6. Asli atau palsu

28 1 0
                                    

Udara malam yang dingin cukup menyengat tubuh. Gala mengendarai motornya dengan pelan, sengaja memperlambat agar lebih begitu lama membonceng idolanya yang berada di jok belakang motor Gala. Gala menolehkan kepalanya melihat Zea yang kedinginan memeluk tubuhnya sendiri. Gala menghentikan motornya sejenak di persimpangan jalan.

Zea mengerutkan keningnya menatap Gala yang beranjak turun dari motornya melepas jaketnya. "Kok berhenti?" tanya Zea.

Zea merasa tersentuh saat Gala memakaikan jaket ke tubuhnya dengan lembut. "Lo pasti kedinginan, jadi Lo pake jaket gue dulu." Saran Gala dengan senyuman hangat.

Zea memalingkan wajahnya mengangguk kecil. Lelaki itu kembali menaiki motornya memasang helm mulai mengendarainya dengan pelan.

Setelah beberapa menit Zea menepuk pundak Gala untuk menghentikan motor di depan gerbang rumah yang cukup mewah dan besar. Gala ikut turun melepaskan helmnya melihat Zea melepaskan helm kemudian menyodorkan kembali kepada Gala.

"Makasih udah nganterin gue," ucap Zea dengan senyuman kikuk.

Gala membalas senyuman Zea. Gadis itu berlalu pergi memasuki pekarangan rumahnya meninggalkan Gala yang masih setia memandangi belakang punggung gadis yang kini memasuki rumahnya.

***
Zea mengemasi buku-buku pelajarannya ke dalam tas selempang kesayangannya. Zea beralih melangkah di depan cermin menampilkan wajah jelek dan cupunya di depan cermin.

Mata Zea menyipitkan matanya melirik jaket yang bergantungan di belakang pintunya. Gadis itu membalikkan badannya menatap jaket yang tidak kembalikan kepada pemiliknya. Zea menghela nafas panjang beralih meraih jaket tersebut berpikir lama apakah dia harus mengembalikannya di sekolah. Berpikir begitu lama, Zea memasukkan jaket kedalam tasnya menarik resleting ditutup. Zea mulai keluar dari kamarnya, berlari kecil keluar dari rumah. Melihat sang adik sudah berangkat duluan bersama teman-temannya. Untung saja teman adiknya tidak melihat dirinya.

***
Deru suara motor membelok diparkiran sekolah seperti biasanya, tujuh lelaki itulah yang selalu mengunakan motor sport kesayangan mereka masing-masing.

Gala memakai hoodie yang sudah kusut, tetapi tetapi tampan terlihat.

"Tumben Lo gak pakai jaket geng?" tanya Evan.

"Ketinggalan di tubuh girl Zee," jawab Gala tertunduk tersenyum malu.

Keenam temannya bersorak saling kode, mengerti mengapa Gala meninggalkan jaket kesayangannya kepada idolanya.

"Gue tau, pasti ini cara Lo buat ketemu dia lagi kan?" tebak Natan bersemangat.

"Lo beneran suka sama idola Lo?" timpal Alvin.

Gala tak menghiraukan pertanyaan-pertanyaan teman-temannya. Dia melanjutkan langkahnya melewati para gadis-gadis centil yang selalu berniat mendekatinya. Gala menghentikan langkahnya di lorong kelas saat Zea berpenampilan cupu berdiri di hadapan Gala Saat ini dengan senyuman lebar memperlihatkan gigi panjangnya.

Gala memutar bola matanya malas melihat Zea jelek didepannya. "Ngapain Lo?" tanya Gala ketus.

"Kayaknya gadis jelek ini jatuh hati deh gara-gara kemarin dicium?" bisik Galvin kepada Leo.

"Berisik." Umpat Leo.

Tanpa basa basi dan berlama-lama. Zea menarik resleting membuka lebar tasnya mengeluarkan jaket geng motor milik Gala, yang membuat Gala dan enam temanya sama-sama terkejutnya melihat jaket itu ada di tangan gadis cupu Zea. Padahal Zea di hadapannya adalah Zea yang semalam dia lihat di pertandingan.

Gala merampas cepat jaketnya meniup-niup jaketnya berkali-kali dengan terburu-buru. Kemudian Gala melirik sinis Zea. "Kenapa jaket gue sama Lo?" tanya Gala.

Cewek cupu dan Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang