18. Suatu saat nanti

30 0 2
                                    

Zea dan lima lelaki lainnya bersama-sama duduk di ruang makan, menikmati makanan yang dibuat oleh Aryan. Mereka semua begitu lahap, karena dua hari yang lalu mereka sampai tidak nafsu makan memikirkan keberadaan Zea yang entah hilang kemana.

Gala memang menikmati makanannya, tetapi raut wajahnya masih berpikir tentang biodata girl Zee yang sebenarnya. Melihat wajah Gala seperti itu, Ciko yang berada di sampingnya menyenggol pelan lengan lelaki itu.

"Lo kenapa?" tanya Ciko, membuat yang lainnya ikut memerhatikan Gala.

Gala tersenyum kaku meletakkan sendok dan garpu nya kembali kepiring menghentikan makan. "Gue pengen nanya sama girl Zee," sahut Gala.

Zea menaikkan satu alisnya, dan memandang semua teman-temanya. "Tanya apa?"

"Lo sekolah dimana?" tanya Gala.

Zea menelan salivanya, melihat tingkah Zea yang tiba-tiba seperti gugup membuat teman tim-nya merasa keanehan.

"Gue homeschooling," dusta Zea tersenyum lebar kembali melanjutkan makannya.

Keadaan pun kembali sunyi karna mereka semua melanjutkan makanan yang sangat lezat. Setelah selesai makan Gala berpamitan pulang kepada mereka semua, lelaki itu tersenyum tipis menatap Zea begitu lama dan barulah dirinya benar-benar pergi dari markas.

Zea menghela nafas panjang, mengelus dadanya. Gadis itu berjalan melemparkan tubuhnya ke sofa empuk.

"Zea Lo kenapa bohong tentang sekolah Lo?" tanya Key penasaran.

"Lo tau kenapa gue berpenampilan cupu kalau ke sekolah? di saat gue cupu gue gak akan sangka kalau satu sekolah sama dia. Dia itu benci banget saat karakter gue yang cupu di sekolah," jelas Zea.

"Terus Ayah Lo gimana?" timpal Aryan.

"Gue gak ada urusan lagi, gue pengen istrahat." Ketus Zea beranjak dari duduknya melangkah masuk dalam kamar.

***
Keesokan paginya Gala akhirnya berangkat sekolah dengan penuh semangat lagi dan gembira. Karena dia berhasil membawa girl Zee kembali kepada teman-temannya. Tetapi anehnya semua anggotanya menatap tajam Gala terkecuali Leo.

Bukan semua teman-temannya saja, seluruh siswa dan siswi SMA pelita melirik kesal kearah Gala. Entah mengapa perasaan Gala sudah tidak nyaman sekarang. Leo berjalan menghampiri sahabatnya menepuk pundak Gala dengan pelan.

"Kok mereka ngeliatin gue kayak gitu?" tanya Gala berangkulan dengan Leo.

Leo menghela nafas panjang. "Lo jangan merasa ini salah Lo, kemarin saat Lo gak datang kesekolah ternyata perlombaan perdebatan osis itu di adakan. Karena Lo gaada, SMA sebelah menang berdiri tanpa perlawanan. Dan ini pertama kalinya sekolah kita mengalami kekalahan." Jelas Leo dengan Letih.

"Tapi kan bukannya seharunya kalau gue gaada, kalian bisa dong ngegantiin." Ujar Gala.

"Gak bisa Gala. Kalau gaada ketua perdebatan tidak bisa di adakan," seloroh Leo.

"Sekarang Lo keruangan pak Guntur, dia cariin Lo dari tadi." Ucap Leo menepuk pundak Sahabatnya berkali-kali kemudian berlalu pergi melangkah ke kelas.

Didalam kelas Zea kembali masuk ke sekolah seperti biasanya lagi, untung saja Gala datang menyelamatkannya jika tidak, entah apa yang akan terjadi dengan masa depannya. Gadis dengan kacamata bersama rambut kepangnya tak henti-hentinya tersenyum lebar menatap kotak bekal yang ada di atas mejanya.

Seraya gadis itu sejak tadi menoleh ke bangku sampingnya yang kosong, Zea mendongakan kepalanya mengarah ke pintu menunggu kedatangan Gala yang seharusnya sudah datang sejak tadi. Tapi kini bel pelajaran sudah berbunyi. namun Gala tidak sama sekali muncul.

Cewek cupu dan Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang