11. Acara ulang tahun

22 1 0
                                    

Gala masih terbeku saat seorang gadis begitu agresif menciumnya dengan pemaksaan. Lelaki itu menundukkan kedua matanya menatap Zea yang masih tidak ingin melepaskan bibirnya di bibir Gala. Lelaki itu segera mendorong Zea menjauh darinya dengan secara memberontak.

Gala mengelap bibirnya dengan penuh jijik yang seperti membuatnya benar-benar dirinya mengenai kotoran. Gala kembali menatap Zea dengan mata melotot. "GILA LO YAH?!" teriak Gala penuh amarah.

Zea membalikkan badannya, menepuk jidatnya sendiri merasa menyesal karena tidak menahan nafsunya sendiri mencium lelaki seperti Gala. Gadis itu terburu-buru memasang kembali gigi palsunya yang memanjang di depan. Zea terkejut saat Gala menepuk pundaknya deara kasar refleks gadis itu membalikkan badannya menghadap Gala.

"Gigi Lo palsu, kan?" tanya Gala penuh curiga.

"Tidak." Jawab cepat Zea dengan meneguk salivanya.

Gala menghiraukan ucapan Zea, lelaki itu mencuci wajahnya berkali-kali di dalam toilet hingga sebagian baju seragamnya basah. Lelaki itu menatap tajam Zea seraya berjalan meninggalkan gadis itu di sana sendirian.

Zea menundukkan kepalanya. "Sebenarnya gue kenapa sih?" batin Zea tidak mengerti dengan perasaannya kepada Gala.

Sejak tadi dari kejauhan, seorang gadis melihat Zea yang mencium Gala. Membuat gadis itu tersenyum smrik penuh rencana dan kebencian menatap Zea. Gadis itu berlalu pergi memasuki ruangan kelasnya menghampiri Incez.

"Incez!!!" teriak Nora.

"Lo darimana ajasih?" tanya Incez mengibaskan rambutnya kebelakang.

Nora menarik nafasnya dalam-dalam dan kemudian menghembuskan nafasku dengan panjang. "Malam ini Lo ulang tahun kan?" tanya Nora.

"AHhhhh!!!! kamu inget?" girang Incez saat tau Nora sahabatnya tau hari ulang tahunnya yang memang akan di adakan malam ini. Secara incez adalah anak mami di keluarganya.

"Ingat dong. Lo udah bagiin undangannya?" Tuntut Nora menaikkan alisnya.

Incez menggelengkan kepalanya meraih beberapa undangan di dalam tasnya, kemudia meletakkan di atas meja. Nora tersenyum lebar melihat undangan yang masih tertera di atas meja.

"Biar gue bagiin yah undangannya." Titah Nora.

"Boleh deh, tapi jangan salah undang orang yah." Balas Incez menyodorkan undangannya kepada Nora.

Nora keluar dari ruangan kelasnya, menghampiri satu-persatu teman-teman bahkan adik kelasnya memberikan undangan ulang tahun Incez. Nora begitu bersemangat membagikannya ke semua orang bahkan dia memberikan satu undangan kepada Zea dengan senyuman lebar.

"Lo dandan rapi yah, jangan malu-maluin." Sahut Nora kepada Zea kemudian berlalu meninggalkannya.

Leo menatap risih undangan yang diberikan juga, bahkan anggota yang lainnya mendapatkan undangan yang sama. Melihat itu Natan malah bersorak gembira menepuk-nepukkan tanganya kebelakang punggung Evan.

"Lo napasih?" tanya Evan dengan kesal segera menjauh dari Natan.

"Bro, ini waktunya makan besar di rumah Incez." Ujar Natan menggelengkan kepalanya dengan senyuman.

"Kalau makan cepat banget Lo." Ketus Alvin.

Zayyan menatap Gala ketuanya hanya diam saja, sejak tadi. Lelaki itu menghampiri Gala yang memang berada cukup jauh dari anggotanya. Lelaki itu menepuk pundak sahabatnya dengan senyuman lebar.

"Lo mau datang gak?" Tanya Zayyan.

"Gue gak tau," jawab Gala dengan nada dingin.

"Terus Lo kenapa, ada masalah?" tanya Zayyan lagi.

Cewek cupu dan Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang