5. fans berat

32 2 0
                                    

Sudah lebih 20 menitan lebih, game masih berlangsung. Keringat bercucuran di ujung rambut gadis itu hingga menjadi basah. Tangan Zea sekali-kali di putar merasa pegal. Bahkan penonton bisa melihat gerakan yang di lakukan Zea. Gala berekspresi khawatir melihat idolanya merasakan kelelahan pada tangan.

Sudah sampai di ujungnya akhirnya beberapa menit lagi Zea menghancurkan milik musuhnya. Zea semakin melototkan matanya dengan tangan satunya mengenggam kuat mouse.

Seluruh penonton mendengarkan kata victory dari tim Zea, membuat seluruh pendukung tim soul gold beranjak dari duduknya bersorak gembira melihat kemenangan tim itu. Zea bahkan segera melempar pelan mouse nya. Gadis itu menyenderkan kepalanya di kursi gaming dengan nafas terengah-engah. Empat teman lelakinya berdiri saling bertos tangan bangga dengan kemenangan sendiri. Begitupun Zea beranjak dari duduknya bersalaman dengan empat lelaki sebagai tim-nya.

Gala yang merasa kegirangan menaikkan spanduk lebar yang bergambar foto Zea dengan tulisan girl Zee. "GIRL ZEE SELAMAT!!" sorak Gala.

"Lihatlah serasa seperti bukan Gala yang kita kenal," ujar Natan menggelengkan kepalanya.

"Yah begitulah lelaki jika benar-benar begitu mencintai idola sendiri, sampai lupa dengan sifat asli." Balas Evan.

"Eh...eh liat," Zayyan menghentikan perbincangan teman-temannya.

Zea menoleh menatap Gala yang memberikan semangat padanya. Zea menunjukkan senyuman lebar memberikan dua jempol ke arah Gala. Melihat respon dari idolanya, Gala melototkan matanya tak percaya. Gala menolehkan kepalanya menatap teman-temannya dengan wajah yang tersenyum.

"Lo semua liat, kan?" tanya Gala.

"Idola kesayangan ngerespon gue!!" Bangga Gala kembali menoleh ke arah panggung.

"Kurasa ketua ini sudah gila," gumam Leo.

"Kurasa seperti itu," timpal Alvin.

Zea turun dari panggung untuk beristirahat dalam tempatnya sendiri yang sudah di sediakan untuk tim masing-masing. Sebelum melanjutkan sesi kedua memainkan gamers penentu pemenang. Zea menjatuhkan dirinya di atas sofa panjang memejamkan mata kelelahan.

"Tangan gue sampai gemetaran lawan mereka," sahut Key menggelengkan kepalanya.

"Sumpah kalau tadi Zea gak maju kita kalah nih kayaknya." Ujar Reo.

"Minum dulu." Ucap Rayyan sebagai ketua tim, membagi-bagikan air minum.

Gala masih sibuk menyenderkan tubuhnya di kursi di dalam ruangan panggung sembari menunggu kembali tim bermain grand final. Mata Gala sungguh tidak tenang menoleh kanan dan kiri. Melihat itu teman-temannya menggelengkan kepalanya.

"Kalau Lo pengen idola, mending samperin aja ke tempat istirahatnya di belakang panggung." Usul Galvin.

"Nah bener tuh, sekalian aja minta tanda tangan," ketus Leo memutar bola matanya dengan malas.

Gala berpikir begitu lama, akhirnya dia beranjak berdiri berjalan di pinggiran panggung. Lelaki itu memberanikan dirinya memasuki lorong ruang peristirahatan tim-tim pemain. Dia mencari pintu dengan nama timnya. Setelah mencari akhirnya Gala menemukan di depan pintu ruangan istrahat soul gold.

Tok...tok..tok

Berkali-kali mendengar ketukan tersebut, Zea terbangun dari tidurnya melihat empat temannya tiba-tiba menghilang. Dengan terpaksa Zea melangkah malas membuka pintu ruangan istirahatnya. Kedua mata Zea membulat saat melihat kehadiran Gala dengan senyuman lebar tak seperti di sekolah.

"Hai, gue adalah fans berat Lo...eh kamu, gue boleh gak minta tanda tangan atau foto atau apalah," ucap Gala terbata-bata.

Zea berusaha menahan tawanya. Bagaimana tidak, pertama kalinya dia melihat lelaki yang ketika bersekolah begitu bersifat cuek dan dingin. Kini di depannya sendiri lelaki itu meminta tanda tangannya.

"Baik masuk aja," ajak Zea mengajak Gala masuk ke dalam.

"Yang mana mau di tandatangani?" tanya Zea dengan wajah angkuh mencontoh perilaku Gala semasa di sekolah.

Gala menyerahkan jaket gang motor kesayangannya kepada Zea. Dengan senang hati Zea memberikan tenda tangan kepada jaket lelaki itu kemudian menyerahkannya kembali. Gala memandang kagum jaketnya saat melihat tanda tangan idola ikut menempel pada jaket kesayangannya.

"Apa masih ada?" tanya Zea.

"Mari foto bersama," ajak Gala dengan wajah gugup.

Zea menganggukkan kepalanya. Dengan sigap Gala berjongkok menyamakan tingginya dengan Zea yang memang begitu pendek sebahu dengan Gala. Zea sedikit terkejut melirikkan matanya melihat Gala merangkul pundaknya dengan bersemangat. Gala mulai tersenyum ke kamera begitupun Zea hingga mengambil sebuah gambar bersejarah bagi Gala.

Gala tersenyum malu di depan Zea. "Makasih, sampai bertemu lagi," pamit Gala mulai membalikkan badannya yang ternyata empat tim Zea sudah berada depan pintu Sedari tadi melihat gerak gerik mereka berdua.

Gala menghiraukan tatapan empat lelaki tersebut, dia menerobos keluar setelah mendapatkan apa yang di inginkannya.

"Wah Zee Lo dapat banyak fans yah," goda Ciko menaik turunkan alisnya.

Zea berdecak kesal. "Udah...ayo ke panggung udah mau mulai tuh," ajak Zea berjalan dengan cepat bersama wajahnya yang bersemu merah.

***
Gala kembali duduk di kursi paling depan dengan senyuman tak luntur dari wajahnya. Membuat teman-temannya penasaran apa yang sudah di lakukan Gala hingga wajah cuek temanya ini sungguh menghilang seketika satu malam.

Zea memasang headphone nya lagi di telinga. Pertandingan kembali di mulai, sedari tadi gadis itu terus memutar lehernya kanan dan kiri merasa sakit dan pegal. Bahkan tangan satunya tidak di gunakan bermain game melainkan memijat lehernya.

"Zee bantu sini!!" panggil Aryan berusaha membunuh musuhnya.

Zea mulai kewalahan harus kemana dulu, gadis itu menggerakkan karakter gamenya berlari menolong teman-teman dahulu.

"Dikit lagi Zee." Teriak Ciko berisik di headphone ke teman-temannya.

'Victory' satu kata terdengar begitu nyaring dan yang di tunggu-tunggu seluruh penonton. Kembali lagi semua penonton di buat bahagia kemenangan tim soul gold tersebut.

Tim soul gold berlarian ketengah panggung dengan senyuman lebar berteriak bangga setelah memenangkan lomba internasional tersebut. Kini piala dunia di depan matanya. Tangan kelima dari tim soul gold memegang piala tersebut kemudian di naikkan ke atas.

"GIRL ZEE GUE CINTA SAMA LO!!" teriak Gala bersorak lebih dari penonton lainnya.

***
Setelah pertandingan selesai tim Zea kembali keluar dari pertandingan setelah menyelesaikan di wawancarai oleh reporter bahkan harus menangani fans-nya yang meminta foto bersama.

Zea berkacak pinggang di depan bus yang tiba-tiba saja tak menyala. Ini benar-benar membuat Zea merasa kesal harus menunggu semalaman untuk pulang, apalagi dia juga harus sekolah bukan.

"Gala, kayaknya itu tim soul gold deh" sahut Zayyan menoleh dari kejauhan melihat tim Zea yang tengah duduk di tanah.

Gala menghampiri mereka begitupun Anggota Gala Ikut menyusul mengikuti jalan ketuanya. Zea dan empat lelaki itu menoleh menatap tujuh lelaki berdiri di depannya.

"Kenapa kalian tidak pulang?" tanya Leo kepada tim soul gold.

"Seperti biasa bus ini rusak lagi," jawab Ciko.

"Bagaimana kalau gue nganterin girl Zee,"saran Gala membuat sahabatnya dan Zea bersama timnya kompak terkejut mendengarkan saran Gala yang tidak masuk akal.

"Dan yang lainnya bisa ikut dengan sahabat gue," sambung Gala.

"Gue rasa ini ide yang bagus, gue pulang di anterin dia aja deh." Ucap Key Beranjak dari duduknya merangkul Natan bersama sama pulang.

Begitupun lainnya ikut pulang di antar oleh anggota Galaksi. Zea masih duduk di tanah dengan wajah yang linglung memikirkan harus ikut atau tidak dengan Gala musuh bebuyutan.

"Ayo ini udah larut," ujar Gala.

Zea tak mempunyai pilihan lain, dia berusaha bangun dari duduknya. Karena merasa kelelahan hingga kakinya tergelincir, dengan cepat Gala menarik tangan Zea bahkan Gala mengambil kesempatan mengangkat tubuh Zea dengan ala bridal style.

Next terus (⁠'⁠ ⁠.⁠ ⁠.̫⁠ ⁠.⁠ ⁠'⁠)

Cewek cupu dan Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang