20. egois dan sombong

62 2 1
                                    



Zayyan terdiam dengan kedua matanya menatap Zea yang masuk kedalam kelas tanpa berbicara apapun kepada teman sekelasnya yang masih syok melihat kejadian yang bukan main. Gadis itu meraih tasnya, Zea menghentikan langkahnya di garis pintu kemudian menatap teman-temannya yang masih diam melihatnya.

Zea menghela nafas panjang. "Tolong izinin gue besok, gue lagi sibuk latihan," sahut Zea kemudian kembali melanjutkan langkahnya.

"Galvin, coba cubit gue." Suruh Natan.

"Gue gak mimpi kan?" tanya Natan.

Galvin mencubit dengan keras wajah Natan, tentu mereka semua merasa ini adalah mimpi yang sangat menakjubkan bagi mereka. Seorang idola menyamar menjadi seorang gadis cupu di sekolah,  bukankah itu sangat seperti rahasia besar.

Zea berjalan pelan menolehkan kepalanya memandangi Gala, begitupun lelaki itu yang kini terdiam dengan keadaan sama-sama terkena guyuran hujan deras. Gadis itu menggelengkan kepalanya melanjutkan langkahnya dengan cepat.

Gala melihat jaket yang dipakai, adalah jaket milik girl Zee. "Gue...gue kayaknya terlalu jahat gak sih,"; gumam Gala.

Lelaki itu berdecak kesal berlari dengan cepat, menyusul Zea yang mungkin sudah jauh naik taksi meninggalkan sekolah. Gala memakai helmnya mengebur-gebur motornya di jalan yang licin karena hujan tak kunjung berhenti hingga saat ini.

Di pertengahan jalan, Zea menyenderkan kepalanya di jendela yang tertutup rapat di taksi. Gadis itu tidak menangis, tidak pula memperlihatkan wajah yang bersedih. Namun hatinya yang saat ini hancur berkeping-keping, setelah sudah berbulan-bulan mendapatkan hinaan dari Gala, lelaki yang mencintainya dengan karakter wajah cantiknya. Zea mengeluarkan tangannya di luaran jendela membiarkan hujan membasahinya.

"Lo cinta sama gue? bagaimana mungkin." Batin Zea tertawa kecil.

"Dengan sifat Lo yang egois dan sombong, gak mungkin Lo mau sama cewek jelek." Sahut Zea.

"Kamu benar sekali," timpal seorang supir yang melirik Zea di sebuah kaca yang tergantung dalam mobil.

Zea melototkan matanya saat melihat supir yang ialah ternyata seorang pengawal dari Ramlan, lelaki tua yang memaksa ingin menikahinya. Gadis itu berusaha membuka mobil dengan paksa, sayangnya semua pintu mobil telah di kunci dari dalam oleh supir itu.

"TURUNIN GUE!!" teriak Zea memberontak.

Zea membungkukkan badannya maju ke tempat supir, gadis itu berusaha memegang kendali stir mobil. Namun supir di depan juga berusaha menyingkirkan Zea hingga gadis itu kembali duduk ke belakang. Tidak ingin menyerah, Zea memegang stir begitupun supir itu, hingga arah mobil tidak jelas tujuannya. Supir itu dan Zea sama-sama mendongakan kepalanya saat sebuah pohon besar dia datangi.

"AAHHH!!" jerit Zea bersama supir.

Zea terjatuh di kursi belakang, dengan kepalanya yang membentur dahulu ke jendela berkali-kali hingga jatuh ke kursi belakang dengan bibirnya yang berdesis sakit. Sedangkan supir masih berusaha menyadarkan dirinya kembali saat keningnya berdarah akibat benturan keras di stir mobil. Gadis itu tidak mengambil waktu lama-lama untuk berdiam di dalam mobil, gadis itu menekan tombol untuk membuka pintu di depan supir. Kemudian Zea membuka pintu dengan kepalanya yang masih pusing, hingga dia terjatuh ke tanah saat pintu mobil terbuka lebar.

Sebuah motor berhenti mendadak di depan Zea. Lelaki itu membuka helmnya dengan kedua matanya melotot menatap Zea. "Zea..." lirih Gala segera turun dari motornya.

Gala membantu Zea bangun, namun Gala lebih dahulu segera membawa gadis itu kebelakang mobil saat supir tersebut keluar dengan wajah marah.

"Dimana gadis itu?" tanya supir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cewek cupu dan Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang