Leo.

Zea kembali menatap ke arah depan, menatap Gala yang masih tetap dengan pendiriannya yang berdiri tegap mendongakan kepalanya menatap Bendera. "Lo kayak gini hanya buat nyelamatin gue?" Lirih Zea.

"Lo ngomong apa tadi?" tanya Leo yang mengerutkan keningnya, saat mendengarkan ucapan Zea dengan nada yang berbeda.

"Gue gak ngomong apa-apa," jawab Zea yang sudah menghilangkan bahasa bakunya. Bahkan bukan hanya le saja terkejut mendengarkan suara Zea, semua siswa yang ada di kelas itu langsung refleks menolehkan kepalanya serempak menatap Zea.

"Zea?" gumam Zayyan menaikkan alisnya satu.

Gadis itu tidak menghiraukan seluruh teman-temannya yang terkejut tiba-tiba kepadanya. Gadis itu mengambil sebuah jaket gamers kesayangannya yang di keluarkan, semakin mengejutkan anggota Gala.

"Jaket ini bukannya milik?" Natan saking terkejutnya sampai tidak bisa melanjutkan kata-katanya lagi.

"Milik girl Zee," timpal Evan.

Gadis itu berlari kencang keluar dari kelas, menerobos hujan yang mengguyur seluruh tubuhnya. Gala menurunkan kepalanya yang mendongak, menatap Zea yang berlari ke arahnya.

Zea melebarkan jaketnya dengan terburu-buru, bahkan wajahnya benar-benar sangat khawatir dengan Gala. Gadis itu menaruh jaketnya di atas kepala Gala melindungi lelaki itu dari guyuran hebat.

"Lo liat cewek jelek itu, sok-sokan mau jadi pahlawan kehujanan." Ketus Incez.

"Palingan nanti di bentak lagi sama Gala," balas Nora bersama Incez saling meremehkan Zea.

Seluruh siswa dan siswi di kelas Leo, semuanya berdiri berdempet-dempetan di jendela dan ada juga di depan pintu hanya karena penasaran yang akan di lakukan Zea. Karena ucapan Zea tadi, satu kelas langsung menjadi penasaran dengan jati diri Zea yang sebenarnya. Bukan hanya satu kelas, semua kelas yang lain bahkan kelas di tingkat atas saling berkeluaran hanya melihat Zea bersama Gala berdiri di bawah hujan deras.

"Lo ngapain lagi disini? Lo gapuas gue hina?" gertak Gala menurunkan tangannya.

Zea menggelengkan kepalanya. "Gue gak tega Lo sendirian menerima hukuman ini," jawab Zea.

Gala yang baru sadar, refleks menoleh menatap Zea yang nada bicaranya yang berbeda. "Lo Zea? Lo gak keserupan?" tanya Gala bingung.

Gadis itu memasangkan jaket miliknya ke tubuh Gala. Sedangkan Zea membuka kacamatanya dan membuangnya ke lantai lapangan. Gadis itu melepaskan gigi palsunya di depan Gala, bukan hanya Gala yang melihatnya tapi seluruh siswa dan siswi SMA pelita menyaksikan dengan perasaan deg-degan yang kaget.

Gadis itu mendongakan kepalanya, membiarkan seluruh tetesan air hujan mengenai wajahnya. Hingga make-up jeleknya yang menutupi wajah aslinya kini luntur, hingga kedua mata Gala melotot.

"Girl Zee?" gumam Gala dengan matanya yang masih melotot hebat melihat Zea yang memunculkan wajah aslinya.

Zea kembali menurunkan wajahnya, dengan nafas tersengal-sengal. Kedua mata indah Zea menatap Gala. Kedua mata mereka saling bertatapan.

"Gue Zea," jawab Zea.

"Gak. Lo pasti bukan girl Zee, Lo make topeng berapa haa!!" hardik Gala tak percaya.

Incez menjatuhkan kipasnya, dengan mulut menganga. "Omaygatt? dia bukannya girl Zee pemain gamers terkenal itu?" tebak Incez memukul pundak Nora berkali-kali.

Gala menggelengkan kepalanya, lelaki itu melangkahkan kakinya semakin dekat kepada Zea. Kedua tangan Gala memaksa menggosok wajah Zea yang mengira gadis itu memakai topeng berlapis-lapis.

"GUE ZEA GALA!!" teriak Zea mendorong tubuh Gala menjauh darinya.

"Gue Zea idola gamers Lo, gue Zea yang Lo selamatin saat gue ingin dinikahin. Dan gue Zea...Zea yang Lo kejar-kejar di tempat studio gamers!!" seloroh Zea menjelaskan semuanya.

Gala terdiam mendengarkan penjelasan Zea. Lelaki itu mendekat kepada Zea, tetapi gadis itu semakin menajuh.
"Tapi kenapa Lo harus jadi gadis cup-"

"Gue jadi gadis cupu cuman mau liat sifat asli orang-orang yang mun4fik kayak Lo." Tangkas Zea.

"Gue gak nyangka yah, Lo ngebandingin wajah jelek gue sama wajah cantik gue." Tekan Zea.

"Gue pikir dengan wajah jelek gue, bisa ngeluluhin hati Lo buat gue. Tapi sedikitpun gak ada, Lo cuma naruh perasaan di wajah asli gue." Ujar Zea.

"Girl ze-, gak bukan girl Zee. Zea bukan gitu..." Gala menggantung ucapannya. "Sama sekali gue gak mau jauhin Lo, tapi gue naruh perasaan ke girl Zee jati diri Lo sendiri. Bukan jati diri Lo yang palsu, makannya gue jauhin Lo." Jelas Gala.

"Lo itu picik tau gak. Kalau Lo cinta sama gue, harusnya Lo gak Mandang keburukan topeng gue," tekan Zea membalikkan badannya berlalu pergi.

Cewek cupu dan Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang