12. Kasian

22 1 0
                                    


Zea melangkahkan kakinya memasuki rumahnya, dengan langkah yang begitu pelan. Gadis itu menghentikan langkahnya sejenak saat melihat sebuah koper besar miliknya kini berada di hadapannya bersama barang-barang gamers nya di letakkan di lantai begitu saja. Gadis itu mendongakkan kepalanya menatap sang adik yang hanya terdiam dengan wajah suram yang berdiri di hadapannya tetapi sama sekali tidak ingin melihat kakaknya.

Zea berjongkok memungut headphone dan laptopnya yang pecah begitu saja rasanya membuat hati gamers nya hancur luput begitu saja. "Maksud Lo apa Cia giniin bareng kakak?" tanya Zea beranjak berdiri.

Cia memutar bola matanya dengan malas, melipatkan tanganya di depan dada. "Sok polos, sok cupu. Ternyata kakak diam-diam mau ngerebutin kak Gala juga dari Cia?" sentak Cia.

"Kakak udah lupa kalau Cia suka dan cinta banget sama kak Gala!!" gertak Cia dengan nafas memburu.

Zea tersenyum miris memalingkan wajahnya, mendengarkan ucapan adiknya yang seolah-olah begitu sangat di khianati dan sakit hati.

"Hanya karena seorang lelaki Lo berani ngusir kakak Lo sendiri?" tanya Zea dengan nada pelan.

"Kalau iya kenapa? mama sama Papa juga tau kalau kakak itu kerjanya cuma gamers doang, dia nyuruh kakak pergi dari rumah ini." Jelas Cia dengan bangganya tersenyum smrik di hadapan Zea.

Zea mengusap wajahnya dengan kasar melemparkan kembali laptopnya hingga terbelah dengan keyboardnya. Cia melihat itu tentu saja terkejut hingga memundurkan langkahnya, saat Zea mendongakan kepalanya dengan wajah geram kepadanya. Zea tertawa kecil memalingkan wajahnya menghentikan langkahnya menendang koper.

"Lo bahkan udah ngerebut ayah gue buat Lo? hebat yah sekarang. Ternyata ini yang Lo mau dari gue? kekayaan ayah gue yang mau Lo kuasain bareng mama Lo itu?" gerutu Zea.

"Sejak awal gue udah tau rencana busuk Lo. Tapi gue cuma diem aja, ternyata sekarang Lo menang udah ngedapetin ayah gue dan hartanya."

Zea bertepuk tangan berjalan mengelilingi Cia, semakin membuat Cia yang ternyata adik tirinya itu ketakutan kepadanya. "Gue bangga punya adik tiri kayak Lo. Hebat ngalahin gue," ujar Zea.

"Rumah ini jadi milik Lo sepuasnya, ayah gue jadi milik Lo." Gerutu Zea meraih kopernya membalikkan badan, dengan tetesan air mata menetes di wajahnya tak membuatnya goyah dan tertahan tinggal di rumah milik almarhum ibunya lagi.

***
Gala merebahkan dirinya di atas kasur, terus bergerutu kesal saat mengingat video dirinya dan Zea tersebar dimana-mana.

"Cewek kampungan itu ngerusak semuanya." Umpat Gala melemparkan bantalnya kebawah.

"Kalau Incez aja semarah itu sama Zea karena gue ciuman, apa girl Zee juga akan semarah itu karena cemburu." Batin Gala frustasi.

Gala meraih ponselnya tidak ada balasan satupun chatnya yang dibalas oleh girl Zee. Lelaki itu semakin pusing.

Zea memasuki rumah yang memang di tempatkan untuk tim gamers nya soul gold. Rumah itu memang adalah milik Zea dan anggotanya yang lain sebagai tempat menginap dan melatihnya dalam bermain gamers.

Melihat kedatangan Zea kembali membuat empat temannya bersorak gembira, walaupun sebenarnya juga mereka tidak menyangka karena ini pertama kalinya Zea datang ke markas membawa koper dengan wajah murung. Biasanya Zea akan datang dengan tangan kosong bersama senyuman gembira karena akan bersiap melatih dirinya.

"Zea akhirnya Lo balik lagi..." Senang Ciko.

"Lo kenapa Zea?" tanya Aryan.

"Muka Lo kusut banget, Lo gapapa?" timpal Key.

"Iyanih Lo kenapasih," sahut Ares kebingungan.

Zea mengabaikan semua pertanyaan teman-temannya, gadis itu hanya melanjutkan langkahnya menghampiri sebuah pintu yang tertulis namanya. Sebuah pintu yang terbuka memperlihatkan kamar yang akan di tempati oleh Zea dan mungkin akan seterusnya. Gadis itu langsung melemparkan dirinya saja di atas kasur empuk kemudian meraih ponselnya melihat gambar dirinya sewaktu kecil bersama ibu dan ayahnya.

Cewek cupu dan Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang