8. Cinderella milik siapa

29 1 3
                                    

Kini kepala sekolah sudah datang berdiri di ratusan lebih siswa di hadapannya, yang sudah heboh karena mengeluh akan panasnya matahari. Kepala sekolah mulai menyalakan mic dan berdehem mengalihkan pandangan seluru murid kepadanya.

"Sebelumnya saya minta maaf, karena telah lambat." Ucap pak Guntur.

"Saya mengumpulkan kalian untuk menyampaikan. Sekolah kita akan mengadakan lomba drama dengan tema seorang princess dan Cinderella," jelas pak Guntur.

Semua orang bersorak bahagia, dan ada juga yang mengeluh karena yang pastinya akan membutuhkan latihan yang begitu banyak. Sedangkan yang senang ini akan mengeluarkan yang terbaik dari segalanya.

Zea tetap berekspresi datar mendengarkannya. Karena dia yakin dengan wajah palsu jeleknya ini dia tidak mungkin bisa mendapatkan sebagai pemeran utama seorang princess. Gadis itu menghela nafas panjang menendang-nendang kerikil di bawah kakinya dengan melemas. Gala di sampingnya menatap aneh gadis yang tiba-tiba merasa sedih itu.

"Kenapa Lo?" tanya Gala.

Zea menolehkan wajahnya dengan sendu. "Saya pengen sekali menjadi seorang Cinderella. Tapi wajah saya tidak cocok," jelas Zea.

Gala tertawa kecil mendengar itu. "Yah jelas Lo gak cocok. Muka Lo aja kek kambing lepas." Ejek Gala.

"Baiklah kita akan memanggil peran utama laki-laki yaitu yang di perankan oleh Galaksi Kenzura." panggil pak Guntur dengan sorakan mempersilahkan Gala berdiri di sampingnya.

Dengan wajah datar Gala melewati teman-temannya dengan santai. Berdiri di depan seangkatan dan adik-adik kelasnya. Zea tersenyum remeh memutar bola matanya dengan malas melihat tingkah Gala yang sok dingin ketika di sekolah.

"Dan selanjutnya kita akan memanggil dua peran gadis yang akan di tampilkan oleh Incez dan Zea Anggraini!!" panggil pak Guntur.

Mendengar nama Zea, semua siswa terkejut mendengarnya. Apa mungkin Zea memerankan pemain seorang Cinderella dengan wajah palsu jeleknya itu. Zea mulai melangkahkan dirinya tidak menghiraukan ucapan-ucapan orang yang dia lewatinya sedang mengejek dan menghinanya yang pasti.

Incez yang berdiri bersama dengan Zea secara berdampingan. Dengan secara di sengajakan menyenggol lengan Zea hampir terjatuh. Melihat itu Gala melangkahkan dirinya berdiri paling ujung berdampingan dengan Zea. Gadis itu menjadi salah tingkah hingga mendongakan kepalanya memandangi Gala yang tetap fokus menghadap seluruh siswa dan siswi. Zea berpikir entah Gala melindunginya atau sengaja mencari sensasi sendiri. Zea menggelengkan kepalanya menaikkan kecamatannya yang turun.

"Semuanya bisa bubar kecuali mereka bertiga," perintah Guntur membubarkan seluruh siswa.

Pak Guntur menolehkan kepalanya menghadap ketiga siswa di sampingnya. "Kalian semua ikut saya keruangan untuk di jelaskan," ajak Pak Guntur

Ketiganya serempak mengangguk kecil, berjalan dibelakang Pak Guntur mengikutinya masuk ke dalam kantor kemudian menuju ruangan kepala sekolah yang berdampingan dengan ruangan Osis. Mereka bertiga duduk di kursi panjang. Incez bergaya centil segera mengambil posisi duduk di samping Gala menengah di antara Zea dan lelaki itu.

"Kenapasih harus ada Zea pak? dia gak mungkin kan jadi seorang Cinderella...." Incez menggantung ucapannya dengan tatapan remeh kearah Zea yang sedang tertunduk.

"Tidak Incez. Dia hanya memerankan seorang Cinderella buruk rupa, dan setelah itu kamu bisa menjadi seorang Cinderella yang cantik rupa menjadi seorang pasangan Pangeran. Maksud bapak adalah Cinderella ini cuma satu tapi kan berubah gitu," jelas pak Guntur.

Incez bersorak bahagia bertepuk tangan dengan bangga kepada dirinya sendiri. Dengan secara refleks membuat mata Gala melotot saat Incez menggandeng tangannya.

Cewek cupu dan Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang