10. ciuman mendadak

29 1 2
                                    

#Gadis_cupu_Dan_Ketua_Osis #part10

Mata lelaki itu berkeliling menatap dari atas kepala hingga ujung kaki tubuh Zea. Dia mengerutkan keningnya saat menatap luka yang dialami Zea, begitu mirip dengan Zea cupu yang di sekolah. Bagaimana bisa sama dia kan satu orang.

Gadis itu masih berbaring lemas di atas ranjang dengan kain basah hangat yang di letakkan di atas jidatnya. Sedangkan Gala hanya bisa menunggu gadis idolanya sadar kembali, sembari duduk di tepi ranjang mengusap lembut tangan Zea.

"Lo udah sadar girl Zee?" tanya Gala saat mendengar lenguhan kecil gadis tersebut.

Zea melihat tangan Gala yang sedari tadi mengelus tangannya. Segera gadis itu meraih kembali tangannya dan membuang wajah. Gadis itu masih kesal dengan hinaan dan cacian yang diberikan kepada semua orang begitupun Gala.  Lelaki itu merasa kebingungan dengan tingkah aneh Zea yang mendadak suram kepadanya bahkan tidak mengeluarkan suara apapun.

"Lo kok bisa luka kayak gini?" tanya Gala lagi khawatir.

Zea tertawa miris mendengar pertanyaan Gala. Zea menatap kembali lelaki di dekatnya dengan tatapan intens. "Gue gapapa. Lo bisa pulang gue pengen istrahat," jawab Zea dengan ketus.

"Tapi gue khawatir sama Lo Zee," lirih Gala.

"Gue bisa jaga diri sendiri. Lagian gue bisa manggil teman tim gue kesini," ujar Zea.

Melihat tidak ada pergerakan sedikit pun Zea menarik nafasnya dalam-dalam bersiap mengeluarkan suara kesalnya. "Pulang aja." Tuntut Zea.

Gala beranjak dari ranjang gadis itu. Gala menoleh sesekali menatap Zea, walaupun gadis itu tidak Sudi melihat Gala sedetik pun. Lelaki itu membuka pintu keluar dari kamar Zea dan kembali ditutup dengan rapat agar gadis itu bisa istirahat dengan tenang. Zea menghela nafas panjang saat Gala benar-benar pergi dari hadapannya. Zea memiringkan kepalanya menatap meja sudut ranjangnya penuh dengan masakan yang dibuat oleh Gala selama dirinya tak sadar, bahkan sudah ada obat-obatan di atasnya.

"Gue gak tau sebenernya Lo itu baik atau jahat sih." Gumam Zea berpikir.

***
Keesokan paginya seperti biasa sekolah dimulai lagi, menyambut kedatangan murid-murid berlarian dengan tergesa-gesa memasuki lingkungan sekolah SMA pelita. Zea memasang kacamatanya dahulu sebelum keluar dari taksi. Gadis itu berjalan pincang. Kedua matanya melotot saat melihat penjaga sekolah mulai menutup gerbang, ditandai bahwa siswa dilarang masuk lagi karena terlambat.

"Ah sial.." gumam Zea dengan wajah melemas menoleh kanan dan kiri.

Zea berlari mengarah tembok tinggi yang menghalangi bentuk sekolahnya. Gadis itu melempar tasnya melewati tembok tinggi terjatuh di dalam lingkungan sekolah. Gadis itu tersenyum lebar, dia bersiap-siap memanjat tembok tinggi. Gadis itu memperbaiki kacamatanya dahulu kemudian merangkak seperti cicak di tembok.

"Ngapain Lo disitu." Ucap Gala yang sedari tadi berdiri sewaktu melihat tas melayang masuk ke lingkungan sekolah.

Terkejut mendengar itu, kaki Zea malah tidak seimbang hingga dia terjatuh kebawah memasuki lingkungan sekolah. Refleks Gala segera menangkap tubuh gadis kecil itu dengan ala bridal style seperti seorang pangeran menyelamatkan princess nya.

Zea terdiam membeku memandangi Gala yang berwajah datar menatapnya. Sadar kembali Zea segera turun dengan wajah penuh keringat karena memanjat tembok tinggi.

"Lo tau gak bahayanya manjat tembok?Lo nekat banget sih, kalau celaka gimana?" bentak Gala.

Zea mendongakan kepalanya memegangi tasnya dengan senyuman lebar. "Anda perhatian juga sama saya," harap Zea.

"Dih, geer." Ketus Gala.

Gala melipat kedua tangannya di depan dada.  Melihat Zea dari ujung rambut hingga ujung kaki. Lelaki itu mengerutkan keningnya memandangi Zea dengan keanehan dan bingung. Melihat keanehan tatapan Gala, Zea melihat dirinya sendiri dengan menundukkan kepala melihat kaki hingga badannya. Gadis itu menggaruk kepalanya dan terdiam melotot.

"Kepangan rambut Lo lepas?" tanya Gala dengan suara pelan.

"Astaga gue lupa kepang rambut gue." Batin Zea mengumpat.

"In---i saya merasa rambut saya basah." Jawab Zea terbata-bata.

"Lo cantik kalau pake kepangan rambut," sahut Gala dengan senyuman tipis.

Zea semakin memperdalam tatapannya menatap Gala. Jantung gadis itu berdetak lebih kencang saat mendengar pujian cantik dari mulut Gala.

"Benarkah?" tanya Zea.

"Gue serius, Lo cantik pake kepangan. Lo gadis sederhana tapi tetap cantik," balas Gala dengan nada jutek.

Pandangan mereka tak lepas satu sama lain. Mereka berdua saling bertatapan. Entah mengapa Gala merasa tidak asing dengan Zea, walaupun Gala sebenarnya masih menganggap Zea adalah gadis jelek entah mengapa hatinya mengatakan bahwa Zea cantik dari dalam dengan hatinya.

"KALIAN BERDUA!!" teriak guru dari kejauhan.

Sontak mereka berdua terkejut, bersamaan menoleh ke sampingnya menatap guru wanita gendut sedang menatap marah kearahnya. Gala dan Zea menarik nafasnya dalam-dalam dan hembuskan. Mereka berdua berjalan bersama menghampiri guru gendut itu.

"Kalian berdua terlambat?" tanya guru dengan nada tinggi.

Gala refleks menggelengkan kepalanya dan menunjuk ke arah Zea. "Gue gak telat bu. Cuma dia doang," ujar Gala.

Zea hanya menahan amarahnya mendengar ucapan Gala yang benar-benar meluap amarah. Gadis itu hanya kaku memegang kacamatanya. Zea melirik sekilas menatap guru gendut yang begitu menatapnya dengan tajam, membuat Zea kembali tertunduk takut.

"Kalian berdua dihukum membersihkan toilet." Tuntut guru.

"Tapi Bu cuma Zea doang yang telat, gue gak!" bantah Gala tidak terima.

"Anda harus menerima kenyataan." Lirih Zea menarik tangan Gala bersamanya berjalan ke arah toilet umum siswa.

***
Gala menggerakkan pel lantainya terus menerus di dalam toilet, seraya menutup hidungnya menggunakan kerah baju lehernya. Zea menatap gala dengan intens, karena sedari tadi lelaki itu terus mual-mual seperti orang hamil yang mengidam.

"Lo sialan banget sih jadi cewek." Kesal Gala melemparkan pel lantainya.

"Iyah saya memang sial, cuma Incez saja yang tidak mendapatkan kesialan ini, kan?" sahut Zea mengalihkan pembicaraan.

Gala menaikkan sudut bibirnya menoleh menatap zea yang tiba-tiba berwajah kusut. "Maksud Lo?" tanya Gala.

"Kalian berdua pacaran? kemarin saat pertandingan kalian berciuman mesra." Ujar Zea dengan nada dingin.

"Gue sama dia gak pacaran." Gerutu Gala tak senang.

"Bagaimana rasanya bercium4n dengannya?" tanya Zea berdiri berhadapan dengan Gala.

Gala tersenyum kecut. "Ngapain bahas itu sih? Lo gak nyambung banget jadi cewek." Ejek Gala.

"Anda anak berandalan, pasti kamu sering tidur dengan beberapa wanita atau gadis." Sahut Zea.

Gala tak menjawab ucapan Zea, dia hanya mengalihkan pandangannya menghela nafas panjang melihat tingkah aneh dan gelagat Zea yang benar-benar aneh.

"Bagaimana kalau kita mencobanya juga?"

"Apa?" tanya Gala bingung.

"Bercium4n." Sahut Zea, membuat Gala refleks menoleh terkejut seraya tertawa.

"Gak boleh. Lo anak baik," tolak Gala dengan lembut mengelus puncak kepala Zea.

Zea menghela nafas berat, gadis itu cemberut dengan wajah jeleknya membuat Gala membuang wajah terkekeh kecil melihat Zea yang sepertinya ingin merasakan bercium4n dengan fansnya sendiri.

"Jangan pasang muka kayak gitu, Lo lucu tau gak." Ujar Gala tak sadar mencubit gemas pipi Zea.

Gala hendak pergi setelah memang pekerjaan mereka berdua selesai. Tetapi Zea menahan tangan Gala, membuat lelaki itu menoleh menatap Zea dengan alis dinaikkan.

"Saya menyukaimu," ucap Zea memegang kedua pipi lelaki itu. Dan kemudian gadis itu melepaskan gigi panjangnya yang menghalanginya, membuat Gala melototkan matanya saat gadis itu benar-benar mencium bibirnya.

Cewek cupu dan Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang